Does it matter where to conduct training? Accounting for cultural factors Paper oleh Baiyin Yang, Yingchun Wang, Anne Wang Drewry (2009) Presentasi oleh John Fernando
Abstrak Pelatihan adalah fungsi penting dari Human Resource Management (HRM) Faktor kebudayaan mempengaruhi pelatihan melalui: Isi dan metode Pemilihan pelatih Motivasi, valensi, dan gaya belajar peserta didik Keserupaan antara budaya asal dan tuan rumah mempengaruhi proses dan keefektifan pelatihan
Dimensi Budaya yang digunakan Artikel menggunakan kerangka budaya dan faktor budaya dari Hofstede(1980), ditambah faktor ‘asumsi bersama tentang sifat pengetahuan’ dari Kluckhorn dan Strodtbeck (1961)
Model Efek Budaya terhadap Pelatihan Cultural Factors: Dominated Values Beliefs, Assumptions Prevalent Social Norms Trainees (Pre-training): Knowledge Skills Abilities Training Process: Training contents & methods Selection of trainers Learning styles Trainees (Post-training): Knowledge Skills Abilities Training Outcomes: Individual performance Team Performance Organizational performance Feedback
Budaya dan Pelatihan Pelatihan selain merupakan kegiatan intelektual juga merupakan kegiatan sosial yang terjadi dalam konteks budaya tertentu Pelatihan memiliki tiga domain utama: ◦ Metode dan isi ◦ Pemilihan pelatih ◦ Karakteristik peserta pelatihan
Dimensi Budaya Individualism/Collectivism High/Low Power distance Long term/short term orientation High/Low Uncertainty Avoidance Masculinity/Femininity Shared assumptions about nature of knowledge
Individualisme vs. Kolektivisme IndividualismeKolektivisime Asal MotivasiIntrinsikEkstrinsik Peningkat valensi dan motivasi pelatihan peserta Pelatihan dianggap bermanfaat bagi peserta Pelatihan dianggap bermanfaat bagi kelompok/organisasi peserta Gaya BelajarAbstrak dan deduktifKonkret, intuitif, dan induktif
Uncertainty Avoidance Dalam kebudayaan dengan UA tinggi, taktik pelatihan yang telah mapan dan terbukti akan menghasilkan tingkat valensi yang lebih tinggi
Time Orientation Dalam kebudayaan dengan orientasi waktu jangka pendek, persepsi hubungan antara program pelatihan dan keuntungan segera menentukan valensi peserta terhadap pelatihan tersebut, sedang dalam kebudayaan dengan orientasi waktu jangka panjang valensi peserta dipengaruhi oleh hubungan program pelatihan dan keuntungan jangka panjang
Power Distance Short PDLong PD Metode PelatihanPartisipatifNon-partisipatif PelatihKolegaPakar PendekatanEgaliterTop-down Motivasi bila peserta terlibat dalam pengambilan keputusan pelatihan Lebih tinggiLebih rendah Asal pengetahuanProses sosial dan refleksiKewenangan
Masculinity / Femininity Dalam kebudayaan maskulin, valensi dan motivasi pelatihan peserta akan lebih baik bila pelatihan dianggap meningkatkan kompetensi pribadi dibanding meningkatkan hubungan interpersonal peserta dengan pihak lain, demikian sebaliknya bagi kebudayaan feminin
Asumsi umum tentang sifat pengetahuan Program pelatihan yang diadakan dalam kebudayaan yang menganggap pengetahuan bersifat objektif akan lebih berfokus pada aspek kognitif, sedangkan dalam kebudayaan yang menganggap pengetahuan bersifat subjektif akan berfokus pada aspek afektif dan keterampilan
Dampak Faktor Kebudayaan dalam pelatihan lintas budaya Semakin serupa kebudayaan asal pelatihan dan tuan rumah, maka peserta akan lebih efisien, kecemasan dan perlawanan peserta akan berkurang, penerimaan informasi faktual dan pengetahuan terhadap budaya baru akan lebih baik, dan penguasaan bahasa dan kemampuan komunikasi di budaya baru akan lebih baik
Dampak Faktor Kebudayaan dalam pelatihan lintas budaya Efektivitas pelatihan lintas budaya berkaitan secara positif dengan relevansi isi pelatihan baik terhadap budaya asal maupun terhadap budaya tuan rumah Jika budaya asal dan budaya tuan rumah berbeda jauh, peserta lebih mungkin mengubah kerangka pemahaman dan mengalami pembelajaran transformasional sebagai hasil dari pelatihan lintas budaya dan pengalaman lapangan setelahnya
Kesimpulan Faktor budaya perlu dipertimbangkan dalam penyelenggaraan pelatihan Diperlukan kerangka sistematik yang menggambarkan hubungan konteks budaya dengan aspek kunci pelatihan Pekerja HR perlu mempertimbangkan dampak budaya baik asal maupun tuan rumah dalam aktivitas bisnis lintas budaya, dan memiliki kompetensi lintas budaya