Embriologi Plasenta I Gusti Ayu Putu Kendran
Menjelang permulaan bulan kedua, trofoblast ditandai: villi sekunder dan tersier yang memberinya bentuk radial. Villi-villi ini berakar pada mesoderm lempeng korion dan di sebelah perifer melekat pada desidua ibu melalui kulit sitotrofoblast luar. Sistem kapiler di dalam inti batang villi segera berhubungan dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tangkai penghubung, dengan demikian tersusunlah susunan pembuluh darah ekstraembrional. Selaput Janin (Amnion) 2
Pembentukan pembuluh darah ekstraembrional 3
Pada bulan-bulan berikutnya, banyak tonjolan kecil tumbuh dari tangkai villi yang sudah ada menuju ke dalam ruang lakuna atau ruang antar-villi di sekitarnya. Menjelang permulaan bulan ke empat, sel-sel sitotrofoblas beserta sebagian sel jaringan ikat menghilang. Setelah itu hanya sinsitium dan dinding endotel pembuluh darah yang menjadi lapisan pemisah antara peredaran darah ibu dan janin. 4
Struktur dan Fungsi Amnion Selaput janin atau amnion terdiri dari lapisan desidua, khorion dan amnion. Di dalam ruangan selaput janin tersebut terdapat cairan ketuban atau liquor amnii. Pada awalnya ruangan amnion merupakan rongga kecil, tetap kemudian akan mengelilingi dan meliputi seluruh janin. 5
Bagan Lapisan Selaput Amnion Desidua Amnion Khorion Plasenta 6
Korion Frondosum Dan Desidua Basalis Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi meliputi seluruh permukaan korion. Semakin tua kehamilan, villi pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas, sehingga membentuk korion frondosum (korion bervilli lebat seperti semak-semak). Villi pada kutub abembrional mengalami degenerasi, dan pada bulan ketiga, sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion laeve 7
Perbedaan korion di kutub embrional dan abembrional juga tercermin pada susunan desiduanya, yang merupakan lapisan fungsional endometrium dan mengelupas pada saat persalinan. Desidua di atas korion frondosum, desidua basalis, terdiri atas sebuah lapisan kompak sel-sel besar, sel desidua, yang mengandung banyak sekali lipid dan glikogen. Lapisan ini, lempeng desidua, melekat erat dengan korion. Lapisan desidua di kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan bertambah besarnya gelembung korion, lapisan ini menjadi teregang dan mengalami degenerasi. 9
Selanjutnya korion laeve bersentuhan dengan dinding rahim (desidua parietalis) pada rahim sisi yang lain dan keduanya menyatu dan dengan demikian menutup rongga rahim. Korion frondosum yang bersama dengan desidua basalis, membentuk plasenta. Penyatuan amnion dan korion hingga membentuk membran amniokorion akan menutup rongga korion. Membran inilah yang pecah pada saat persalinan berlangsung (pecah ketuban). 10
Liquor Amnii Ruangan amnion berisi cairan + 1 liter cairan ketuban. Banyaknya kadang-kadang berbeda-beda. Jika lebih dari 2 liter disebut polihydramnion, jika kurang dari 500 cc disebut dengan oligohydramnion. Cairan ketuban berwarna putih keruh, berbau khas dan rasanya manis. Reaksinya agak alkalis atau netral dengan berat jenis 1,
Sumber Air Ketuban Berasal dari BAK janin, transudasi darah Ibu, sekret epitel amnion dan gabungan dari ketiganya (mixed origin). Air ketuban dapat digunakan untuk mendiagnosis jenis kelamin, golongan darah janin, Rhesus iso- imunisasi, maturitas janin, pemeriksaan penyakit. Air ketuban dapat dikenali dengan menggunakan kertas lakmus, dilihat secara makroskopis dan mikroskopis dan melalui pemeriksaan laboratorium. 12
Bentuk bundar, Ø 15 – 25 cm Terdiri dari 2 sisi : Maternal dan Fetal Maternal : merah tua, kasar, tidak rata, terdapat cotiledon buah Fetal : licin, berwarna putih, diliputi amnion Fungsi : proteksi, nutrisi, pernafasan, sekresi, produksi hormonal 13 Plasenta
Perubahan Plasenta Pada Akhir Kehamilan Pada akhir kehamilan, terjadi sejumlah perubahan pada plasenta yang mungkin merupakan suatu petunjuk akan berkurangnya pertukaran zat antara kedua peredaran darah. Perubahan-perubahan tersebut antara lain: Bertambahnya jaringan ikat fibrosa di bagian inti villi Bertambah tebalnya membrana basalis kapiler janin Oblitarasi kapiler-kapiler kecil di dalam villi Pengendapan fibrinoid pada permukaan villi pada daerah persambungan dan pada llempeng korion. Pembentukan fibrinoid yang berlebihan sering menyebabkan infark pada sebuah danau antar-villi atau kadang-kadang pada seluruh kotiledon. Kotiledon kemudian tampak keputih-putihan. 14
Perkembangan Amnion dan Tali Pusat Rrongga amnion membesar dengan cepat sambil memenuhi rongga korion, dan amnion mulai meliputi tangkai penghubung dan tangkai kantung kuning telur, karena itu mengelompokkan mereka bersama dan menyebabkan pembentukan tali pusat primitif. 15
Rongga perut untuk sementara waktu terlampau kecil bagi usus yang berkembang dengan pesat dan sebagian usus itu terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional di tali pusat. 16
DAFTAR PUSTAKA Sherwood L.( 2011). Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, edisi 6. EGC. Jakarta. Sadler.T.w. (2009). Embriologi Kedokteran Langman, edisi 10. EGC. Jakarta 17
TERIMA KASIH 18