Wakil Presiden RI Drs. H . Muhammad Jusuf Kalla AGENDA NAWACITA DALAM UPAYA MENINGKATKAN HARKAT DAN MARTABAT BANGSA MENYONGSONG BONUS DEMOGRAFI Wakil Presiden RI Drs. H . Muhammad Jusuf Kalla Yang saya hormati Plt. Kepala BKKBN Para Narasumber, serta Hadirin yang saya banggakan. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi, Salam dan Damai Sejahtera Bagi Kita Semua, Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat hadir bersama-sama dalam Seminar Eksekutif dengan tema “Bonus Demografi Anugrah atau Musibah”. Saya menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Mahkota Insan Cita yang telah mendukung upaya dan program Pemerintah dengan menyelenggarakan seminar tentang peluang bonus demografi ini. Apresiasi juga saya sampaikan kepada Panitia yang telah memilih tema “Bonus Demografi Anugrah atau Musibah”. Pemilihan tema ini sangat relevan dengan situasi kependudukan Indonesia saat ini, karena apabila bonus demografi tidak diantisipasi dan disiapkan dengan baik, maka struktur umur penduduk yang seharusnya menjadi anugrah dapat menjadi musibah. Disampaikan pada Seminar Eksekutif : Bonus Demografi Anugrah Atau Musibah Jakarta, 27 April 2015
Hasil Proyeksi: Penduduk (juta jiwa) dan laju pertumbuhan penduduk (persen per tahun): Indonesia 1971 – 2035 1,45 Peserta seminar yang saya banggakan, Penduduk Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan akan mencapai jumlah 305,6 juta jiwa. Berbagai faktor seperti kelahiran, kematian serta adanya perpindahan penduduk atau migrasi, diproyeksikan akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur umur penduduk.
Struktur Umur Proyeksi Penduduk Indonesia, 2010-2035 2015 2020 2025 2030 2035 Jumlah kelahiran diproyeksikan akan relatif stabil yaitu sebesar 4,8 juta per tahun, sedangkan penduduk dewasa mengalami peningkatan. Dengan kondisi seperti ini, proporsi penduduk usia 0-14 tahun relatif menurun, sedangkan penduduk dewasa yaitu usia 15-60 tahun dan penduduk lanjut usia yaitu usia di atas 60 tahun terus mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah dan persentase penduduk usia produktif ini berdampak pada penurunan rasio ketergantungan dan akan mencapai titik terendah antara tahun 2028-2031. Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
Tantangan Bonus Demografi (Demographic Dividend) Jendela Peluang Dalam teori demografi, Indonesia sejak tahun 2012 sampai 2035 menikmati apa yang disebut “demographic dividend” atau sering dinamakan juga dengan istilah “bonus demografi”. Secara demografis, besarnya proporsi penduduk usia produktif tersebut merupakan potensi bagi pembangunan. Namun bonus demografi tidak serta merta menjadi sumberdaya pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan. Beberapa prasyarat harus dipenuhi yaitu : penduduk harus berkualitas, terserap dalam pasar kerja, meningkatnya tabungan di tingkat rumahtangga serta meningkatnya perempuan yang masuk dalam pasar kerja. Terkait dengan prasyarat yang terakhir, dengan berkembangnya teknologi yang memudahkan perempuan menyelesaikan tugas-tugas domestiknya sehingga memiliki waktu luang yang lebih, membuka peluang lebih besar bagi perempuan untuk masuk dalam pasar kerja. Hadirin sekalian, Bonus demografi harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan dan kualitas generasi mendatang. Tema seminar ini sangat menggelitik, “bonus demografi anugrah atau musibah”. Bonus demografi ibarat pisau bermata dua yang berarti datangnya bonus demografi bisa berdampak positif (anugrah) ataupun negatif (musibah). Apakah fase bonus demografi, terutama window of opportunity akan menjadi anugrah ataukah musibah, semuanya tergantung pada persiapan yang kita lakukan. Berta
Hadirin yang saya banggakan, Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, visi/misi Pemerintahan Indonesia yaitu mandiri di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan melalui penguatan 3 (tiga) dimensi pembangunan yaitu pembangunan manusia, pembangunan sektor unggulan, serta pembangunan pemerataan dan kewilayahan.
Nawa Cita Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Membuat pemerintah tidak absen dengan mebangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas kuropsi, bermartabat dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter bangsa Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Hal ini kemudian dijabarkan dalam 9 agenda prioritas (Nawa Cita) yaitu : 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;4 Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya; 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera 6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik; 8) Melakukan revolusi karakter bangsa 9) Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (2007 – 2013) BPS, 2014 Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (2007 – 2013) 73,81 73,29 72,77 72,27 71,76 Usia harapan hidup 70,07 tahun 71,17 70,59 Hadirin yang saya banggakan, Seperti yang telah disampaikan di atas, bonus demografi tidak serta merta menjadi sumberdaya pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan. Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi yaitu: penduduk harus berkualitas. Tiga aspek utama dalam peningkatan kualitas penduduk yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata pengeluaran per bulan Rp. 643.360 Rata-rata lama sekolah 8,14 tahun
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dalam budaya 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia Hal ini sangat terkait erat dengan agenda ke 5 dari nawa cita, yakni meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, yang diimplementasikan melalui Program Indonesia Sehat, Program Indonesia Pintar, serta Program Indonesia Kerja dan Sejahtera. Untuk pelaksanaan ketiga program ini, Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden No 7 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk membangun keluarga produktif. PROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIAKERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA PROGRAM INDONESIA SEHAT DTPK
PROGRAM INDONESIA SEHAT PenguaTan Yankes PrograM • PeningkaTan Akses TeruTaMa pd FKTP • OpTiMalisasi SisTeM Rujukan • PeningkaTan MuTu Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis ParadigMa SehaT Program • Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan • Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan • Pemberdayaan masyarakat JKN PrograM • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI Tanda Ada tiga pilar dalam Program Indonesia Sehat, yaitu: paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program JKN telah dimulai sejak tahun 2014. dan diharapkan secara bertahap dapat mencapai universal health coverage pada tahun 2019. Di dalam Program ini, peserta dalam JKN, akan mendapatkan identitas tunggal berupa kartu yang disebut Kartu Indonesia Sehat (KIS). resiko kesehatan (health risk) kepesertaan KIS 21
Program Indonesia Pintar Program wajib belajar 12 tahun tanpa pungutan melalui pemberian bantuan tunai pendidikan bagi anak usia sekolah yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah anak putus sekolah dan memastikan anak bisa sekolah terutama dari kelompok masyarakat miskin Program Indonesia Pintar menetapkan wajib belajar 12 tahun tanpa pungutan melalui pemberian bantuan tunai pendidikan bagi anak usia sekolah yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah anak putus sekolah dan memastikan anak bisa sekolah terutama dari kelompok masyarakat miskin. Melalui program ini, diharapkan dapat menjamin dan memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA.
Program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera Reformasi agraria 9 juta ha untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sosial Program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dilaksanakan melalui reformasi agraria 9 juta ha untuk rakyat tani dan buruh tani, rumah susun bersubsidi dan jaminan sosial.
Hadirin yang saya banggakan, Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menekankan bahwa bonus demografi harus diantisipasi dan disiapkan tidak hanya oleh Pemerintah, tetapi oleh seluruh komponen bangsa. Saya mengajak kita semua yang ada disini untuk sama-sama berkontribusi agar dapat mewujudkan bonus demografi menjadi anugrah. Diperlukan terobosan yang inovatif untuk mengimplementasikan kebijakan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi saya sampaikan selamat dan terimakasih kepada Yayasan Mahkota Insan Cita yang merupakan organisasi perempuan yang peduli pada pemanfaatan bonus demografi di Indonesia. Saya berharap rangkaian kegiatan yang telah dilakukan menghasilkan rekomendasi positif yang bermanfaat untuk meningkatkan dukungan dan komitmen kita bersama dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa menyongsong bonus demografi. Terima kasih. Wassalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh. 71
STRUKTUR DEMOGRAFI INDONESIA 1971 1980 Usia produkTif adalah KeloMpok ‘renTan’ 120 juTa 118 juTa Jumlah kelahiran diproyeksikan akan relatif stabil yaitu sebesar 4,8 juta per tahun, sedangkan penduduk dewasa mengalami peningkatan. Dengan kondisi seperti ini, proporsi penduduk usia 0-14 tahun relatif menurun, sedangkan penduduk dewasa yaitu usia 15-60 tahun dan penduduk lanjut usia yaitu usia di atas 60 tahun terus mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah dan persentase penduduk usia produktif ini berdampak pada penurunan rasio ketergantungan dan akan mencapai titik terendah antara tahun 2028-2031. 2010 Indonesia: Penduduk besar 238 jt -> HDI Ranking 108 (dari 187 negara, UNDP 2014) 4
2020 DEMOGRAFI menentukan NEGARA MAJU MayoriTas penduduk BONUS Bonus demografi dan jendela peluang 90 80 70 60 MayoriTas penduduk USIA PRODUKTIF Bonus Demografi Jendela peluang Muda Lansia 50 40 30 20 10 Persentase Dalam teori demografi, Indonesia sejak tahun 2012 sampai 2035 menikmati apa yang disebut “demographic dividend” atau sering dinamakan juga dengan istilah “bonus demografi”. Secara demografis, besarnya proporsi penduduk usia produktif tersebut merupakan potensi bagi pembangunan. Namun bonus demografi tidak serta merta menjadi sumberdaya pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan. Beberapa prasyarat harus dipenuhi yaitu : penduduk harus berkualitas, terserap dalam pasar kerja, meningkatnya tabungan di tingkat rumahtangga serta meningkatnya perempuan yang masuk dalam pasar kerja. Terkait dengan prasyarat yang terakhir, dengan berkembangnya teknologi yang memudahkan perempuan menyelesaikan tugas-tugas domestiknya sehingga memiliki waktu luang yang lebih, membuka peluang lebih besar bagi perempuan untuk masuk dalam pasar kerja. Hadirin sekalian, Bonus demografi harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan dan kualitas generasi mendatang. Tema seminar ini sangat menggelitik, “bonus demografi anugrah atau musibah”. Bonus demografi ibarat pisau bermata dua yang berarti datangnya bonus demografi bisa berdampak positif (anugrah) ataupun negatif (musibah). Apakah fase bonus demografi, terutama window of opportunity akan menjadi anugrah ataukah musibah, semuanya tergantung pada persiapan yang kita lakukan. Bertambahnya penduduk usia produktif akan menjadi bonus demografi apabila bisa diwujudkan dengan kualitas penduduk yang memadai, yang sehat dan produktif. menentukan peluang Indonesia menjadi 1950 1955 1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 NEGARA MAJU 5 Tahun