Kefanaan dan Keabadian bersama Tuhan
Kiamat di dunia Ketika manusia mencapai derajat Insan Kamil maka dia fana’ dalam hakikat kebenaran dan kebangkitan ini mengakhiri keterikatan dengan selain-Nya. Mulla Shadra menggambarkan : Pada saat ruh dan aspek batin manusia ditransformasikan oleh manifestasi Tuhan dan pada saat dia meninggalkan seluruh keegoisan dalam dirinya, maka saat itulah kebangkitannya kembali di dunia ini dan hancurnya eksistensi yang ada sebelum memasuki alam kubur. Dalam kebangkitan itu dirinya meninggalkan dunia bagaikan meninggalkan rahim ibunya dan kemudian keluar dari tubuh materinya yang baginya bagaikan liang kubur; mati dari kehidupan duniawi ini dan mendapatkan kehidupan ke-Tuhanan akhirat.
Mereka yang telah sampai pada tingkat fana’ ini, maka seluruh tirai penghalang antara dirinya dengan Tuhannya telah hilang, dia tenggelam dalam samudera eksistensi Tuhan dan dia akan menyatu dengan-Nya.
“Dia menjawab, Aku telah menjadi sangat dekat denganmu, yaitu bahwa aku adalah dirimu dari kepala sampai ujung kaki Seperti halnya batu yang berubah menjadi batu delima: dia akan berisi cahaya matahari Apakah batu delima itu mencintai dirinya ataukah mencintai matahari Pada kedua cinta ini benar-benar tidak dapat dibedakan: kedua belah pihak tiada kecuali matahari yang bercahaya”
Antara daku denganYang Haqq Tiada lagi yang tinggal membekas Tiada lagi dalil, tiada lagi hujjah Tiada lagi bukti yang diberikan akal Semua sinar lenyap sudah Dihalau oleh sinar-Nya sendiri Yang Haqq kini tampil dihadapan Membawa cahaya gemerlapan Siapakah yang mengenal Tuhan Selain melihat-Nya dengan mata hati Dapatkah Yang Abadi dikenali Selain oleh dia yang dirinya telah fana’ Tidak dalam ciptaan Dia dikenali Mungkinkah yang sekejap Dapat memberi penjelasan Tentang Yang Baqa’
Isyarat tentang Ada-Nya Dan jalan menuju kepada-Nya Ialah orang yang telah menyaksikan Yang mata bathinnya tercerahkan Petunjuk tentang-Nya Dan cara berada bersama-Nya Telah kukenali Hanya dalam makrifat kita mengenal-Nya Inilah wujudku, kata-kataku Inilah keyakinanku Inilah Imanku yang takkan lenyap Inilah penyatuanku dalam ketunggalan-Nya Inilah pelajaran Dari orang yang menyatu diri Yang mendapat pengetahuan hakiki Tentang yang rahasia dan yang nyata Inilah wujud Dari segala wujud Inilah tempat Kawan dan lawan bertemu (al-Hallaj)
Melalui kesukaran dan kehinaan jiwa burung-burung itu luluh dalam fana’ Sedangkan tubuh mereka menjadi debu Setelah dimurnikan maka mereka menerima hidup baru Dari cahaya hadirat Tuhan yang Baqa Sekali lagi mereka menjadi hamba-hamba berjiwa segar Keterasingan dan kebisuan mereka dimasa lampau telah hilang dari lubuk dada mereka Matahari kehampiran bersinar terang dalam diri mereka Jiwa mereka diterangi cahaya petunjuk-Nya Dalam pantulan wajah tigapuluh burung didunia Mereka lantas menyaksikan wajah Simurgh Apabila mereka memandang ke dalam diri mereka Yang nampak adalah Simurgh bukan selainnya Tidak diragukan bahwa Simurgh adalah tigapuluh burung Semua bingung penuh ketakjuban, tidak tahu mereka ini dan itu Mereka memandang diri mereka tidak lain adalah Simurgh
(al-Asrar al-Syari’ah hal. 213) Hadist Qudsi “Barangsiapa mencari-Ku maka mereka akan berjumpa dengan-Ku, barangsiapa berjumpa dengan-Ku maka mereka akan mengenali-Ku, barangsiapa mengenali-Ku maka mereka akan mencintai-Ku, barangsiapa mencintai-Ku maka Aku akan membunuhnya dan pada-Kulah tebusan baginya dan barangsiapa pada-Ku ada tebusannya maka Akulah tebusannya” (al-Asrar al-Syari’ah hal. 213)
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menyaksikanku maka mereka menyaksikan al-Haqq, Maha suci diriku dengan keagungannya” (al-Asrar al-Syari’ah hal. 213)