Perkembangan Pers di Indonesia 1. Era Orde Baru Otoriter (pemerintah punya aturan SIUPP) -Pers Pancasila - Terpimpin dan sentralistis -Asas dan organisasi tunggal
2. Era Reformasi - Tumbangnya Pemerintah Orde Baru - Dihapuskannya SIUPP - Transisi dari otoriter ke bebas - Kebebasan yang berlebihan - Siapa saja bisa membuat media - Mengabaikan kode etik dan profesionalisme - Tanpa kontrol
3. Era Pascareformasi -Pers baru yang tidak profesional berguguran - Pers lama tetap bertahan - Dominasi dua konglomerat pers - Berkembangnya Community Newspapper (koran daerah) - Peningkatan profesionalisme : Uji Kompetensi Wartawan - Masyarakat semakin kritis
4. Konglomerasi Media di Indonesia A. Grup Kompas (koran, TV dan online) B. Grup Jawa Pos (koran dan TV) C. Grup Media (koran, Metro TV dan Online) D. Grup MNC (TV, koran dan Online) E. Trans Corp (TV, Online dan koran) F. SCTV (SCTV dan Indosiar) G. Vivanews (TVOne, AnTV, online dan koran)
5.Fungsi Pers Media Informasi Media Pendidikan Media Hiburan Kontrol Sosial Lembaga Ekonomi (Pasal 3 UU nomor 40 tahun 1999)
6. Peran Pers - Memenuhi hak masyarakat untuk tahu - Menegakkan nilai demokrasi, supremasi hukum, HAM dan kebihinekaan - Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar - Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran yang terkait kepentingan umum - Memperjuangkan keadilan dan kebenaran (Pasal 6 UU nomor 40 tahun 1999)
7. Media Relations : Pers – Humas - Satu rumpun komunikasi - Saling membutuhkan - Keterbukaan memberikan informasi yang benar untuk kepentingan umum - Tidak membangun ‘’tembok pemisah’’ antara kebenaran dan khalayak - Keterbukaan humas terbatas demi memelihara citra lembaga Keterbukaan pers tidak terbatas untuk mendapat informasi yang lengkap dan mendalam untuk kepentingan khalayak
8. Panduan hubungan Pers - Humas 1. Beri kepercayaan pers untuk menjalankan fungsinya dengan baik 2. Jangan menekan pers 3. Jalin kerja sama profesional 4. Bila terjadi masalah pemberitaan selesaikan lewat prosedur universal 5. Menggunakan hak jawab 6. Mengadukan kepada Dewan Pers 7. Lewat jalur hukum 8. Boikot media
9. Pers Mitra Humas Membuat press room Menggelar Press Conference secara berkala Press Tour Menyiapkan Press Rilis - Dibuat sama seperti berita Membantu kecepatan penulisan berita - Menjaga akurasi data dan fakta
10. Jangan Memusihi Wartawan, Jangan Dekat-dekat Wartawan Anggap pers sebagai partner Banyak orang yang diuntungkan oleh wartawan Ada juga yang ‘’dijatuhkan’’ oleh wartawan Kasus Desy Ratna Sari Kasus Pilpres 2004 : Megawati ‘’memusuhi’’ wartawan Kasus Pilgub Jakarta : Foke yang tidak bersahabat dengan wartawan. Jokowi yang ramah terhadap wartawan
11. Menghadapi wartawan “nakal” - Tanyakan identitas wartawan Berani menolak kalau wartawan sengaja minta uang Jangan dilayani kalau mulai memeras Wartawan dari media yang kredibel tidak akan melakukan pemerasan Perusahaan media yang baik melengkapi wartawan dengan ID Card Akan diberlakukan ID Card tunggal dari Dewan Pers
12. Struktur Organisasi redaksi 1. Pemimpin Redaksi 2. Redaktur pelaksana (manajer redaksi) 3. Koordinator liputan 4. Sekretaris redaksi 5. Redaktur 6. Reporter/Fotografer