Direktur Statistik Ketahanan Sosial

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
POTENSI DAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN MAMBERAMO - IRIAN JAYA
Advertisements

Analisis Outlier.
PENILAIAN BERBASIS KELAS
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Tanaman Pangan
SUMBER: Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI SUMBER:
SOSIOLOGI PEDESAAN (KPM 230)
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
1 Kuliah ke-12 Rancangan Survei Ekonomis/ The Economic Design Survey Penentuan Besarnya Sampel Penentuan Besarnya Sampel Rancangan Survei Ekonomis Rancangan.
Geographic Information and Spatial Information
Makalah Kunci (Keynote Speech)
Tehnik Survey dan Penyajian Data
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENDIDIKAN PADA ORGANISASI PEMUDA Oleh : Entoh Tohani Jurusan PLS FIP UNY Oktober ppm 2010Oktober 2010.
Studi Transportasi.
PEMANTAPAN RENCANA IMPLEMENTASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM JAKARTA, 14 MEI 2011.
Fasilitas kesehatan yang siap guna dan bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu Dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain di DTPK dalam rangka.
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA POTENSI DESA
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI KELENGKENG DI DESA KLEPU KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Oleh Aan Pambudi ( )
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
Populasi Dan Sampel.
STATISTIK PERTAMBANGAN NON MIGAS
Langkah-Langkah Dalam Proses Penelitian
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
PEWILAYAHAN Pewilayahan atau regionalisasi merupakan proses penentuan batas daerah. Bentuk yang dihasilkan dalam pewilayahan sangat tergantung pada maksud.
1. Isu Strategis Bidang Cipta Karya Berdasarkan UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang, KSN merupakan wilayah yang memiliki pengaruh sangat penting secara.
Konsep Pengembangan Wilayah
Asisten Pemerintahan dan Kesra
Pengelolaan Data Prioritas Pada Aplikasi Komunikasi Data
Diseminasi Hasil Listing SENSUS EKONOMI 2016
EVOLUSI KONSUMSI DAN PERMINTAAN BERAS
KOORDINASI, INTEGRASI DAN SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Syllabus Kuliah PERPETAAN (2009)
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
ANALISIS OUTLIER 1 Data Mining.
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN
PUSAT PERTUMBUHAN DAN DISPARITAS EKONOMI DAERAH
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penelitian Kuantitatif
Latar Belakang Kriteria Usaha Besar KUMKM
Sistem Informasi Geografis
Pembimbing: Henri Harianja G Imas S. Sitanggang, S.Si M.Kom
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr Ir. Didit Okta Pribadi, Msi.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
TUGAS PRODUCTION PLANNING & INVENTORY PLANNING RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PT PLN (PERSERO) TAHUN
Panduan Langkah Penyusunan Memorandum Program
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Geographic Information and Spatial Information
Deteksi Spatial Outliers pada Data hasil PILKADA Kota Bogor
Posisi Pedoman Umum Pembangunan Kota Baru dengan Rencana Tata Ruang
Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TAHUN 2018 Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan.
Oleh: Risyana Hermawan
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SELAMA 20 TAHUN DI WILAYAH PERBATASAN MAKASSAR – MAROS DENGAN Remote Sensing PROGRAM PASCASARJANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN.
Disusun oleh :       Kasmiati (H )
Penduduk dan ketenaga kerjaan
GEOGRAFI. PENGERTIAN GEOGRAFI Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan.
Hasil Permodelan Tahap II
RENCANA DAN REALISASI KEGIATAN PISEW
Direktur Perlindungan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
“ Pengisian Data Survey Sumberdaya Air melalui Google Forms
KAJIAN EVALUASI KEBIJAKAN TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL 2019 PROVINSI MALUKU.
PENGANTAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SPAM
PROPOSAL PENELITIAN Oleh Ansar G2F PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KONAWE SELATAN.
Laksmi Yustika Devi Muhammad Iqbal Taftazani
Pemahaman Dasar RP2KP/SPPIP merupakan strategi yang berfungsi sebagai ACUAN BAGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA yang penyusunannya.
RDTR Tata ruang untuk investasi. Analisis pengembangan kawasan  Analisis ekternal yang mempengaruhi pengembangan kawasan 1.Arahan pengembangan kawasan.
Transcript presentasi:

Direktur Statistik Ketahanan Sosial BADAN PUSAT STATISTIK Identifikasi Lokasi Pemusatan Kegiatan Sosial Ekonomi (Pemanfaatan Data Podes 2008) Uzair Suhaimi uzair@bps.go.id uzairsuhaimi@wordpress.com Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik 9 Desember 2010

Latar Belakang (Ada) Variasi intensitas kegiatan sosial ekonomi (antar kawasan wilayah) (kecenderungan) Pemusatan di suatu wilayah (tertentu) Ketimpangan (tingkat pemusatan) antar wilayah (Perlu) Pemetaan lokasi kegiatan sosial ekonomi Identifikasi lokasi pemusatan dan ketimpangan Visualisasi dalam bentuk pemetaan tematik Implikasi kebijakan (dari Pata) (Basis untuk) Alokasi sumber daya dan program berbasis lokasi geografis (atau wilayah) Pentingnya perhatian terhadap interaksi sosial (u/ lokasi pemusatan/non-pemusatan) 9 Desember 2010

Kegiatan Sosial Ekonomi ? Kegiatan ekonomi penduduk (dilihat dari lapangan usaha dan jenis produksi) (Indikasi kegiatan dilihat dari) Ketersediaan fasilitas ekonomi (Indikasi kegiatan dilihat dari) Ketersediaan fasilitas sosial dasar 9 Desember 2010 3

Pembentukan Pemusatan Relokasi kegiatan sosial ekonomi Ketersediaan faktor produksi Ketersediaan sarana penunjang Minimalkan biaya produksi dan transportasi Pemusatan membentuk klaster Knowledge spillovers: diseminasi informasi dan pengetahuan Spillover effects: infrastruktur untuk mobilitas antar wilayah 9 Desember 2010 4

Pengguna Potensial dan Manfaat Pemerintah pusat dan daerah Menentukan lokasi prioritas pembangunan ekonomi, sosial, dan infrastruktur,dsb Dunia usaha dan masyarakat umum (Membanu dunia usaha dalam) Menentukan lokasi: target investasi, pengembangan jejaring usaha dan kerja sama, perluasan wilayah pemasaran, dsb Akademisi dan peneliti (Membantu akademisi dan peneliti dalam studi lanjut untuk) Menentukan zonasi wilayah: perencanaan wilayah dan tata ruang, pengembangan kawasan, pembangunan regional, dsb 9 Desember 2010 5

Metodologi Sumber data Variabel dan tema Podes 2008 Peta elektronik Variabel dan tema Variabel berskala ukur interval/rasio Jumlah peta tematik sebanyak 52 tema (yang dihitung secara nasional tetapi disajikan per pulau/kepulauan utama) Penyajian peta tematik: smaller is better (Kawasan yang dibangun dengan unit analisis) Desa (prioritas utama) Kecamatan (prioritas kedua) 9 Desember 2010 6

Exploratory Spatial Data Analysis Metode ESDA: (Untuk men-) Deskripsi(kan) dan (mem)visualisasi(kan) sebaran/asosiasi spasial (“relatif” terhadap “tetangga”) (Untuk meng) Identifikasi lokasi pemusatan (cluster/hot spot) dan pencilan (outlier) Teknik ESDA Global Spatial Autocorrelation (Global Moran’s I): (Untuk men-) Deteksi ada tidaknya kecenderungan pemusatan (clustering) Local Indicators for Spatial Association (LISA): (Untuk meng-)Identifikasi lokasi dan anggota pemusatan/pencilan (cluster/outlier) 9 Desember 2010 7

Tahapan Analisis Kalkulasi Global Moran’s I: Jika nilai Standardized I positif  autokorelasi positif (tendensi pemusatan) Jika nilai Standardized I negatif  autokorelasi negatif (tendensi pencilan atau random) Kalkulasi LISA dan signifikansinya Setiap unit analisis memiliki skor LISA (Zxi dan WZxi) Setiap unit analisis memiliki nilai siginifikansi Visualisasi dalam Moran Scatterplot 9 Desember 2010 8

Global Moran’s I Interpretasi: Formula Rata-rata teoritis = -1/(n-1) Keterangan: µ = rata-rata variabel x, wij = elemen spatial weight matrix, n = jumlah wilayah, xi = nilai unit analisis i, xj = nilai unit analisis tetangga Interpretasi: Rata-rata teoritis = -1/(n-1) Jika I ≥ rata-rata teoritis  tendensi pemusatan (tinggi maupun rendah) Jika I < rata-rata teoritis  tendensi random atau pencilan (ketimpangan) 9 Desember 2010 9

LISA Interpretasi: Formula -1 ≤ Ii ≤ 1 Keterangan: µ = rata-rata variabel x, wij = elemen spatial weight matrix, n = jumlah wilayah, xi = nilai unit analisis i, xj = nilai unit analisis tetangga Interpretasi: Setiap unit analisis memiliki nilai koordinat (Zxi , WZxi) Zxi adalah nilai standardized skor I utk unit analisis ke-i WZxi adalah nilai standardized skor I tetangga unit analisis ke-i Seluruh koordinat (Zxi , WZxi) divisualisasi dalam Moran Scatterplot 9 Desember 2010 10

Moran Scatterplot Interpretasi: Moran Scatterplot Diagram Interpretasi: Kuadran I (HH) = wilayah tinggi dikelilingi tetangga yang tinggi Kuadran II (LH) = wilayah rendah dikelilingi tetangga yang tinggi Kuadran III (LL) = wilayah rendah dikelilingi tetangga yang rendah Kuadran IV (HL) = wilayah tinggi dikelilingi tetangga yang rendah WZX Kuadran II (LH) Kuadran I (HH) (0,0) Kuadran III (LL) Kuadran IV (HL) ZX Kuadran I dan III  indikasi lokasi klaster (cluster) atau pemusatan. Kuadran II dan IV  indikasi lokasi pencilan (outlier). 9 Desember 2010 11

Spatial Weight Matrix ESDA memerlukan matriks penimbang spasial (representasi tetangga bagi setiap wilayah) Tobler’s Law (1970) "everything is related to everything else, but near things are more related than distant things." Tetangga adalah unit analisis lain yang berbatasan langsung atau memiliki keterkaitan/hubungan atas dasar kriteria/skenario tertentu Pilihan skenario: Simple Contiguity: Rook, Bishop, Queen Distance Criterion: Distance metric, K-nearest neighbor Based on economic or social network structure Skenario Spatial Weight Matrix yang dipilih adalah Queen 9 Desember 2010 12

Format Publikasi Intensitas kegiatan sosial ekonomi: Diukur secara nasional Bisa diperbandingan antar unit analisis dan antar wilayah (apple to apple). Peta tematik disusun ke dalam 7 wilayah meliputi: Sumatera Jawa dan Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua 9 Desember 2010 13

Interpretasi Peta Tematik Indikator asosiasi spasial hasil penghitungan statistik LISA: Merah  lokasi pemusatan (cluster) tinggi (HH) Biru  lokasi pemusatan (cluster) rendah (LL) Hijau  lokasi pencilan (outlier) tinggi (HL) Kuning  lokasi pencilan (outlier) rendah (LH) Lokasi pemusatan maupun pencilan dibedakan menjadi dua kategori: Signifikan (pseudo alpha ≤ 5%.)  unit analisis diyakini sbg anggota kuadran Tidak signifikan (pseudo alpha > 5%)  unit analisis menjadi anggota kuadran tetapi keterkaitan dengan tetangga: tidak setara/searah (untuk wilayah pemusatan) tidak berpola atau acak (untuk wilayah pencilan) 9 Desember 2010 14

Implikasi Peta Tematik Cakupan dan kedalaman informasi pada level desa atau kecamatan Makna lokasi pemusatan atau pencilan Pemusatan (cluster): intensitas kegiatan searah/setara: sama-sama tinggi (klaster tinggi) atau sama-sama rendah (klaster rendah) Pencilan (outlier): intensitas kegiatan berbeda secara ekstrim: berbeda sangat tinggi (pencilan tinggi) ataupun sangat rendah (pencilan rendah) Implikasi pelaksanaan program pembangunan tertentu: Pada lokasi pemusatan tinggi akan berimbas secara luas Pada lokasi pemusatan rendah akan berimbas sangat lamban atau sangat terbatas Pada lokasi pencilan tidak akan berimbas kepada unit-unit analisis lain sekitarnya 9 Desember 2010 15

KECAMATAN DI JAWA DAN BALI MENURUT TINGKAT PEMUSATAN TANAMAN PADI 10 Desember 2010 16

Kecamatan-kecamatan yang terjadi pemusatan tinggi dalam inset : PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN JAWA BARAT KUNINGAN CIBINGBIN CIMAHI CIREBON GEBANG JAWA TENGAH BREBES LARANGAN KETANGGUNGAN LOSARI TANJUNG 10 Desember 2010

KECAMATAN DI PAPUA MENURUT TINGKAT PEMUSATAN PALAWIJA 10 Desember 2010

KECAMATAN DI SUMATERA MENURUT KONVERSI LAHAN PERTANIAN 10 Desember 2010 19

DESA DI KALIMANTAN MENURUT PERSENTASE KELUARGA PENGGUNA LISTRIK NON-PLN 10 Desember 2010 20

KECAMATAN DI NUSA TENGGARA MENURUT PERSENTASE DESA YANG TERDAPAT PENJUAL LPG 10 Desember 2010 21

KECAMATAN DI SULAWESI MENURUT PERSENTASE DESA YANG TERDAPAT PANGKALAN / AGEN MINYAK TANAH 10 Desember 2010 22

DESA DI WILAYAH MALUKU MENURUT KEJADIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP 10 Desember 2010 23

TERIMA KASIH 9 Desember 2010