1. Apakah EFI itu ? EFI adalah singkatan dari Electronic Fuel Injection. Dimana pengontrolan campuran udara dan bahan bakar dilakukan secara elektronik sebagai pengganti karburator. Sensor sensor seperti sensor kevakuman, sensor throttle, sensor temperatur air, sensor rpm dan lain lain sebagai pendeteksi kondisi kerja mesin oleh ECU. ECU melalui injektor menginjeksikan bahan bakar ke intake manifold untuk untuk dicampur dengan udara dengan campuran sesuai dari nilai sensor sensor diatas. TKR SMK N 1 KOTA BEKASI
2. Macam macam EFI A. EFI tipe D Intake Manipold Vacum Sensor Mesin Udara Intake Manipold Vacum Sensor Mesin Injektor ECU Mendeteksi Kevakuman Di intake Manipold Rpm Mesin Kontrol Volume Injeksi Bahan Bakar EFI tipe D : Pengukuran volume udara yang mamsuk ke ruang bakar menggunakan sensor vakum (Manipold Pressure Sensor)
Intake Manipold Mesin Injektor ECU Air Flow Meter B. EFI tipe L Udara Intake Manipold Mesin Injektor ECU Injeksi Mendeteksi Volume Di intake Manipold Rpm Mesin Kontrol Volume Injeksi Bahan Bakar Air Flow Meter EFI tipe L : Pengukuran volume udara yang masuk ke ruang bakar menggunakan sensor aliran udara masuk (Air Flow Meter)
3. Perbedaan sistem karburator dan sistem EFI A. Saat mesin distart Karburator EFI
B. Saat Melakukan percepatan (Akselerasi) Karburator EFI
4. Komponen Komponen EFI dan Fungsinya Data Link Conector (DLC) Presure Sensor Pompa Bensin Speed Sensor ISC Cam Angle Sensor Throttle Sensor Injektor ECU Temperature Sensor Knoking Sensor Crank Angle Sensor Variable Resistor
1. Pressure Sensor. (Kode diagnosis P0105 / 31) A. SENSOR SENSOR 1. Pressure Sensor. (Kode diagnosis P0105 / 31) Intake Manipold Pressure Sensor Tegangan Tekanan Pressure Sensor Engine ECU 5 Volt Vc = 5 Volt R PIM =2,2 – 3,6 Volt IC R E2 = 0 Volt Fungsi : Mengukur jumlah udara yang masuk ke ruang bakar sebagai penentuan jumlah injeksi bahan bakar. Dasar nah / pur saat pengapian pada ESA (Electronik Spark Advancer)
2. Water Temperatur Sensor. (Kode diagnosis P0115 / 42) Engine ECU 5 Volt THA THA E2 E2 Sensor Temperatur Fungsi : Menyensor temperatur kerja mesin dengan menyensor temperatur air pendingin ECU akan membuat campuran lebih gemuk bila temp. mesin masih dingin saat pemanasan. Bila terjadi over heating ECU akan memutuskan injeksi hingga mesin mati.
3. Throttle Position Sensor. (Kode diagnosis P0120 / 41) Engine ECU Throttle Position Sensor 5 Volt Vc = 5 Volt Vc VTH E2 VTH E2 Fungsi : Menyensor pembukaan pedal gas (untuk menentukan jumlah injeksi saat percepan dll.
Signal Knock Sensor yang dikirimkan ke ECU 4. Knock Sensor (Kode diagnosis P0325 / 18) Block Mesin Piezo-electric Knock Sensor Signal Knock Sensor yang dikirimkan ke ECU ECU Knock Sensor KNK Fungsi : Menyensor apabila terjadi ngelitik pada mesin maka nah/pur akan diatur oleh komputer.
Ignition Timing (Nah/Pur) Ignition Timing (Nah/Pur) Cara kerja kontrol loop ECU bila terjadi knocking (ngelitik) pada mesin. Terjadi Knocking Pada Ruang Bakar Ignition Timing (Nah/Pur) Mundur Ignition Timing (Nah/Pur) Maju Knocking Hilang
5. Crank Angle Sensor dan Cam Angle Sensor (Kode diagnosis P0335/13 dan 340 / 14) ECU Cam Angle Sensor N2+ N2- Crank Angle Sensor N1+ N1- Fungsi : Mendeteksi putran mesin dan mengidentifikasi silinder (piston) Menyensor sudut crank shaft (poros engkol)
6. Vehicle Speed Sensor (Kode Diagnostik P0500 / 52) ECU Reed Swutch SPD E1 Meter Kombinasi Fungsi : Menyensor kecepatan kendaraan
7. A/F (Air Fuel Ratio) Sensor (Kode Diagnostik P1130 / 29) ECU Variable Resistor Vc = 5 V Vc = 5 V SST A/F A/F Variable Resistor E1 E1 Kurus Gemuk Fungsi : Menyensor setelan campuran udara dan bahan bakar saat idle (stasioner) CATATAN: Jangan menyetel A/F Sensor ini tanpa menggunakan CO Tester
B. ACTUATOR (Perangkat yang dikontrol ECU) 1. Injektor Fungsi : Menginjeksikan bahan bakar ke intake manipold sesuai perhitungan ECU dari kondisi sensor sensornya
2. ESA (Electronic Spark Advance) ECU IG1 IG2 IG3 Ignition Coil Dgn Igniter Mengontrol saat pengapian (Nah/pur) berdasarkan dari sensor sensornya DLI = Distributor Less Ignition (Tidak menggunakan delco)
2. ESA (Electronic Spark Advance)
2. ESA (Electronic Spark Advance)
3. Mengontrol Kecepatan Idle (Stasioner) Stepper Motor Stepper Motor ECU Mesin ISC A1 Udara ISC A2 ISC B1 ISC B2 Throttle (Skep)
Pompa bahan bakar akan OFF bila mesin mati 4. Kontrol Pompa Bahan Bakar Pompa Bahan Bakar Relai Pompa Relai EFI IG STA ECU Mesin Kunci Kontak Fc STA Signal N1 dan N2 Pompa bahan bakar akan OFF bila mesin mati
5. Kontrol Cut A/C (Air Conditioning) Pressure sensor Magnetic Clutch Relay MGC Throttle Sensor Water Temp. Sensor ECU Mesin Magnetic Clutch (Kompresor A/C) Speed Sensor Dual Pressure S/W A/C akan di Cut bila temperatur mesin mencapai 107o C Bila pembukaan Throttle (pedal gas) dibuka lebih dari ketentuan dari kecepan kendaraan maka A/C akan otomatis di Cut.
5. Kontrol Electric Cooling Fan Crank Position Sensor ECU Mesin Fan Relay Water Temp. Sensor Electric Cooling Fan Electric Fan akan bekerja bila temperatur mencapai 98oC Electric Fan bekerja bila A/C ON Jika Sensor Temperatur rusak Fan akan Bekerja
5. Bagaimana mendiagnosis sistem EFI Ada dua cara mendiagnosis sistem EFI yaitu : 1. Dengan menggunakan Diagnosis Tester (Daihatsu DS 21) Dengan menghubungkan Diagnosis Tester ke DLC pada kendaraan maka Diagnosis Tester tersebut dapat berkomunikasi dengan komputer (ECU) mesin. Apapun yang ingin kita ketahui kondisi kerja mesin dapat dilihat pada Diagnosis Tester. Termasuk kerusakan kerusakan nya.
2. Tidak menggunakan Diagnosis Tester (Hanya menggunakan service wire) Dengan menghubungkan EFI-T dengan E (ground) pada DLC maka kita dapat mengetahui kerusakan yang terjadi pada sensor sensor nya. ISO 14230
DLC CARA MENDIAGNOSIS NORMAL ADA TROUBLE Kabel Jumper E 1 2 3 4 5 6 7 Hubungan singkat atau terbuka pada rangkaian heater oksigen sensor Heater oksigen sensor ECU mesin Malafungsi rangkaian heater oksigen sensor PO135/23 MIL Area Trouble Item Yang Terdeteksi No. DTC NORMAL ADA TROUBLE DLC Kabel Jumper E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 EFI-T