Strategi Pembangunan Nasional:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah (RPJP/MD)
Advertisements

BAPPEDA PROVINSI SUMATERA UTARA
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
RENCANA KERJA PEMERINTAH
BAHAN MASUKAN RUU TENTANG PERUBAHAN UU 17/2003
HOTEL GRAND ANGKASA MEDAN JUMAT, 5 JULI 2013
Strategi Pembangunan Nasional:
ROAD MAP IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 DISAMPAIKAN OLEH: TARMIZI.
Good Governance Ali Rokhman Sumber:
DISKRIPSI PEREKONOMIAN INDONESIA
OVERVIEW PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
UNDANG-UNDANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (UU 25 TH 2004)
Perencanaan Pembangunan
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
EUIS DEWI KARTINI, A. MD. NIP NO. UJIAN: 020/UD
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
Konsep, Proses dan Dokumen Kunci Dalam Penganggaran
Laksono Trisnantoro Dwi Handono Sulistyo KMPK FK UGM
IMPLEMENTASI SAKIP BAPPEDA KABUPATEN BLITAR
BAB IV PERENCANAAN.
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN A. Latar belakang Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk.
Pendekatan Perencanaan Pembangunan
Proses kebijakan publik dalam pembangunan
Mekanisme Penilaian ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2016
[2017] M. Nur Hendratna, SE. MTP
sistem pengukuran dan indikator kinerja kebijakan publik
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
ANGGARAN BERBASIS PRESTASI KERJA & STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
SPM Mohammad Nur Fauzi ( ).
SISTEM PERENCANAAN STRATEJIK PEMBANGUNAN NASIONAL
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
MEKANISME PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
RENSTRA SKPD BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 54 TAHUN 2010
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
PPt. 4.1 INTEGRASI GENDER DALAM SISTIM PERENCANAAN DI DAERAH
Laela Indawati, SSt.MIK., MKM
SISTEM PERENCANAAN STRATEJIK PEMBANGUNAN NASIONAL
Merumuskan Visi dan Misi
PB. 4 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SOSIALISASI PEDOMAN PELAKSANAAN MUSRENBANG TAHUN 2018
SISTEM PERENCANAAN STRATEJIK PEMBANGUNAN NASIONAL
PADA BINTEK LPM DESA CANGGU BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG
Merumuskan Visi dan Misi
Fungsi Anggaran Fungsi otorisasi: Anggaran Negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan:
Kepala Bappeda Kabupaten Pangandaran
KEBIJAKAN OBAT  .
PARADIGMA BARU PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Tata Kelola Pemerintahan Desa
TAHAPAN DAN SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENSTRA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 86 TAHUN 2017 PPKK FISIPOL UGM.
DISKRIPSI PEREKONOMIAN INDONESIA
Kebijakan dan Keputusan Publik Dalam Perencanaan
TEORI PERENCANAAN 22/09/2018.
PERMENDAGRI NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENDAGRI NOMOR 133 TAHUN 2017 TENTANG ORIENTASI DAN PENDALAMAN TUGAS ANGGOTA DPRD PROVINSI DAN.
PERAN DAN DUKUNGAN DPRD PROV JATENG DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA Disampaikan Pada: Rapat Koordinasi dengan Tema Akuntabilitas,
PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
PERENCANAAN – ANGGARAN HUBUNGAN ANTARA KUA-PPAS, RKA DAN DPA OLEH : ACHMAD ZAKI NIM : P2C
DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Program Studi Administrasi Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran.
DESENTRALISASI MENGALIHKAN KENDALI MANAJEMEN KEUANGAN KEDAERAH HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH YANG SEHAT 1 a B.
Akuntansi Sektor Publik Pertemuan 4 Dr. Ratna Wardhani
Unit 1. Pengantar Modul AEPI SSQ - Component 2 Modul Rencana Strategis dan Pengelolaan Keuangan 1 Unit 1.
Transcript presentasi:

Strategi Pembangunan Nasional: Pembangunan Teknokratis Vs. Pembangunan Partisipatif

Konsep Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya akan dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan. Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Sosiologi Pembangunan Proses Perencanaan Pendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D. Proses Teknokratik: Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Partisipatif: Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang. Proses top-down dan bottom-up: Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Prasyarat Dapat Diimplikasikannya Suatu Perencanaan Pembangunan Faktual dan Realistis  Sesuai dengan kondisi aktual di masyarakat, dan realistis secara ekonomi maupun politis untuk dijalankan Logis dan Rasional  Perencanaan yang dibuat dapat diterima akal sehat secara argumentatif Komprehensif atau menyeluruh  Mempertimbangkan seluruh faktor/variabel yang mempengaruhi Fleksibel  Dapat berubah sesuai perkembangan kondisi dan kebutuhan yang ada Komitmen  Adanya perasaan memiliki dan komitmen untuk menjalankan rencana dari seluruh stakeholders Bisa didapat melalui perencanaan yang Teknokratik Bisa didapat melalui perencanaan yang Partisipatif Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Perencanaan Pembangunan sebagai Kebijakan Publik Perencanaan pembangunan merupakan bagian dari kebijakan publik. Menurut Goulet, ada tiga rasionalitas yang saling ber-inter-relasi dalam penentuan keputusan-keputusan publik, yaitu : Technological Rationality bersandar pada epistemologi ilmu modern yang mengedepankan logika efisiensi. politican rationality merupakan logika kepentingan yang selalu mengedepankan pemeliharaan institusi dan kebijakan. Lebih jauh dari itu, pada realitasnya seringkali motif-motif pemeliharaan institusi dan kebijakan itu menjadi alasan yang menyelubungi motif-motif mempertahankan kekuasaan dan mencari keuntungan. ethical rationality lebih menekankan pada pencitraan, pemeliharaan atau mempertahankan norma-norma. Political dan ethical rationality lebih mengacu pada apa yang dianggap “baik” oleh masyarakat, sementara technological rationality biasanya mengacu pada apa yang dianggap “benar” oleh perencana. Dilema timbul saat sesuatu yang dianggap “benar” itu belum tentu dianggap “baik” oleh masyarakat. [1] Goulet, D (1986), “Three Rationalities in Development Decision-Making”. World Development vol 14, no 2, page 310-317. Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Pembangunan Teknokratik dan Pembangunan Partisipatif Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Terminologi Kebijakan Pembangunan Teknokratis Teknokrasi secara etimologis berasal dari kata-kata techné (teknik) dan kratein (memerintah). Teknokrasi ialah pemerintahan yang menekankan pentingnya prinsip-prinsip teknologi, seperti efisiensi, kuantifikasi, produktivitas, perencanaan, dan penggunaan kiat, serta SOTA (state of the art). Pembangunan yang teknokratik menempatkan pemerintah sebagai pihak yang secara mutlak berwenang untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan untuk kepentingan publik, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis dari pemerintah sendiri. Model ini biasanya berafiliasi dengan pola pembangunan top-down, dimana pemerintah berwenang mengatur masyarakat dan tingkat pemerintahan dibawahnya dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dari pemerintah itu sendiri. Dalam pembangunan teknokratis, yang diutamakan adalah pertimbangan teknis dan keilmuan dari pemerintah dalam membangun fondasi argumentatif strategi pembangunan. Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Perubahan Paradigma Pembangunan Sejak bergulirnya era reformasi 1998, Indonesia telah memulai berbagai inisiatif yang dirancang untuk memperbaiki sistem tata pemerintahan dan desentralisasi, akuntabilitas dan partisipasi yang lebih luas. Inovasi-inovasi dalam penyelenggaraan tata pemerintahan dan kebijakan publik dalam mendukung sebuah bentuk demokrasi partisipatorik sangat diperlukan Setidaknya ada lima paradigma baru yang menyebabkan perubahan dan perkembangan pola pikir dalam perencanaan yang juga menyebabkan perubahan pada produk-produk rencana di Indonesia, yaitu : Pertumbuhan perekonomian global Orientasi pembangunan Kemitraan pemerintah dan masyarakat (Public-Private Partnership) Perkembangan sistem dan teknologi informasi Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan Bandul pembangunan telah bergerak ke arah tradisi partisipasi. Prakarsa-prakarsa baru mulai berkembang dalam masyarakat seiring dengan mulai dibukanya ruang-ruang partisipasi bagi masyarakat dan desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Reposisi Peran Pemerintah Peranan yang dituntut dari pemerintah saat ini: “manajer” perubahan (menjalankan fungsi manajerial dan koordinasi) Fasilitator dan katalisator terciptanya sinergi antar stakeholders pembangunan Peran advokasi dan pembimbingan Peranan pemerintah pada masa lalu : Penentu utama arah pembangunan “Pakar” yang paling mengetahui dan “berhak” menentukan arah pembangunan Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Terminologi Pembangunan Partisipatif Partisipasi merupakan proses anggota masyarakat sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka (Sumarto, 2004) “Perencanaan tidak dapat efektif, kecuali bila dilakukan dengan pengenalan, pemahaman, dan pemanfaatan struktur kekuatan pemerintah dan non-pemerintah” (Branch, 1995) Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Kekuatan dan Kelemahan Perencanaan Partisipatif Kekuatan (Adams, 2004; Layzer, 2002) : Berperan memelihara sistem demokrasi lokal Menunjukkan dukungan Mengkritisi isu kebijakan Menyusun agenda kebijakan Menunda pengesahan/pemberlakuan suatu kebijakan Mengembangkan jaringan antar dan antara warga dengan pejabat terpilih Menghasilkan solusi lestari dan peduli lingkungan Kelemahan (Irvin & Stansbury, 2004) : Pemborosan sumber daya dalam pembuatan kebijakan (dalam masyarakat kurang ideal) Tidak efektif sebagai persuasi rasional (dalam kondisi tertentu) Tergantung karakter/sifat stakeholders Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Sinergikan Teknokrasi dan Partisipasi !! Tantangan dan Kendala Sinkronisasi Pembangunan Teknokratis dan Partisipatif PERENCAAAN DULU PERENCANAAN YANG DIINGINKAN Daftar Usulan - “Shopping List” Sebanyak-banyaknya Seindah-indahnya Tidak terbatas Rencana Kerja - “Working Plan” Input (Rp., Tenaga Kerja, Fasilitas, dll.) Kegiatan (Proses) Hasil nyata: Output, Outcome, Dampak Oleh karena itu, Perencanaan Pembangunan Dimulai dengan data dan informasi tentang realitas sosial, ekonomi, budaya dan politik yang terjadi di masyarakat, ketersediaan sumberdaya dan visi/arah pembangunan Critical point-nya adalah Menyusun hubungan optimal antara masukan (input), proses, dan keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impact) Sinergikan Teknokrasi dan Partisipasi !! SPPN (UU 25 Tahun 2004) Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

SPPN - Penataan Produk Perencanaan - - Proses Perencanaan - Sesuai dengan ruang lingkup perencanaan, maka perencanaan pembangunan nasional menghasilkan : Rencana pembangunan jangka panjang ; Rencana pembangunan jangka menengah ; dan Rencana pembangunan tahunan, yang dituangkan kedalam berbagai dokumen perencanaan. Dokumen Perencanaan Tingkat Nasional meliputi: RPJP Nasional; RPJM Nasional.: RKP Nasional; Renstra-KL ; dan Renja-KL. Sedangkan di tingkat daerah meliputi : RPJP Daerah; RPJM Daerah; RKP Daerah; Renstra-SKPD; dan Renja-SKPD. Sistem perencanaan pembangunan nasional dalam SPPN ini mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu pendekatan: (1) politik; (2) teknokratik; (3) partisipatif; (4) atas-bawah (top-down); dan (5) bawah-atas (bottom-up) Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

SPPN - Tahapan dalam Perencanaan - Perencanaan pembangunan terdiri dari empat tahapan yakni: (1) penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat tahapan diselenggarakan secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Tahap penyusunan rencana. Tahap inidilaksanakan untuk menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari 4 (empat) langkah: Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur. Langkah kedua, masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan yang telah disiapkan. Langkah berikutnya adalah menjaring aspirasi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (MUSRENBANG). Langkah keempat adalah penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan. Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

SPPN - Tahapan dalam Perencanaan - Tahapan Penetapan Rencana. Rencana perlu ditetapkan sebagai salah satu produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakan isi rencana rencana tersebut. Menurut undang-undang ini, rencana pembangunan jangka panjang nasional/daerah ditetapkan sebagai Undang-undang/Peraturan Daerah, rencana pembangunan jangka menengah nasional/daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Keputusan Kepala Daerah, dan rencana pembangunan tahunan nasional/daerah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden/Keputusan Kepala Daerah Pengendalian dan Evaluasi. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegitan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut oleh pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah. Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Hubungan Dokumen Perencanaan dan Anggaran Catatan: Diacu : hal-hal yang dianggap mendasar harus identik Dipedomani : hal-hal yang memberikan arah dan koridor Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Sosiologi Pembangunan PARTISIPASI SEPERTI APA YG ANDA INGINKAN ? Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

MUNGKIN INILAH YANG SESUAI Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan

Sosiologi Pembangunan Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan