ENSEFALOPATI HEPATIK REFERAT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
review Sistem Ekskresi
Advertisements

Darwis Dosen Jurusan Gizi
Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) Psikiater Anak
Diabetes Melitus Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
.. SUSPEK TYPOID ...
ILMU ALAMIAH DASAR KELOMPOK 8 PBA (C) 2012/2013.
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
KELOMPOK 6 B ARUHUL AMINI INTEN NUR RASADINA LICY MAYA RAMADANI M.HABIB HIDAYAT NAZARRUDIN NUR NEFRI YOGI ERSANDI WELLY ELVANDARI.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
KELOMPOK 9 KEPERAWATAN GERONTIK.
Kelompok 1A: Inten Nurhasadina Nafa Maulidina Novita Amelia
KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Patologi Umum.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Penatalaksanaan diet PENDERITA CHF fc II ec HHD dd/CAD, AKI dd ACUTE CKD, dan DM TIPE II di Rs. UMUM TANGERANG Oleh: Siti Fatimah
Diabetes Mellitus.
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
Dissociative disorder
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
dr. ELLY ANGGRENY ANG, SpKJ
ANEMIA Oleh : puspitasari.
TIDUR DAN RITME BIOLOGIS
Diabetes, Tak Hanya Soal Kadar Gula
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
GINJAL DAN CAIRAN TUBUH
JUVENILE DIABETES By Ninis Indriani.
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
HIPERTIROID By Ninis Indriani.
Sindrom Guillain–Barré
GANGGUAN ALAM PERASAAN
Ganguan Fungsi Hati Relin Yesika
PSIKOSIS DAN DEPRESI POSTPARTUM
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
Asuhan keperawatan hipoglikemia
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
NURUL HIDAYAH .A FARMASI A.
Baiq Reski Setiagarini
Patofisiologi dan terapi penyakit ginjal
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
Dr. Yusmardiati Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya.
Oleh : ERIKA NUR SAPFUTRI NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN BANJARMASIN,
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
TRAUMA ABDOMEN.
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
Ensefalopati Hepatik.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
dr. Denny Armin Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah lebih dari 140/90 dalam 2 waktu pengukuran Meningkatnya tekanan darah.
“Konsep Istirahat Tidur” 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 1.
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Transcript presentasi:

ENSEFALOPATI HEPATIK REFERAT Pembimbing : dr. Nur Hidayat, SpPD Oleh : Ririh Rahadian Syaputri J500100050   KEPANITRAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang Hati merupakan organ terbesar pada tubuh yang menyumbang sekitar 2 persen berat total tubuh Berbagai fungsi hati yaitu penyaringan dan penyimpanan darah, metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hormon, dan zat kimia asing, pembentukan empedu, penyimpanan vitamin dan besi, dan pembentukan faktor koagulasi. metabolisme protein, terjadi pembentukan ureum  amonia. kerusakan pada hati  fungsi tersebut terganggu  hati tidak membentuk ureum  konsentrasi amoniak plasma meningkat cepat  koma hepatik Ensefalopati hepatik (koma hepatik) merupakan keadaan klinis gangguan sistem saraf otak pada penyakit hati dan merupakan gangguan neuropsikiatrik

Ensefalopati hepatik murni terjadi pada30-45% pasien dengan sirosis hepatis dan 10-50% pada pasien shunting transjugular intrahepatik portosystemic. Kejadian ensefalopati hepatik minimal dilaporkan berkisar 20-84%pada pasien sirosis harus dilakukan penatalaksanaan secara tepat dan cepat agar kualitas hidup pasien dapat meningkat.. diperlukan pengetahuan mengenai ensefalopati hepatik agar dapat melihat tanda klinis dan dapat melakukan penatalaksanaan yang tepat dan cepat

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Ensefalopati hepatik (EH) adalah neuropsikiatri berat akibat komplikasi dari penyakit hati baik akut maupun kronis. Ensefalopati hepatik meliputi berbagai kelainan neuropsikiatri dari berbagai tingkat keparahan baik intelektual, kognitif, emosional, perilaku dan fungsi motorik

Etiologi Kondisi yang mengurangi atau merusak fungsi hati Faktor Endogen / Primer Faktor Eksogen / sekunder

Menurut cara terjadinya Klasifikasi Menurut cara terjadinya EH tipe Kronik EH tipe Akut

Patogenesis Hipotesis Amoniak Hipotesis Toksisitas Sinergi Hipotesis neurotransmiter palsu Hipotesis GABA dan Benzodiazepin

Elektroensefalografi (EEG) Manifestasi Klinis Tingkat Gejala gejala Tanda-tanda Elektroensefalografi (EEG) Prodormal Afektif hilang, eufori, depresi, apati, kelakuan tak wajar, perubahan kebiasaan tidur Asteriksis, kesulitan bicara, kesulitan menulis (+) Koma mengancam Kebingungan, disorientasi, mengantuk Asteriksis, fetor hepatik (++) Koma ringan Kebingungan nyata, dapat bangun dari tidur, bereaksi terhadap rangsang Asteriksis, fetor hepatik, lengan kaku, hipereflek, klonus, reflek menggenggam, mengisap (+++) Koma dalam Tidak sadar, hilang reaksi rangsangan Fetor hepatik, tonus otot hilang (++++)

Gejala ensefalopati hepatik menurut sistem klasifikasi West Haven Grade 0 Minimal ensefalopati hepatik (juga dikenal sebagai ensefalopati hepatik tertutup dan sebelumnya dikenal ensefalopati subklinis), sulit mendeteksi perubahan kepribadian atau perilaku, perubahan minimal ingatan, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi, asteriksis tidak ada. Grade I penurunan kesadaran minimal, rentang perhatian berkurang, penambahan atau pengurangan gangguan, hipersomnia, insomnia, atau inversi pola tidur, euforia, depresi, atau mudah tersinggung, kebingungan ringan, kemampuan untuk melakukan tugas-tugas melambat. Grade II Kelesuan atau apatis, disorientasi, perilaku yang tidak pantas, bicara cadel, asterixis jelas, mengantuk, lesu, defisit kemampuan untuk melakukan tugas-tugas mental, perubahan kepribadian yang jelas, perilaku yang tidak pantas, dan disorientasi intermiten, biasanya mengenai waktu Grade III mengantuk tetapi dapat dibangunkan, tidak dapat melakukan tugas-tugas mental, disorientasi tentang waktu dan tempat, kebingungan, amnesia, sesekali marah Grade IV Coma dengan atau tanpa respon terhadap rangsangan yang nyeri

Diagnosis Pemeriksaan penunjang Gambaran klinis (anamnesis dan tanda fisik) Pemeriksaan penunjang

Frekuensi gelombang EEG Hasil Uji Hubungan Angka (UHA) dalam detik Tingkat ensefalopati Frekuensi gelombang EEG Grade 0 Frekuensi Alfa (8,5 – 12 siklus/detik) Grade 1 7-8 siklus/detik Grade 2 5-7 siklus/detik Grade 3 3-5 siklus/detik Grade 4 3 siklus/detik atau negativ Elektroensefalografi (EEG) Tingkat Ensefalopati Hasil Uji Hubungan Angka (UHA) dalam detik Normal 15 – 30 Grade I 31 – 50 Grade II 51 – 80 Grade III 81 – 120 Grade IV >120 Tes Psikometri

Pemeriksaan amoniak dalam darah Tingkat Ensefalopati Kadar amonia darah dalam µg/Dl Grade 0 <150 Grade I 151 – 200 Grade II 201 – 250 Grade III 251 – 300 Grade IV >300

Diagnosis banding Koma akibat intoksikasi obat-obatan dan alkohol Trauma kepala seperti komosio serebri, kontusio serebri, Tumor otak Koma akibat gangguan metabolisme lain seperti uremia,koma hipoglikemia, koma hiperglikemia Epilepsi

Penatalaksanaan tatalaksana farmakologi Non farmakologi

Non farmakologis memperbaiki oksigenasi jaringan pemberian vitamin terutama gol vit B memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan menjaga agar jangan terjadi dehidrasi Pemberian makanan berasal dari protein dikurangi atau dihentikan sementara

Disakarida nonabsorbable farmakologi laktulosa laktitol Disakarida nonabsorbable neomisin rifaximin. Antibiotik

Komplikasi Peningkatan risiko jantung, masalah ginjal, dan pernapasan Peningkatan risiko infeksi tubuh Kerusakan sistem saraf permanent Coma yang terus memburuk

Prognosis Ensefalopati hepatik akut dapat diobati dan sebagian besar membaik. Sedangkan bentuk kronis dari sering terus memburuk. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Mayoritas orang-orang yang masuk ke fase koma kemungkinan akan mati. 

PENUTUP

KESIMPULAN Ensefalopati hepatik adalah neuropsikiatri berat akibat komplikasi dari penyakit hati baik akut maupun kronis. Ensefalopati hepatik meliputi berbagai kelainan neuropsikiatri dari berbagai tingkat keparahan baik intelektual, kognitif, emosional, perilaku dan fungsi motorik. Penyebab pasti dari ensefalopati hepatik tidak diketahui. Ensefalopati hati yang disebabkan oleh gangguan yang mempengaruhi hati. Ini termasuk kondisi yang mengurangi fungsi hati. Pada umumnya gambaran klinis berupa kelainan mental, kelainan neurologis, terdapatnya kelainan parenkim hati serta kelainan laboratorium. Gejala mungkin mulai perlahan-lahan dan perlahan-lahan menjadi lebih buruk. Mereka juga dapat mulai tiba-tiba dan parah dari awal. Ensefalopati hepatik akut dapat diobati dan sebagian besar membaik. Sedangkan bentuk kronis dari sering terus memburuk.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Koma Hepatikum. Available at : I n t e r n a l l i b r a r y. c o m Complete Internal Medicine and Medical Journal Collection (September, 2014) Benedeto,S.D dan Stojanov D. 2010. Minimal Hepatik Encephalopaty. In: EditorTeam Faculty of Medicine University of Nis Serbia. Miscellanea on Encephalopaties A Second Look. Europe: InTech. Budihusodo U., 2001. Pengobatan Dini Ensefalopati Hepatikum. Available at : www.interna.or.id (Oktober, 2014) Crawford, J.M. 2007. Hati dan Saluran Empedu dalam Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC Guyton, A dan Hall, J. 2007. Hati Sebagai Suatu Organ dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Lindseth, G. 2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas dalam Patofisiology (Konsep Klinis Proses-proses Penyakit). Jakarta : EGC Longstreth, G. 2013. Ensefalopati Hepatik. Available at : www.nlm.nih.gov/medlineplus/ (September, 2014) Prakash, R dan Mulen, K. 2010. Mechanisms, diagnosis and management of hepatic encephalopathy. Natur Review. Gastroenterol. Hepatoly. Vol 7, 515–525 (2010). Wolf, D.C. 2013. Hepatic Enchepalopathy. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/186101 (September, 2014) Zubir, N. 2009. Koma Hepatik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta : InternaPublishing.