ENSEFALOPATI HEPATIK REFERAT Pembimbing : dr. Nur Hidayat, SpPD Oleh : Ririh Rahadian Syaputri J500100050 KEPANITRAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang Hati merupakan organ terbesar pada tubuh yang menyumbang sekitar 2 persen berat total tubuh Berbagai fungsi hati yaitu penyaringan dan penyimpanan darah, metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hormon, dan zat kimia asing, pembentukan empedu, penyimpanan vitamin dan besi, dan pembentukan faktor koagulasi. metabolisme protein, terjadi pembentukan ureum amonia. kerusakan pada hati fungsi tersebut terganggu hati tidak membentuk ureum konsentrasi amoniak plasma meningkat cepat koma hepatik Ensefalopati hepatik (koma hepatik) merupakan keadaan klinis gangguan sistem saraf otak pada penyakit hati dan merupakan gangguan neuropsikiatrik
Ensefalopati hepatik murni terjadi pada30-45% pasien dengan sirosis hepatis dan 10-50% pada pasien shunting transjugular intrahepatik portosystemic. Kejadian ensefalopati hepatik minimal dilaporkan berkisar 20-84%pada pasien sirosis harus dilakukan penatalaksanaan secara tepat dan cepat agar kualitas hidup pasien dapat meningkat.. diperlukan pengetahuan mengenai ensefalopati hepatik agar dapat melihat tanda klinis dan dapat melakukan penatalaksanaan yang tepat dan cepat
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Ensefalopati hepatik (EH) adalah neuropsikiatri berat akibat komplikasi dari penyakit hati baik akut maupun kronis. Ensefalopati hepatik meliputi berbagai kelainan neuropsikiatri dari berbagai tingkat keparahan baik intelektual, kognitif, emosional, perilaku dan fungsi motorik
Etiologi Kondisi yang mengurangi atau merusak fungsi hati Faktor Endogen / Primer Faktor Eksogen / sekunder
Menurut cara terjadinya Klasifikasi Menurut cara terjadinya EH tipe Kronik EH tipe Akut
Patogenesis Hipotesis Amoniak Hipotesis Toksisitas Sinergi Hipotesis neurotransmiter palsu Hipotesis GABA dan Benzodiazepin
Elektroensefalografi (EEG) Manifestasi Klinis Tingkat Gejala gejala Tanda-tanda Elektroensefalografi (EEG) Prodormal Afektif hilang, eufori, depresi, apati, kelakuan tak wajar, perubahan kebiasaan tidur Asteriksis, kesulitan bicara, kesulitan menulis (+) Koma mengancam Kebingungan, disorientasi, mengantuk Asteriksis, fetor hepatik (++) Koma ringan Kebingungan nyata, dapat bangun dari tidur, bereaksi terhadap rangsang Asteriksis, fetor hepatik, lengan kaku, hipereflek, klonus, reflek menggenggam, mengisap (+++) Koma dalam Tidak sadar, hilang reaksi rangsangan Fetor hepatik, tonus otot hilang (++++)
Gejala ensefalopati hepatik menurut sistem klasifikasi West Haven Grade 0 Minimal ensefalopati hepatik (juga dikenal sebagai ensefalopati hepatik tertutup dan sebelumnya dikenal ensefalopati subklinis), sulit mendeteksi perubahan kepribadian atau perilaku, perubahan minimal ingatan, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi, asteriksis tidak ada. Grade I penurunan kesadaran minimal, rentang perhatian berkurang, penambahan atau pengurangan gangguan, hipersomnia, insomnia, atau inversi pola tidur, euforia, depresi, atau mudah tersinggung, kebingungan ringan, kemampuan untuk melakukan tugas-tugas melambat. Grade II Kelesuan atau apatis, disorientasi, perilaku yang tidak pantas, bicara cadel, asterixis jelas, mengantuk, lesu, defisit kemampuan untuk melakukan tugas-tugas mental, perubahan kepribadian yang jelas, perilaku yang tidak pantas, dan disorientasi intermiten, biasanya mengenai waktu Grade III mengantuk tetapi dapat dibangunkan, tidak dapat melakukan tugas-tugas mental, disorientasi tentang waktu dan tempat, kebingungan, amnesia, sesekali marah Grade IV Coma dengan atau tanpa respon terhadap rangsangan yang nyeri
Diagnosis Pemeriksaan penunjang Gambaran klinis (anamnesis dan tanda fisik) Pemeriksaan penunjang
Frekuensi gelombang EEG Hasil Uji Hubungan Angka (UHA) dalam detik Tingkat ensefalopati Frekuensi gelombang EEG Grade 0 Frekuensi Alfa (8,5 – 12 siklus/detik) Grade 1 7-8 siklus/detik Grade 2 5-7 siklus/detik Grade 3 3-5 siklus/detik Grade 4 3 siklus/detik atau negativ Elektroensefalografi (EEG) Tingkat Ensefalopati Hasil Uji Hubungan Angka (UHA) dalam detik Normal 15 – 30 Grade I 31 – 50 Grade II 51 – 80 Grade III 81 – 120 Grade IV >120 Tes Psikometri
Pemeriksaan amoniak dalam darah Tingkat Ensefalopati Kadar amonia darah dalam µg/Dl Grade 0 <150 Grade I 151 – 200 Grade II 201 – 250 Grade III 251 – 300 Grade IV >300
Diagnosis banding Koma akibat intoksikasi obat-obatan dan alkohol Trauma kepala seperti komosio serebri, kontusio serebri, Tumor otak Koma akibat gangguan metabolisme lain seperti uremia,koma hipoglikemia, koma hiperglikemia Epilepsi
Penatalaksanaan tatalaksana farmakologi Non farmakologi
Non farmakologis memperbaiki oksigenasi jaringan pemberian vitamin terutama gol vit B memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan menjaga agar jangan terjadi dehidrasi Pemberian makanan berasal dari protein dikurangi atau dihentikan sementara
Disakarida nonabsorbable farmakologi laktulosa laktitol Disakarida nonabsorbable neomisin rifaximin. Antibiotik
Komplikasi Peningkatan risiko jantung, masalah ginjal, dan pernapasan Peningkatan risiko infeksi tubuh Kerusakan sistem saraf permanent Coma yang terus memburuk
Prognosis Ensefalopati hepatik akut dapat diobati dan sebagian besar membaik. Sedangkan bentuk kronis dari sering terus memburuk. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Mayoritas orang-orang yang masuk ke fase koma kemungkinan akan mati.
PENUTUP
KESIMPULAN Ensefalopati hepatik adalah neuropsikiatri berat akibat komplikasi dari penyakit hati baik akut maupun kronis. Ensefalopati hepatik meliputi berbagai kelainan neuropsikiatri dari berbagai tingkat keparahan baik intelektual, kognitif, emosional, perilaku dan fungsi motorik. Penyebab pasti dari ensefalopati hepatik tidak diketahui. Ensefalopati hati yang disebabkan oleh gangguan yang mempengaruhi hati. Ini termasuk kondisi yang mengurangi fungsi hati. Pada umumnya gambaran klinis berupa kelainan mental, kelainan neurologis, terdapatnya kelainan parenkim hati serta kelainan laboratorium. Gejala mungkin mulai perlahan-lahan dan perlahan-lahan menjadi lebih buruk. Mereka juga dapat mulai tiba-tiba dan parah dari awal. Ensefalopati hepatik akut dapat diobati dan sebagian besar membaik. Sedangkan bentuk kronis dari sering terus memburuk.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Koma Hepatikum. Available at : I n t e r n a l l i b r a r y. c o m Complete Internal Medicine and Medical Journal Collection (September, 2014) Benedeto,S.D dan Stojanov D. 2010. Minimal Hepatik Encephalopaty. In: EditorTeam Faculty of Medicine University of Nis Serbia. Miscellanea on Encephalopaties A Second Look. Europe: InTech. Budihusodo U., 2001. Pengobatan Dini Ensefalopati Hepatikum. Available at : www.interna.or.id (Oktober, 2014) Crawford, J.M. 2007. Hati dan Saluran Empedu dalam Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC Guyton, A dan Hall, J. 2007. Hati Sebagai Suatu Organ dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Lindseth, G. 2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas dalam Patofisiology (Konsep Klinis Proses-proses Penyakit). Jakarta : EGC Longstreth, G. 2013. Ensefalopati Hepatik. Available at : www.nlm.nih.gov/medlineplus/ (September, 2014) Prakash, R dan Mulen, K. 2010. Mechanisms, diagnosis and management of hepatic encephalopathy. Natur Review. Gastroenterol. Hepatoly. Vol 7, 515–525 (2010). Wolf, D.C. 2013. Hepatic Enchepalopathy. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/186101 (September, 2014) Zubir, N. 2009. Koma Hepatik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta : InternaPublishing.