BAB 5 SUMBER HUKUM ISLAM Standar Kompetensi Memahami sumber-sumber hukum Islam, hukum taklif dan hukum wad’i, serta hikmah ibadah Kompetensi Dasar Menyebutkan pengertian, kedudukan, dan fungsi Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber agama Islam Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi Al- Qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber agama Islam Menerapkan hukum taklif dalam kehidupan sehari-hari
Tadarus آلمّۤ(1) ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ (2) الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ (3) وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلاخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ (4) اُولَئِٰكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَاُولَئِٰكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ (5) [البقرة/1-5] اِنَّا اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَآ اَرَاكَ اللهُ وَلاَ تَكُنْ لِلْخَآئِنِيْنَ خَصِيْمًا [النساء/105] اِنَّ هٰذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا [الإسراء/9] وَاَطِيْعُوا اللهَ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ [ال عمران/132]
A. Hukum Islam Pengertian hukum Islam Hukum adalah segala sesuatu yang menjadi dasar, acuan atau pedoman syariat Islam Sumber hukum Islam Al-Qur’an Al-Hadis al-maqbulah (yang diterima untuk dijadikan sumber hukum) Ijtihad ketika tidak ditemukan dalam Al- Qur’an dan Al-Hadis al-Maqbulah
Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Al-Qur’an Pengertian Al-Qur’an Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah ta’âla yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul dan nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW yang membacanya adalah ibadah Kedudukan Al-Qur’an Al Qur’an merupakan sumber hukum pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam baik yang mengatur hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia dan alam Fungsi Al-Qur’an Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
Pengertian dan Kedudukan Hadis Pengertian Hadis Hadis adalah segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW berupa ucapan, perbuatan, dan persetujuan (takrir) serta penjelasan sifat-sifat beliau Kedudukan Hadis Hadis menempati kedudukan kedua setelah Al-Qur’an
Fungsi Hadis Mempertegas dan memperkuat hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an Menjelaskan, menafsirkan, dan merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum dan samar 3.Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an yang prinsipnya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
Pembagian Istilah hadis Rasulullah SAW Hadis Qauliyah. Yaitu hadis yang didasarkan kepada segala perkataan dan ucapan Rasulullah SAW Hadis/Sunah Fi’liyah. Yaitu hadis yang didasarkan kepada perbuatan dan tingkah laku Rasulullah SAW Hadis/Sunah Takririyah. Yaitu hadis yang didasarkan pada persetujuan Rasulullah SAW atas perbuatan para sahabatnya
Pengertian dan Kedudukan Pengertian Ijtihad Ijtihad bermakna mengerahkan tenaga dan pikiran dengan sungguh-sungguh untuk menyelidiki dan mengeluarkan hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadis dengan syarat-syarat tertentu Kedudukan ijtihad Ijtihad menempati kedudukan dalam sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an dan hadis
Syarat menjadi mujtahid (ahli ijtihad) Fungsi Ijtihad Menetapkan hukum sesuatu yang tidak termuat dalam Al-Qur’an maupun hadis Syarat menjadi mujtahid (ahli ijtihad) Memahami Al-Qur’an dan asbabun nuzulnya (sebab turunnya) Memahami hadis dan asbabul wurudnya (sebab kemunculannya) Mengetahui pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab Mengetahui tempat-tempat ijma’ Mengetahui usul fiqh Mengetahui maksud-maksud syariat Memahami masyarakat dan adat istiadat tempat dia akan mengeluarkan ijtihad Bersifat adil dan wara’
Bentuk-bentuk Ijtihad ijma’ kebulatan pendapat semua mujtahid pada suatu masa atas suatu masalah yang berkaitan dengan syariat Qiyas menetapkan hukum atas suatu perbuatan yang belum ada ketentuannya berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya dengan melihat kesamaan antara keduanya Istihab melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan yang telah ditetapkan karena adanya suatu dalil, sampai ada dalil lain yang mengubah hukum tersebut Maslahah Mursalah, kemaslahatan dan kebaikan yang tidak disinggung-singgung syara’ untuk mengerjakan atau meninggalkannya dan bila dikerjakan akan membawa kemanfaatan terhindar dari keburukan Urf, kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang baik kata-kata atau perbuatan
Contoh-contoh Ijtihad Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mengikuti natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram Penulisan kitab suci Al-Qur’an dalam bahasa di luar Arab diperkenankan sepanjang disertakan tulisan Arab aslinya Penggunaan pil anti haid demi kesempurnaan ibadah haji Vasektomi dan tubektomi termasuk usaha pemandulan termasuk haram
B. Hukum Taklifi dan Hukum Wadhi Pengertian hukum taklifi dan hukum wadhi Pengertian Taklifi ketentuan Allah ta’âla yang menuntut mukallaf untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan atau pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan Wadhi ketentuan Allah ta’âla yang mengandung pengertian bahwa terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi suatu hukum
Macam-macam Bentuk Hukum Taklifi dan Hukum Wad’i Al-Ijab, tuntutan secara pasti dari syariat untuk dilaksanakan tidak boleh ditinggalkan. Bentuk hukumnya adalah fardu (wajib) An-Nadb, anjuran dari syariat untuk melaksanakan suatu perbuatan yang akan mendapatkan balasan kebaikan Al-Karahah, sesuatu yang dianjurkan syar’i kepada mukalaf untuk meninggalkan perbuatan tersebut At-Tahrim, tuntutan syar’i untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan yang pasti. Bentuk hukumnya ialah haram Ibahah, yaitu tuntutan Allah ta’âla yang mengndung pilihan untuk melakukan perbuatan tersebut atau meninggalkannya
Al-Ijab Dapat dibagi menjadi dua: Fardu ‘Ain perbuatan yang harus dikerjakan oleh setiap mukalaf. Contohnya: melaksanakan puasa Ramadan, salat lima waktu, haji, dan lain sebagainya. Fardu Kifayah perbuatan yang dilakukan oleh salah seorang anggota masyarakat. Jika sudah dikerjakan oleh salah seorang anggota masyarakat maka yang lain terbebas dari kewajiban tersebut. Contohnya: memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah Muslim.
An-Nadb Dapat dibagi menjadi dua: Sunah ‘Ain perbuatan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap mukalaf Contohnya: salat sunah rawatib, puasa Senin-Kamis Fardu Kifayah perbuatan yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh seorang atau lebih dari golongan masyarakat Contohnya: mendoakan Muslim/Muslimah yang bersin dengan lafal doa yarhamukallah (semoga Allah merahmati Anda)
Macam-macam Bentuk Hukum Wad’i Sebab, adalah suatu keadaan yang dijadikan sebagai alasan adanya hukum dan tidak adanya alasan tersebut menyebabkan tidak adanya hukum Syarat, ialah sesuatu yang dijadikan syar’i sebagai penyempurna sah atau tidak perintah syar’i tersebut Mani’ (penghalang), keadaan atau peristiwa yang ditetapkan syar’i menjadi penghalang bagi adanya hukum atau membatalkan hukum Azimah, peraturan Allah ta’âla yang asli dan tersurat pada nas dan berlaku umum Rukhsah, ketentuan yang disyariatkan oleh Allah ta’âla sebagai keringanan yang diberikan kepada mukalaf