Universitas Hasanuddin Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP) Versi Juli 2007
Belajar pada Hakekatnya adalah Berubah Dari belum mengerti menjadi mengerti. Dari sedikit bisa menjadi sangat mahir. Dari kurang beradab menjadi lebih beradab. Dari kurang berminat menjadi sangat antusias. Dari kurang bisa bergaul menjadi sangat komunikatif. Dari kurang bisa mengajar menjadi pengajar yang baik. Dari mengajar menjadi membelajarkan dengan pendekatan SCL.
Prakondisi “SCL” Rogers (1983) mengidentifikasi prakondisi penerapan SCL adalah keberadaan FIGUR yang dipercaya kelompok pembelajar memfasilitasi mereka.
TCL LOW LEVEL OF STUDENT CHOICE LOW LEVEL OF STUDENT CHOICE STUDENT PASSIVE STUDENT PASSIVE POWER IS PRIMARILY WITH TEACHER POWER IS PRIMARILY WITH TEACHER SCL SCL HIGH LEVEL OF STUDENT CHOICE HIGH LEVEL OF STUDENT CHOICE STUDENT ACTIVE STUDENT ACTIVE POWER IS PRIMARILY WITH THE STUDENT POWER IS PRIMARILY WITH THE STUDENT TCL – SCL: Sebuah Kontinum
THE RELIANCE ON ACTIVE RATHER THAN PASSIVE LEARNING; AN EMPHASIS ON DEEP LEARNING AND UNDERSTANDING INCREASED RESPONSIBILITY AND ACCOUNTABILITY ON THE PART OF THE STUDENT, AN INCREASED SENSE OF AUTONOMY IN THE LEARNER PROCESS AND COMPETENCE RATHER THAN CONTENT Perubahan Peran Mahasiswa
Perubahan Peran Dosen PENGAJAR MOTIVATOR, MEDIATOR, & FASILITATOR
Siswa Pasif Reseptif Transfer pengetahuan? SERING DINAMAKAN PENGAJARAN Teacher Centered Learning
PENGETAHUAN DIPANDANG SEBAGAI SESUATU YANG SUDAH JADI, YANG TINGGAL DITRANSFER DARI DOSEN KE MAHASISWA. PENGETAHUAN ADALAH HASIL KONSTRUKSI ( BENTUKAN ) ATAU HASIL TRANSFORMASI SESEORANG YANG BELAJAR. ) BELAJAR ADALAH MENERIMA PENGETAHUAN ( PASIF - RESEPTIF ) BELAJAR ADALAH MENCARI DAN MENGKONSTRUKSI (MEMBENTUK) PENGETAHUAN AKTIF DAN SPESIFIK CARANYA Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran (1) 1. PENGETAHUAN2. BELAJAR
Menyampaikan pengetahuan (bisa klasikal) Menjalankan sebuah instruksi yang telah dirancang Berpartisipasi dengan mahasiswa dalam membentuk pengetahuan Menjalankan berbagai strategi yang membantu mahasiswa untuk dapat belajar Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran (2) 3. MENGAJAR - MEMBELAJARKAN
AKTIF SPESIFIK Mencari dan mengkonstruksi pengetahuan lewat berbagai strategi MENJADI GREY BOX SERING DINAMAKAN PEMBELAJARAN Teacher Centered Learning
Sangat kondisional, tergantung pada berbagai faktor yang terkait, terutama pada lingkungan organisasi dan SDM penyelenggara; Pada tataran yang lebih mikro maka perubahan yang dilakukan akan bertumpu pada hakekat kompetensi yang ingin dicapai, kondisi peserta didik, tenaga akademik, tenaga penunjang, sarana dan lingkungan belajar. Efektivitas Perubahan Paradigma Pembelajaran
Perubahan cara pandang mengenai tujuan pendidikan: Pendidikan tidak hanya pengembangan kompetensi, namun menumbuhkembangkan kualitas kemanusiaan pada seseorang, beyond competence. Perubahan cara-pandang mengenai proses pendidikan: Pendidikan di perguruan tinggi tidak hanya kegiatan pengalihan pengetahuan tetapi juga seluruh suasana, proses, ketauladanan, yang mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung perkembangan potensi insani. Proses Pendidikan & Tujuan Pendidikan
Perubahan cara pandang mengenai mahasiswa. Mereka bukan benda atau bahan baku, tetapi anggota komunitas. Mereka bukan sederet gelas kosong, namun orang muda yang memiliki potensi keunggulan yang berbeda dan beragam. Perubahan cara pandang mengenai kecerdasan: Setiap kecerdasan penting, dan perlu dikembangkan sebaik mungkin. Mahasiswa & Kecerdasan
Proses belajar yang mekanistik menjadi proses belajar yang menggugah, memberi inspirasi, dan mencerahkan. Proses belajar yang individual menjadi proses belajar individual dan belajar dalam team secara seimbang. Perubahan Proses
Batasan SCL SCL describes ways of thinking about learning and teaching that emphasise student responsibility for such activities as planning learning, interacting with teachers and other students, researching, and assessing learning. (Cannon) SCL, focusing on the students’ learning And what students do to achieve this, rather than what the teacher does (Harden & Crosby)
Faktor Pembeda Model SCL Hard Skill Input Soft Skill Output Hard Skill Output Kegiatan Peserta Kegiatan Pengajar TEACHING Hard Skill Input Soft Skill Output Hard Skill Output Kegiatan Peserta Kegiatan Fasilitator LEARNING
WHAT THE STUDENT CAN LEARN UNAIDED ZPD WHAT THE STUDENT CAN LEARN WITH YOUR HELP Source : Carlile et al (2004:20) Zone of Proximal Development (ZPD)
Ragam Model SCL 1. P roblem-Based Learning (PBL) 2. P roject-Based Learning (PjBL) 3. C ollaborative Learning (CbL) 4. E xperiential Learning (EL) 5. C omputer-Assisted Learning (CAL) 6. C ase Study (CS) 7. C ooperative Learning (CL) 8. S elf-Directed Learning (SDL) 9. C ontextual Teaching & Learning (CTL) Disajikan karena sesuai dengan kondisi Unhas saat ini: telah diterapkan atau narasumber tersedia
Problem-Based Learning KEGIATAN PESERTA: Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh fasilitator KEGIATAN FASILITATOR: Merancang tugas untuk mencapai kompetensi tertentu Membuat petunjuk (metode) untuk peserta dalam mencari pemecahan masalah yang dipilih oleh peserta sendiri atau yang ditetapkan. SOFT SKILL OUTPUT: prioritas mengambil keputusan berfikir kritis selektif tanggung jawab
Project-Based Learning KEGIATAN PESERTA: Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis. Menunjukkan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum. KEGIATAN FASILITATOR: Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian/ penggalian (inquiry), yang terstruktur dan kompleks. Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen. SOFT SKILL OUTPUT: ketaat asas-an tanggung jawab inovasi, kreatif komunikaso aktualisasi
Collaborative Learning KEGIATAN PESERTA: Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri. KEGIATAN FASILITATOR: Merancang tugas yang bersifat open ended. Sebagai fasilitator dan motivator. SOFT SKILL OUTPUT: penghargaan apresiasi pendapat/toleransi networking share vision group decision making time management
KEGIATAN PESERTA:.mencari informasi ilmiah menceburkan diri (perlu kepercayaan) mengikuti aturan main mengaktifkan seluruh aspek diri secara total SOFT SKILL OUTPUT: kemahiran menyimak self-monitoring mencari dan menyatakan hikmah kesadaran diri mengidentifikasi, melabel dan mengungkapkan perasaannya Kerampilan komunikasi dan kerjasama mengekstrasi prinsip dari pengalamannya KEGIATAN FASILITATOR: memetakan taksonomi merancang rencana pembelajaran di dalam kelas: pembukaan, memastikan peserta aktif dalam siklus belajar menjembatani pengalaman dengan teori Experiential Learning
Computer-Assisted Learning KEGIATAN PESERTA:.mengikuti tatap muka melaksanakan tugas bertanya SOFT SKILL OUTPUT: berfikir kritis selektif dan inovatif tanggung jawab kreatif KEGIATAN FASILITATOR: persiapan pembelajaran penyampaian materi menjelaskan materi memberi tugas pendampingan
Case Study KEGIATAN FASILITATOR: Merancang pembelajaran dengan menggunakan kasus Mengarahkan diskusi kelas Menengahi perdebatan Mengemukakan isu penting Menarik simpulan diskusi KEGIATAN PESERTA:.Menganalisis kasus Mendiskusikan pemecahan kasus dalam kelompok dan di kelas SOFT SKILL OUTPUT: menganalisis masalah mengambil keputusan teamwork komunikasi presentasi
Upaya untuk melakukan transformasi pembelajaran dari “teaching based” ke “learning based”akan memerlukan energi sangat besar dan usaha yang berkelanjutan, karena tantangan yang dihadapi berada dalam banyak sistem dan dalam diri para pelaku pendidikan. Untuk Direnungkan
Tak seorang lain pun dapat menemukan pengertian yang paling tepat bagi dirimu sendiri. Sang Guru pun tidak mampu. Dialog Guru dan Murid Seorang murid mengeluh kepada Gurunya: ”Bapak menuturkan banyak cerita, tetapi tidak pernah menerangkan maknanya kepada kami “ Jawab sang Guru : “ Bagaimana pendapatmu, Nak; andaikata seseorang menawarkan buah kepadamu, namun mengunyahkannya dahulu bagimu ?”