METODE DAKWAH RASUL Andri Ismail, MA منهج دعوةالرسول Bagian ke-1
KONDISI ISLAM AKHIR ZAMAN وَ اِنَّ بَنِي إِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلى ثَنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةَ وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلى ثَلَاثِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةَ كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةَ وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي Sesungguhnya Bani Israil telah terpecah-belah menjadi 72 aliran keagamaan, dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 aliran keagamaan, semuanya di neraka kecuali satu aliran keagamaan saja. Para sahabat : ‘Siapakah golongan yang selamat tersebut, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab : ‘(Golongan yang mengikuti) kebenaran yang di hari ini aku dan para sahabat mengikutinya’.” (H.R Tirmidzi: Kitabul Iman no.264 dan Al-Hakim: kitab Al-Ilmi, 1/128.)
SEMUA MENGAKU MENGAMALKAN SEPERTI PENGAMALAN NABI DAN SAHABAT… LALU MANA YANG BENAR…? Perhatikan pernyataan Nabi ini… تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُوْا اَبَدًا اِنْ تَمَسكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَ سُنةَ رَسُوْلِهِ Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersesat selamanya selagi berpegang teguh kepada keduannya yaitu kitab Allah (Al-Qur'an) dan sunnah rasul-Nya" (H.R Malik)
اِنْ تَمَسكْتُمْ بِهِمَا = Jika kamu berpegang teguh. Untuk memahami ungkapan ini kita berikan sebuah analog,umpamanya: Seseorang minta alamat: dan diberikan petunjuk, no. jurusan (bus), tempat turun, nama jalan, dan amat rumah. Seseorang minta no. hp: 08134719923. Jika ada perubahan dari pedoman, pasti tidak akan sampai/nyambung. Baik penambahan atau pengurangan. Dan mereka yang mendapat jaminan jalan yang lurus dari Allah adalah mereka yang berpegang teguh (I’tisham billah).
Perhatikan Firman Allah SWT berikut: Dan Berpegang Teguh dengan Agama Allah adalah dengan berpegang teguh dengan Sumber Ajarannya yakni Al-Quran dan Sunnah
Perhatikan juga Sabda Rasulullah SAW berikut: فانه من يعش منكم بعدى فسيرى اختلافا كثيرا , فعليكم بسنتى و سنتى الخلفاء الراشدين المهديين,عضوا عليها بالنواجذ, واياكم والمحدثات, فان كل محدثة بدعة “Maka barang siapa di antara kalian masih hidup sepeninggalku, niscaya ia akan melihat terjadi banyak perselisihan. Karena itu hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah al-khulafa’ al-Rasyidin yang mendapat petunjuk.Gigitlah ia dengan gigi geraham dan jauhilah hal-hal yang baru karena setiap hal yang baru adalah bid’ah.” Dan dalam riwayat yang lain adalah tambahan “… dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Daud, At-Tirmizi, Ibnu majah, Ahmad dan Ad-Darimi.Shahih Jami’ ash-Shaghir no.2859).
Kenapa…? Kenapa mesti merujuk kepada para sahabat dan Khulafa al Rasyidin…? Mareka menyaksikan turunnya wahyu, mereka memahami dan mendampingi Rasul dalam menyebarkan dan menegakkan Islam pertama kalinya. Dan mereka yang yang mendapat jamin Allah… seperti dalam ayat berikut…
Q.S.AL-TAUBAH:9:100
Mari kita coba mengkaji bagaimana Rasulullah SAW mengajari dan membina para sahabat ini, sehingga menjadi generasi terbaik ummah… Kita mulai pembahasan ini dengan melihat Surat Al-Jum’ah ayat 2: ٍ
فى الا ميين Asal katanya adalah “الامي” yang didalam kamus bahasa biasa diterjemahkan dengan “buta huruf” atau tidak pandai membaca dan menulis. Pertanyaannya: Apakah benar masyarakat dimana Rasul diutus tidak pandai membaca dan menulis …? Jawabnya :Tidak benar… Banyak diantara sahabat justru menjadi juru tulis Nabi. Masyarakat dimana Muhammad diutus sebagai Rasul, adalah masyarakat Mekah yang waktu kedatangannya sangat terkenal dengan syair-syair mereka.
Lalu apa yang dimaksud Allah dalam ayat ini…? Mari kita perhatikan kembali ayat kita ini: هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ Kalimat “فى الا ميين” adalah bentuk jama’ muzakar salim dari “الامي” dengan tambahan huruf “ya” dan “nun”. Maka jadi الا ميين . Dalam bentuk jama’ Muzakar salim yang lain, dengan tambahan waw dan Nun… الاميون
Ungkapan الاميون ini dapat kita temui dalam Firman Allah dalam Surat Al_baqarah ayat 78 : وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al-Kitab, kecuali (ucapan mereka itu hanya) dongengan bohong belaka, dan mereka hanya menduga-duga” (QS.Al-Baqarah (2) :78). أُمِّيُّونَ لا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ Ummy adalah لايَعْلَمُونَ Mereka tidak berilmu
لايعلمون لاعلم جهل = tidak tahu/Bodoh لاعلم = tidak tahu = جهل = jahil جهلية =jahiliyah Bodoh bukan dalam artian keduniaan Contoh: ابوجهل yang nama aslinya Umar bin Hisyam gelarnya Abu Hakam (dapat dikatakan suatu kehormtan dari kaumnya karena wawasannya terhadap hukum adat kaum mereka) Tapi bodoh terhadap Kitab Allah, perhatikan: أُمِّيُّونَ لا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ = tidak mengilmui kitab. Kitabulllah itu adalah هدىللناس Petunjuk hidup bagi manusia. Yang menjelaskan halal dan haram, yang menjelaskan mana perbuatan yang membawa kebaikan dan keburukan.
Jika manusia tidak tahu dan tidak mengerti dengan halal dan haram, yang baik dan yang buruk, kecuali berdasarkan naluri, perkiraan, kebiasaan dan sangkaan. Maka itulah kehidupan yang kacau, dan rusak. Perhatikan kembali firman Allah ini: وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ Mereka tidak mengetahui (kandungan) Kitab selain cerita dongeng dan perkiraan belaka. (Q.S> AL-baqarah (2): 78)
Hukum-hukum Allah bagi mereka hanyala legenda masa lalu, yang tidak lagi layak dioterapkan di zaman modern ini.
Jadi Mereka yang ummy dalam pengertian tidak mengetahui (kandungan) Kitab mereka dihukumi sebagai orang-orang yang sesat. Perhatikan kembali firman Allah: هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ Sungguh berada dalam kesesatan yang nyata. Rasulnya juga Ummy. Dalam Firman Allah: Q.S. Al-A’raf (7): 157
Allah menyatakan Muhammad sebelum menjadi Rasul: (Q. S Allah menyatakan Muhammad sebelum menjadi Rasul: (Q.S. Ad-Dhuha (93):7: وَوَجَدَكَ ضَالا فَهَدَى Dan dia mendapatimu (Muhammad) sebagai seorang yang bingung, lalu dia memberikan petunjuk.” (Q.S Ad-Dhuhaa : 7). Terhadap Masyarakat yang Ummy inilah Rasul melaksanakan : Tilawah, Tazkiyah dan Ta’lim. Perhatikan ayat:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ = Ia (Rasul) Membacakan terhadap mereka (masyarakat yang Ummy) Ayat-ayatNya (Al-Quran). وَيُزَكِّيهِمْ = Dan Mensucikan mereka. (Dari kotoran kejahiliyahan). وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ = Dan mengajari mereka Al-Kitab (Qur’an) dan Hikmah (Sunnah).
Bersambung ke-bagian 2…