GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE)
Heart Failure Gagal jantung adalah sindrom klinis yang terjadi karena abnormalitas struktur dan/atau fungsi jantung yang diturunkan atau didapat sehingga mengganggu kemampuan pompa jantung. (Panduan Praktik Klinis)
Faktor Resiko Hipertensi Diabetes mellitus Obesitas Dislipidemia Infark miokard Kardiomiopati
Ejection Fraction (EF) : Mengacu pada seberapa baik VENTRIKEL KIRI ataupun KANAN dalam memompa darah disetiap denyut jantung (%). Echocardiogram (echo) adalah cara yang paling umum untuk memeriksa EF. Ejection Fraction (EF) % : X ≤ 40% = HFrEF 40% - 70% dgn nilai rata-rata 50% = HFpEF (2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure: A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines) HFpEF= HF dgn fungsi Ventrikel Kiri “MASIH BAIK” HFrEF= HF dgn fungsi Ventrikel Kiri “BERKURANG” LVEF= Fraksi Ejeksi Ventrikel Kiri RVEF= Fraksi Ejeksi Ventrikel Kanan
Klasifikasi Gagal Jantung Menurut NYHA (Di Panduan Praktik Klinis) KAPASITAS FUNGSIONAL KLINIS Class I Pasien dengan penyakit jantung tanpa keterbatasan aktivitas. Aktivitas biasa tidak menyebabkan fatigue, dyspnea atau nyeri angina. Class II Penderita penyakit jantung dengan keterbatasan ringan pada aktivitas fisik. Aktivitas biasa menyebabkan fatigue, dyspnea atau nyeri angina; yang hilang dengan istirahat Class III Penderita penyakit jantung dengan keterbatasan pada aktivitas fisik. Sedikit aktivitas menyebabkan fatigue, dyspnea, palpitasi atau nyeri angina; yang hilang dengan istirahat Class IV Penderita penyakit jantung dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik. Keluhan gagal jantung atau sindroma angina mungkin masih dirasakan meskipun saat istirahat. Jika melakukan aktivitas fisik rasa tidak nyaman bertambah.
Klasifikasi Gagal Jantung Menurut The American Collage of Cardiology (ACC) – American Heart Association (AHA)
Strategi Terapi Gagal Jantung
Systematic Reviews Randomized Controlled Trials Cohort Studies Case – Control Studies Case Series, Case Reports Editorials, Expert Opinion Level Of Evidence (LOE) Puncak Pyramid menunjukkan bukti terkuat, Sedangkan yang paling dasar menunjukkan yang paling lemah
Algoritma terapi pada Gagal Jantung Stage A Stage A : Tidak memiliki kelainan struktur jantung ataupun menunjukkan gejala gagal jantung, tetapi memiliki resiko tinggi terjadi gagal jantung (hipertensi, DM, IM, obesitas, dislipidemia, merokok) Tx hipertensi sampai goal TD tercapai rekomendasi menggunakan ACEI, ARB, diuretik dan beta blocker Tx hiperglikemia sesuai guideline sampai gula darah terkontrol Tx dislipidemia
Algoritma terapi pada gagal jantung Stage B Stage B : ◦ Pasien memiliki kelainan struktur jantung, tetapi tidak menunjukkan gejala gagal jantung (IM, peny. Katup jantung, hipertrofi ventrikel kiri, px jantung dg penurunan LVEF < 40% ◦ Target terapi meminimalkan progresifitas kelainan struktur jantung dan memperlambat proses remodeling ◦ Px post MI ACEI + beta blocker tanpa memperhatikan LVEF ◦ Px dgn penurunan LVEF ACEI + beta blocker dg atau tanpa terjadinya IM ◦ Bagi px intoleran thd ACEI dapat diberikan ARB
◦ Pasien dg kelainan struktur jantung dan menunjukkan gejala gagal jantung baik saat ini maupun sebelumnya ◦ Px dgn stage C harus diberikan terapi rutin dgn diuretik, ACEI dan beta blocker ◦ Tujuan tx memperlambat progresivitas gagal jantung, menurunkan mortalitas dan morbiditas dan memperbaiki gejala ◦ Terapi lain yang dapat diberikan jika gejala tdk membaik antagonis aldosteron (e.g. Spironolacton), ARB, digoksin, hidralazin, ISDN Algoritma terapi pada gagal jantung Stage C
Dosis ACEI pada HF ACEI Menekan aktivasi neurohormonal & disfungsi sistolik ventrikel kiri.
Profil Farmakokinetik ACEI DRUGONSET (Min) DURATION (Hour) BIOAVAILABILITY (%) PROTEIN BOUND (%) Captopril – 7525 – 30 Ramipril Lisinopril Enalapril60 6 (IV) (PO) Quinapril6024≥ 6097 Fosinopril
Dosis ARB pada HF Mekanisme kerja ARB : Menghambat angiotensin II berikatan dgn Angiotensin Reseptor I (Efek Vasodilatasi) Telmisartan, 20 – 80 mg once daily initially Candesartan, 4 – 8 mg once daily initially; target dose 32 mg once daily. Valsartan, mg twice daily initially; target dose 160 mg twice daily.
Profil Farmakokinetik ARB DRUGONSET (Jam) DURATION (Hour) BIOAVAILABILITY (%) PROTEIN BOUND (%) Telmisartan1 - 2< 2442 – 5899,5 Candesartan2 -3> 2415> 99 Valsartan – 95
Dosis β-Bloker pada HF
Profil Farmakokinetik β -Bloker DRUGONSET (Jam) DURATION (Hour) BIOAVAILABILITY (%) PROTEIN BOUND (%) Bisoprolol1 – Carvedilol – 3598 Metoprolol 20 min (IV) – 8 (IV) 3 – 6 (PO) 40 – 50 (IR) 65 – 77 (ER) 10
Dosis LOOP DIURETIK pada HF
Dosis NITROGLISERIN pada HF Menghasilkan efek hemodinamik stabil pada pasien “Kongesti Pulmoner” dan “Curah Jantung yang rendah” Dosis Awal : 5 – 10 μg/min (0,1 μg/kg/min) Dosis Pemeliharaan : 35 – 200 μg/min (0,5 – 3 μg/kg/min)
Dosis NITRAT & HIDRALAZIN pada HF Seringkali di kombinasi karena aksi komplementer yang dimiliki Nitrat Pereduksi pada tahap preload. Dosis : mg. Hidralazin Vasodilator yg bekerja pd otot halus arteri. Meningkatkan Stroke Volume (SV) & Cardiac Output (CO). Dosis : 25 – 50 mg. SV : Volume darah yg dipompakan ventrikel tiap kali berkontraksi. CO : Volume darah yg dipompakan ventrikel menuju aorta tiap menit.
Dosis DIGOKSIN pada HF Pasien dgn disfungsi sistolik ventrikel kiri & terutama pada Fibrilasi Atrial Pertimbangan tahap awal terapi digoksin digunakan untuk membantu mengontrol laju respon ventrikel. Umumnya konsentrasi plasma yang ditargetkan sekitar 0,5 – 1 ng/mL. Pasien dgn fungsi ginjal normal dpt mencapai target dgn dosis pemberian 0,125 mg/hari. Dosis maks : 0,375 mg/hari.
Dosis AGEN INOTROPIK POSITIF pada HF Di indikasikan untuk “Syok Kardiogenik & Hipotensi Berat” Efek klinis yang diharapkan : ↑ CO & ↑ TD
TERIMA KASIH
Istilah Gagal Jantung
RAAS & Mekanisme Kerja ACEI - ARB
Terapi HFrEF Stage C & D