BAB II Piutang dagang & piutang wesel Ika Neni Kristanti, SE.,M.Sc
pendahuluan Penjualan barang atau jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan ke konsumen, perusahaan dapat melakukan secara tunai atau kredit.
Jenis-jenis piutang Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh si pembeli kepada penjual. Umumnya berjangka waktu kurang dari 1 tahun. Piutang Wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu dimasa yang akan datang.
Piutang dagang Masalah –masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang, meliputi : Pengakuan piutang dagang Penilaian piutang dagang Pengalihan piutang dagang
PENGAKUAN PIUTANG DAGANG Contoh : 1 Juli 2009 PD Merapi menjual barang dagangan kepada Perusahaan Merbabu seharga Rp. 100.000 dengan termin 2/10,n/30. 5 Juli 2009 Barang seharga Rp. 10.000 dikembalikan oleh Perusahaan Merbabu kepada PD Merapi. 10 Juli 2009 PD Merapi menerima pembayaran dari Perusahaan Merbabu.
Jurnal transaksi dalam pembukuan PD Merapi : Juli 1 Piutang Dagang Rp. 100.000 Penjualan Rp. 100.000 (Penjualan kredit kepada Perusahaan Merbabu) Juli 5 Retur & Potongan Penjualan Rp.10.000 Piutang Dagang Rp.10.000 (Pengembalian barang dari Perusahaan Merbabu) Juli 10 Kas Rp. 88.200 Potongan Tunai Penjualan Rp. 1.800 Piutang Dagang Rp.90.000
PENILAIAN PIUTANG DAGANG Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah/nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai) piutang yang tidak dapat diterima. Oleh karena itu penentuan nilai kas bersih yang diterima memerlukan penaksiran jumlah piutang yang tidak akan diterima.
Kerugian Piutang Penjualan kredit, disamping mendatangkan keuntungan juga membawa kerugian bagi perusahaan. Penjualan secara kredit akan menguntungkan karena akan menarik calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan perusahaan. Dilain pihak, penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak mau/tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Kerugian ini dikenal dengan kerugian piutang. Dalam akuntansi, kerugian akibat piutang tidak dapat ditagih dicatat dengan men-Debet Kerugian Piutang. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan 2 metode : Metode Cadangan Metode Penghapusan Langsung
Metode Cadangan Digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar jumlahnya. Hal yang harus diperhatikan dalam metode cadangan : Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan ditandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode penjualan. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan mendebet rekening Kerugian Piutang dan mengkredit rekening Cadangan Kerugian Piutang. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit rekening Piutang Dagang pada saat piutang dihapus dari pembukuan.
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang Contoh : PT Kerinci pada tahun 2008, melakukan penjualan kredit sebesar Rp. 1.200.000. Dari jumlah tersebut terdapat piutang sebesar Rp. 200.000 yang belum dapat ditagih sampai 31 Desember 2008. Manajer kredit memperkirakan bahwa dari piutang yang belum tertagih tersebut, sebesar Rp. 12.000 diantaranya tidak mungkin dapat diterima.
Jurnal untuk mencatat taksiran kerugian piutang : Des 31 Kerugian Piutang Rp. 12.000 Cad. Kerugian Piutang Rp. 12.000 (Untuk mencatat taksiran kerugian piutang)
Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai biaya operasi. Rekening Cadangan Kerugian Piutang adalah suatu rekening kontra(lawan) aktiva yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap konsumen yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih di masa yang akan datang. Piutang Dagang Rp. 200.000 Kurangi : Cadangan Kerugian Piutang (12.000) Jumlah Rp. 188.000
Pencatatan Penghapusan Piutang Apabila untuk menagih piutang sudah lewat waktu tidak mendatangkan hasil dan perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tersebut tidak mungkin dapat diterima pelunasannya, maka piutang harus dihapus dari pembukuan. Contoh : Bagian penagihan pada PT Kerinci pada tanggal 1 Mei 2009 memberikan persetujuan bahwa piutang pada PT Semeru sebesar Rp. 500 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya.
Jurnal untuk mencatat penghapusan piutang : Mei 1 Cadangan Kerugian Piutang Rp. 500 Piutang Dagang Rp. 500
Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus Jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan adalah: Jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus Piutang dagang 500 Cad.kerugian piutang 500 Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus Kas 500
Metode penghapusan langsung Apabila perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung, maka jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening cadangan kerugian piutang. Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening Kerugian Piutang dan rekening Piutang Dagang di kredit.
Contoh: Misalkan CV Serayu mempunyai piutang kepada CV Simanuk sebesar Rp 200.000. Pada tanggal 12 Desember manajer kredit CV Serayu memutuskan untuk menghapus piutang kepada CV Simanuk karena sudah tidak mungkin ditagih. Jurnalnya : Kerugian Piutang 200.000 Piutang dagang 200.000 (Penghapusan piutang pada CV Simanuk)
Piutang wesel Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk. Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
Akuntansi untuk piutang wesel Pengakuan piutang wesel Penilaian piutang wesel Pelimpahan piutang wesel
Pengakuan piutang wesel Piutang wesel dari penjualan kredit Misalkan pada tanggal 1 Juni 2008, PT Melati menjual barang kepada CV Indragiri seharga Rp 100.000.000. untuk itu PT Melati menghendaki agar piutangnya dikuatkan dengan surat wesel yang disetujui oleh CV Indragiri dengan nilai nominal wesel Rp 102.500.000 dan berjangka waktu 3 bulan. Jurnal yang dibuat oleh PT Melati untuk mengakui timbulnya piutag wesel dan penjualan adalah sbb:
Jurnal 1 Juni: Piutang wesel 102. 500. 000 Penjualan 102. 500 Jurnal 1 Juni: Piutang wesel 102.500.000 Penjualan 102.500.000 (untuk mencatat piutang wesel kepada CV Indragiri).
(2) Piutang Wesel dari Pemberian Pinjaman Misalkan pada tanggal 1 Mei 2008, PT Nusa Indah memberikan pinjaman uang kepada CV Barito sebesar Rp 100.000.000. Untuk itu CV Barito menyerahkan selembar promes, 60 hari, bunga 12%. Jurnal untuk mencatat timbulnya piutang wesel dan pengeluaran kas adalah sbb: Piutang wesel 100.000.000 Kas 100.000.000 (untuk mencatat piutang wesel kepada CV Barito)
(3) Piutang Wesel dari Perubahan Piutang Dagang Misalkan PT Merapi mempunyai piutang dagang kepada PT Sindoro sebesar Rp 100.000.000 yang jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2008. Pada tanggal 1 Juli 2008, PT Sindoro meminta kepada PT Merapi agar kewajibannya diubah dengan menyerahkan sebuah promes bernilai nominal Rp 100.000.000, bunga 18% jangka waktu 90 hari. Apabila hal tersebut disetujui oleh PT Merapi,
maka jurnal yang dibuat dalam pembukuan PT Merapi adalah sbb: Piutang wesel 100.000.000 Piutang dagang 100.000.000 (untuk mencatat piutang wesel kepada PT Sindoro)
Penerimaan penyelesaian wesel Suatu wesel dikatakan dilunasi apabila wesel tersebut dibayar secara penuh pada tanggal jatuh temponya. Untuk wesel berbunga, jumlah yang dilunasi meliputi nilai nominal wesel ditambah dengan bunga selama jangka waktu wesel tersebut. Contoh, PT Galunggung pada tanggal 1 Juni 2008, menerima selembar promes dari PT Sumbing yang bernilai nominal Rp 100.000.000 bunga 9%, jangka waktu empat bulan. Dalam hal ini bunga selama jangka waktu wesel akan berjumlah Rp 3.000.000 (100.000.000 x 9% x 4/12), dan nilai jatuh tempo wesel adalah 103.000.000. Apabila PT Sumbing pada tanggal 1 Oktober menyelesaikan kewajibannya, maka jurnal yang akan dibuat dalam pembukuan PT Galunggung adalah sbb:
Kas 103. 000. 000 Piutang wesel 100. 000. 000 Pendapatan Bunga 3. 000 Kas 103.000.000 Piutang wesel 100.000.000 Pendapatan Bunga 3.000.000 Seandainya PT Galunggung menyusun neraca setiap tanggal 30 September, maka pada tanggal tersebut PT Galunggung harus membuat penyesuaian untuk mengakui bunga yang telah menjadi haknya sampai dengan tanggal tersebut:
Jurnal tanggal 30 september: Piutang bunga 3.000.000 Pendapatan bunga 3.000.000 (untuk mencatat bunga wesel yang akan diterima untuk masa 4 bulan) Apabila pada tanggal 1 oktober, PT Sumbing melakukan penyelesaian wesel, maka jurnal yang dibuat PT Galunggung adalah sbb: Kas 103.000.000 Piutang wesel 100.000.000 Piutang bunga 3.000.000 (untuk mencatat penyelesaian piutang wesel – PT Sumbing)
Piutang Wesel Tak Dapat Ditagih Suatu wesel dikatakan tak dapat ditagih apabila wesel tersebut tidak dibayar dalam jumlah penuh pada tanggal jatuh temponya. Wesel yang tak dapat ditagih tidak dapat dialihkan dan oleh karenanya harus diubah menjadi piutang dagang. Contoh : misalnya pada tanggal 1 oktober PT Sumbing tidak dapat menyelesaikan kewajibannya. Jurnal yang dibuat PT Galunggung: Piutang dagang 103.000.000 Piutang wesel 100.000.000 Pendapatan bunga 3.000.000 (Untuk mencatat piutang wesel tak dapat ditagih)
Apabila piutang tersebut tidak ada harapan lagi untuk bisa ditagih, maka piutang wesel harus dihapus dengan jurnal sbb: Cad.kerugian piutang 100.000.000 Piutang wesel 100.000.000
Latihan! Tanggal 31 Desember 2008, rekening piutang dagang PT. ABC menunjukkan saldo sebesar Rp 30.000.000. Dari jumlah piutang dagang tersebut ternyata pada tanggal 1 Februari 2009, piutang dagang kepada Tuan Fajar tidak dapat ditagih karena usahanya gulung tikar (bangkrut), jumlah piutang tersebut sebesar Rp 5.000.000 PT Santoso pada akhir Desember 2008 mempunyai saldo piutang dagang Rp 5.000.000 dan saldo cadangan kerugian piutang (kredit) sebesar Rp 500.000
Data penjualan selama tahun 2008 sebagai berikut: Jumlah penjualan tunai bersih 5.000.000 Jumlah penjualan kredit bersih 15.000.000 Jumlah penjualan tahun 2008 20.000.000 Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008, jika prosentase kerugian ditaksir sebesar 5% dari penjualan kredit Buatlah jurnal penyesuaian jika kerugian ditetapkan 3% dari total penjualan
3. Pada tanggal 31 Desember 2008, rekening piutang dagang dari PT 3. Pada tanggal 31 Desember 2008, rekening piutang dagang dari PT.AMAN menunjukkan saldo debet sebesar Rp 10.000.000 dan rekening cadangan kerugian piutang menunjukkan saldo kredit Rp 100.000. kerugian ditaksir sebesar Rp 4% dari saldo piutang. a. Buatlah jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan rekening cadangan kerugian piutang b. Berapa jumlah piutang yang diharapkan dapat ditagih oleh perusahaan