Materi Psikologi Perkembangan I Juliani Prasetyaningrum,MSi, Psi 2010 PERKEMBANGAN KOGNITIF ( TEORI PIAGET ) Materi Psikologi Perkembangan I Juliani Prasetyaningrum,MSi, Psi 2010
PENGERTIAN KOGNITIF ISTILAH KOGNITIF MULAI POPULER STLH TEORI PIAGET BANYAK DIBAHAS PARA AHLI DI TH 1960-AN PENGERTIAN KOGNISI, MELIPUTI ASPEK2 STRUKTUR INTELEK YG DIGUNAKAN UTK MENGETAHUI SESUATU.
MENURUT CHAPLIN KOGNISI MEMILIKI PENGERTIAN YG LUAS MENGENAI BERPIKIR DAN MENGAMATI: TL YG MENGAKIBATKAN INDIV MEMPEROLEH PENGERTIAN. TL YG DIBUTUHKAN UNTUK MENGGUNAKAN PENGERTIAN
KOGNITIF MENURUT PIAGET PERKEMBANGAN KOGNITIF TIDAK HANYA DARI HASIL KEMATANGAN ORGANISME, ATAU DARI PENGARUH LINGKUNGAN SAJA, MELAINKAN INTERAKSI DIANTARA KEDUANYA. DALAM PANDANGAN INI ORGANISME AKTIF MENGADAKAN HUB DG LINGK. PENYESUAIAN THD OBJEK2 YG ADA DI LINGK.NYA, YG MERUPAKAN PROSES INTERAKSI DINAMIS INILAH YG OLEH PIAGET DISEBUT KOGNISI.
KOGNITIF MENURUT PIAGET ADAPUN PROSES KOGNITIF MELIPUTI ASPEK-ASPEK: 1. PERSEPSI 4. SIMBOL 2. INGATAN 5. PENALARAN 3. PIKIRAN 6. PEMECAHAN MASALAH DALAM PSIKOLOGI KOGNITIF, BAHASA MENJADI SALAH SATU OBJEK MATERIAL-NYA, KARENA BAHASA MERUPAKAN PERWUJUDAN FUNGSI-FUNGSI KOGNITIF.
KONSEP DASAR TEORI PIAGET LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PIAGET adalah BIOLOGI/PhD, SEHINGGA ISTILAH2 YG DIGUNAKAN POPULER DI KALANGAN AHLI BIOLOGI, DAN KURANG FAMILIAR DI KALANGAN AHLI PSIKOLOGI (MIS: ORGANISME, ASIMILASI, AKOMODASI, DLL).
KONSEP DASAR TEORI PIAGET ADA PENTAHAPAN DALAM PERKEM-BANGAN KOGNISI YG DICAPAI OLEH ANAK PADA WAKTU YG BERBEDA-BEDA, TETAPI URUTANNYA SELALU TETAP, SEHINGGA PIAGET TDK TERLALU MEMPERHATIKAN BATASAN USIA ANAK, DAN URAIANNYA MENGENAI UMUR TERKESAN KURANG JELAS/KURANG AJEG.
KONSEP DASAR TEORI PIAGET ADA SISTEM YANG MENGATUR DARI DALAM, SHG ORGANISME MEMILIKI SISTEM PENCERNAAN, PEREDARAN DARAH, PERNAPASAN, DLL. BEGITU PUN DLM PERKEMBANGAN KOGNITIF, ADA SISTEM YG MENGATUR DARI DALAM YG KMD DIPENGRHI OLEH FAKTOR LINGKUNGAN.
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF: 1. KEMATANGAN, MRPK PENGEMB DARI SSN SYARAF. 2. PENGALAMAN, YI HUB TIMBAL BALIK ANTARA ORGANISME DG LINGKUNGANNYA/DUNIANYA. 3. TRANSMISI SOSIAL, YI PENGARUH2 YG DIPEROLEH DLM HUB.NYA DG LINGK SOSIAL, SPT: CARA PENGASUHAN DAN PENDIDIKAN DARI ORDE KPD ANAK. 4. EQUILIBRASI, YI ADANYA KEMAMPUAN MENG-ATUR DALAM DIRI ANAK, AGAR IA SELALU MAMPU MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN DAN PENYESUAIAN DIRI THD LINGKUNGANNYA. SISTEM MENGATUR YG DIKEMUKAKAN PIAGET TSB, TDD DUA FAKTOR, YI: SKEMA, DAN ADAPTASI.
SKEMA Pola-pola gerakan yang dimiliki sejak lahir, misalnya: gerak refleks, merupakan pola-pola gerakan yang sudah ada, dan tidak perlu diajarkan. Ketika lahir, bayi telah membawa banyak skema. Skema-skema tersebut akan saling bergabung dan tersusun, sehingga akan menjadi skema yang lebih majemuk dan lebih tinggi tingkatannya.
ADAPTASI Kognisi memiliki fungsi adaptif, yaitu kecenderungan organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kecenderungan adaptasi memiliki 2 komponen/proses yang komplementer, yaitu: ASIMILASI DAN AKOMODASI.
Asimilasi dan Akomodasi Asimilasi kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungan agar sesuai dengan dirinya sendiri. Akomodasi Kecenderungan organisme untuk mengubah dirinya sendiri, agar sesuai dengan lingkungannya.
Asimilasi dan Akomodasi terjadi secara bersama-sama dan komplementer, kadang asimilasi lebih banyak d/p akomodasi dan sebaliknya, tergantung situasi dan kondisi. Asimilasi dan akomodasi terjadi dalam rangka untuk menuju keseimbangan/ ekuilibrium.
PERKEMBANGAN KOGNITIF TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF Piaget tidak terlalu memperhatikan batasan Usia dari tahapan-tahapan perkembangan yang dikemukakannya. GINSBURG DAN OPPER Melakukan pengamatan lebih lanjut dan berhasil membuat pengelompokan usia sbb:
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF STADIUM SENSORI MOTOR (0,0-2,0) STADIUM PRA OPERASIONAL (2,0-7,0) STADIUM OPERASIONAL KONKRIT (7,0-11,0) STADIUM OPERASIONAL FORMAL (>12,0)
TAHAP 1 : STADIUM SENSORIMOTOR ( 00 – 18 atau 24 bulan ) Sub-stadium 1 Modifikasi refleks (0-1bulan): refleks tanpa arah refleks secara efisien Sub-stadium 2 Reaksi pengulangan pertama (1-4bulan): aktivitas menyenangkan akan diulang muncul pengertian bahwa aktivitas yang menarik terdapat pada tubuhnya sendiri.
TAHAP 1 : STADIUM SENSORIMOTOR ( 00 – 18 atau 24 bulan ) Sub-stadium 3 Reaksi pengulangan kedua (4-10 bln): Bayi menemukan objek-objek diluar dirinya yg menarik (secara tidak sengaja), dan akan diulang lagi aktivitas tersebut. Bayi mulai mengetahui adanya hubungan antara aktivitasnya dengan objek-objek menarik di luar dirinya. Sub-stadium 4 Koordinasi reaksi-reaksi sekunder (10-12 bulan): Gerak-gerik bayi sudah mulai terdiferensiasi. Bayi sudah mulai dapat mengkoordinasikan dua skema yang terpisah untuk mendapatkan sesuatu.
TAHAP 1 : STADIUM SENSORIMOTOR ( 00 – 18 atau 24 bulan ) Sub-stadium 5 Reaksi pengulangan ketiga (12-18 bulan): Anak mencari dan mencapai sesuatu yang baru oleh usahanya sendiri. Anak tidak sekedar melakukan gerakan coba-coba secara tidak sengaja, namun ia telah mampu mengubah gerakan-gerakannya, untuk mencapai suatu hasil (ada tujuan yang lebih jelas). Sub-stadium 6 Permulaan berpikir (18-24 bulan): anak mulai dapat berpikir secara internal (menganalisis sesuatu kejadian).
TAHAP 2 : STADIUM PRA-OPERASIONAL ( 2,0 – 7,0 ) Pada tahap ini anak sudah mampu melakukan aktivitas simbolis (aktivitas internal). Anak mampu berpura-pura. Anak mampu meniru (imitasi dan imitasi tertunda/delayed imitation). Anak masih egosentris dan centralized
TAHAP III : STADIUM OPERASIONAL KONKRIT ( 7,0-11,0 ) Pada stadium ini anak sudah mampu melakukan tugas-tugas konservasi dengan baik. Cara berpikir egosentris mulai berkurang. Mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi serta menghubungkan dimensi-dimensi tersebut satu sama lain. Mampu berpikir logis, tetapi dalam situasi yang konkrit.
TAHAP IV : STADIUM OPERASIONAL FORMAL ( >11,0 ) Pada stadium ini anak sudah mampu berpikir secara operasional formal/ abstract thinking, yang memiliki dua sifat penting, yaitu: 1. sifat deduktif-hipotesis 2. sifat kombinatoris