STRABISMUS dr. Sri Handayani MP, SpM Bagian Ilmu Kesehatan Mata

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BIO OPTIK KELOMPOK 10 Indah Suci Anzarkusuma Indah Puji Lestari
Advertisements

FISIKA KELAS X SEMESTER II
CACAT MATA Yaitu terjadi ketidaknormalan pada mata, dan dapat di atasi dengan memakai kacamata, lensa kontak atau melalui suatu operasi Rabun Jauh (Miopi)
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2)
BAB II PROYEKSI DAN POTONGAN
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
ALAT-ALAT OPTIK MATA KACAMATA KAMERA KACA PEMBESAR MIKROSKOP TELESKOP.
PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
RABUN DEKAT (HIPERMETROPI)
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
Macam dan Prinsip Kerjanya
AUTISME Presented by Oleh Erwin Setyo Kriswanto
Gerak 2 Dimensi 2 Dimensional Motion
TRAUMA TUMPUL MATA Dr.SRI HANDAYANI MP,SpM BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
Sapteno Neto Smpn 1 Tamiang Layang.
CAHAYA & ALAT OPTIK.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
Alat Optik.
Gerak 2 Dimensi 2 Dimensional Motion
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
OPTIK geometri.
DETEKSI CAHAYA OLEH MATA
OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK
Perhatikan gambar berikut.!!
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
COLABORATIVE LEARNING
PENGKAJIAN OFTALMIK.
Bio Optik Gizi Eksekutif UEU 2012 Sesi 10 Anggota Kelompok:
Berkelas.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
Pembiasan lensa sferis, Lensa Kuat Lensa, Daya akomodasi
ORGANON VISUS PENGLIHAT.
KKPMT III 5 ICD-10 CHAPTER VII DISEASES OF THE EYE and ADNEXA
BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK.
Berkelas.
OPTIK Pertemuan 14.
MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG
MATA LUP KAMERA MIKROSKOP TEROPONG
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PENGLIHATAN Ani Sutriningsih
Arif hidayat Gerak Pada Garis Lurus Arif hidayat
Fisiologi mata Erkadius.
FISIKA Teropong Prisma
Indera Penglihatan dan Alat Optik
PSSS. Kelainan Letak Bola Mata
RETINOBLASTOMA.
PERSEPSI & SENSASI.
Almas Mafazi M. Faza Fadhilah XII – IPA 2
Penyakit Albino dan Anemia Sel Sabit
SARAH KHAIRUNNISA ZHAFIRA RAMADHANI ALBINO.
OFTALMOLOGI KOMUNITAS
OPTIK.
Fisiologi III Eka Candra Sasmita Putri dr. Sp S
A. Posisi, Kecepatan, dan Percepatan
Oleh : Alfa Miftakhul Ikhsan Bimo Herninda N. Shabrina
Marlina Jaya Diputri G1A012009
Miyah Sofani Nisrina Budhyono
Materi pembelajaran kelas X
Kelainan Kongenital Mata
MATA, KAMERA, LUP, MIKROSKOP, DAN TEROPONG
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSIKOLOG
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI HIPERMETROPI ATAU RABUN DEKAT
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
VISION Aziz & Arif.
OPTIK. Pembentukan Bayangan pada Cermin Sferis a. Cermin Cekung (Kankaf) Merupakan bagian kecil dari suatu lingkaran.
Sumber : pixabay.com/Manseok CAHAYA DAN ALAT OPTIK BAB 12.
PENDALAMAN MATERI IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK TUNANETRA
Transcript presentasi:

STRABISMUS dr. Sri Handayani MP, SpM Bagian Ilmu Kesehatan Mata FK UNAND/RS.Dr.M.DJAMIL PADANG

STRABISMOS (squint/juling) Ocular Misalignment Disebabkan : 1. Abnormalitas penglihatan binokuler 2. Anomali kontrol neuromuskuler pergerakan okuler

Strabismus adalah suatu kelainan mata dimana visual axis dari kedua mata tidak mengarah secara bersamaan kepada titik fiksasi

AKIBAT STRABISMUS SECARA FUNGSIONAL GANGGUAN PSIKOLOGIS GANGGUAN FUSI DAN STEREOSKOPIK DIPLOPIA / CONFUSION SUPRESI AMBLYOPIA EYE STRAIN / READING PROBLEM

BEBERAPA ISTILAH PHORIA deviasi laten, terkontrol fusi, mata tetap lurus dibawah penglihatan binokuler TROPIA deviasi manifes, tidak terkontrol fusi, mata tidak lurus

Kerja otot-otot luar bola mata seimbang Terjadi fusi tanpa usaha (kedudukan bola mata tidak berubah walaupun mekanisme fusi diganggu) Kerja otot-otot luar bola mata seimbang  SINGLE BINOCULAR VISION Keseimbangan okuler ORTHOFORIA :

HETEROFORIA : deviasi okuler laten (tersembunyi), masih dapat diatasi oleh mekanisme fusi & menjadi nyata bila fusi diganggu (misalnya : esoforia, eksoforia,hiperforia,hipoforia) HETEROTROPIA :deviasi manifes (nyata), tidak dapat diatasi oleh mekanisme fusi (misalnya : esotropia, eksotropia, hipertropia, hipotropia)

FUSI : Proses penggabungan secara mental berdasarkan kemampuan otak untuk mendapatkan satu penglihatan tunggal yang berasal dari dua sensasi masing-masing mata

STEREOPSIS Merupakan kesanggupan melihat sebuah benda dengan kedua mata yang memberikan kesan tiga dimensi

DIPLOPIA : adalah melihat objek yang sama pada dua lokasi ruang, karena objek penglihatan diproyeksikan pada fovea pada satu mata dan para fovea pada mata lainnya SUPRESI :merupakan perubahan sensasi visual yang terjadi pada saat bayangan dari satu mata, diinhibisi oleh mata tersebut (cortical inhibition)

AC/A Ratio Adalah angka yang menyatakan perbandingan dari konvergensi akibat akomodasi dengan besarnya akomodasi N : 3 – 4 prisma dioptri / akomodasi 1 dioptri

Tipe Deviasi yang Terjadi Pada Strabismus : Horizontal Esodeviasi/Eksodeviasi Vertikal Hiperdeviasi/Hipodeviasi Torsional Incyclodeviasi/Excyclodeviasi

SUMBU DAN PERGERAKAN BOLA MATA Axes of Fick X : transversal Y : sagital Z : vertikal

Jenis gerakan bola mata: Duksi (pergerakan satu mata)

Pergerakan dua mata: Versi : kedua mata bergerak ke arah sama Vergen : kedua mata bergerak berlawanan arah

EXTRAOCULAR MUSCLES

Insersi otot rectus : SPIRAL OF TILLAUX

Insersi otot : 1. M.OBLIQ SUPERIOR : KWADRAN SUPEROTEMPORAL,POSTERIOR EQUATOR 2. M.OBLIQ INFERIOR : AREA MAKULA

POSISI MATA mamanya malika

PEMERIKSAAN STRABISMUS

COVER - Uncover Test

UNCover Test COVER TEST

MENENTUKAN BESAR DEVIASI Hirschberg Test (corneal light reflex) 300

Prism Cover Test

Prisma Krimsky Test

Amblioskop

PEMBAGIAN STRABISMUS Strabismus paralitik Strabismus non paralitik

STRABISMUS PARALITIK Sudut deviasi tidak sama kesemua arah Sudut deviasi bertambah besar bila melihat kearah otot yang parese Sudut deviasi berkurang / hilang bila melihat kearah yang berlawanan dengan otot yang parese.

GAMBARAN KLINIS STRABISMUS Pada umumnya dapat dilihat dari: - usia timbulnya deviasi - besarnya sudut deviasi - ada/tidaknya amblyopia - ada/tidaknya faktor herediter - jenis dan besarnya kelainan refraksi - besarnya deviasi jauh dan dekat - pola fiksasi (satu mata/bergantian)

ESOTROPIA Akomodatif 1. Refraktif : (hipermetrop, AC/A ratio normal) 2. Non refraktif : (high AC/A ratio) Gambaran klinis Usia timbulnya deviasi : ± 2,5 th ( 2-7 th) Besarnya sudut deviasi : kecil (15-20 prisma dioptri) Amblyopia: sering Faktor heriditer: (+) Kelainan refraksi : - Refraktif : hypermetropia - Non refraktif : High AC/A deviasi jauh dan dekat – Refraktif : dev jauh = dekat - Non refraktif : dev dekat > dev jauh pola fiksasi : satu mata (yg sehat) TERAPI : - Refraktif : kaca mata (+) & miotik - Non refraktif : kaca mata bifokal & miotik

Non akomodatif : 1.Esotropia kongenital  Kelainan di pusat akomodasi konvergensi Gambaran klinik - usia timbulnya deviasi : < 6 bulan - besarnya sudut deviasi : besar > 50 prisma - amblyopia: jarang ( cross fixation) - faktor heriditer: (+) - kelainan refraksi : kecil / (-) - deviasi jauh dan dekat : sama - pola fiksasi : bergantian TERAPI: Operasi - recess m.rectus medial dan resect m.rectus lateral - bilateral recess m. rectus medial

2.Esotropia didapat: akibat adanya kel. sensoris spt: katarak, ptosis kongenital, leukoma cornea, kel.retina. Gambaran klinik - usia timbul deviasi: 6 bulan stlh timbul kel.sensoris - besarnya sudut deviasi: kecil - ambliopia: tergantung usia timbul kel. sensoris - faktor heriditer: (-) - kelainan refraksi : kecil / (- ) - deviasi jauh dan dekat : sama - pola fiksasi : satu mata TERAPI: Operasi ( recess m.rectus medial dan resect m.rectus lateral)

Esotropia kombinasi akomodatif dan non akomodatif

EKSOTROPIA 1. Eksotropia intermitten 2. Eksotropia konstan Biasanya dari eksoforia yang berkembang jadi eksotropia (akibat kelelahan,penyakit umum,tidak konsentrasi/melamun, perubahan anatomis orbita karena faktor usia) 2. Eksotropia konstan - Timbul sejak lahir - Eksotropia intermitten yang berkembang jadi konstan.

Gambaran klinik - usia timbulnya deviasi: kongenital < 6 bln intermitten: 2-7 th - sudut deviasi: besar ( > 50 prisma ) - amblyopia : kongenital (+); intermitten (-) - faktor heriditer: (+) - kelainan refraksi : kecil / (-) - deviasi jauh dan dekat : -kongenital: sama -intermitten jauh>dekat - pola fiksasi: kongenital: satu mata intermitten: bergantian

TERAPI Operasi: Recess m.rectus lateral Resect m.rectus medial

RECESS RESECT

AV PATTERN / AV SYNDROM A Pattern : Bila deviasi waktu melihat kebawah lebih besar dari melihat keatas (minimal 10 PD) V Pattern : Bila deviasi waktu melihat keatas lebih besar dari melihat kebawah (minimal 15 PD ) Penyebab : disfungsi M.Obliq, disfungsi M.Rectus Horizontal Pengobatan: - tenotomi - recess - supra/infra placement

V pattern Esotropia

A pattern Esotropia

PENGOBATAN LAIN STRABISMUS: - PRISMA - BOTULINUM TOXIN

AMBLYOPIA

Amblyos : redup,pudar,suram Ops : mata

Amblyopia kurangnya tajam penglihatan yang tidak dapat dikoreksi refraksi dan pada pemeriksaan secara oftalmoskopi tidak ditemui kelainan patologis/struktural

Tajam penglihatan mata amblyop: 20/30 atau perbedaan 2 baris snellen atau lebih buruk Amblyop - ringan : 20/30 – 20/70 - sedang : 20/80 – 20/120 - berat : lebih buruk dari 20/120 Insiden : 2 – 2,5% dari jumlah penduduk

MEKANISME DASAR TERJADINYA AMBLYOPIA: 1. Adanya gangguan penglihatan binokuler 2. Kurang tegasnya bayangan yang jatuh di fovea 3. Gabungan kedua faktor diatas

Penyebab Amblyopia Strabismus (Ambliopia Strabismik) Kelainan Refraksi (Ambliopia Refraktif) Deprivasi (Ambliopia Deprivasi)

Amblyopia Strabismik

Ambliopia Strabismik lebih sering terjadi pada esotropia dibanding eksotropia Helveston: - esotropia 80% - eksotropia 17% Pollard : - esotropia 51,9% - eksotropia 15,5%

Amblyopia Refraktif - anisometropia (kelainan refraksi berbeda kedua mata) - iso ametropia (kelainan refraksi sama kedua mata)

Amblyopia Deprivasi Disini terjadi hambatan sinar masuk ke dalam mata

Tajam penglihatan menurun 20/30 atau perbedaan 2 baris snellen (lebih buruk) Adanya Crowding phenomen Tak terjadi penurunan tajam penglihatan dengan neutral density filter Pola fiksasi yang tidak normal (diluar fovea/eksentrik)

DETEKSI MASSAL AMBLYOPIA PADA ANAK USIA < 7 TAHUN TNO stereoscopic test Alat ini terdiri dari buku yang tiap lembarnya mempunyai gambar dengan tajam penglihatan stereoskopik berbeda

Photo Screening Dengan cara ini dapat mendeteksi kelainan yang me nyebabkan ambliopia (strabismus, kelainan refraksi dan kekeruhan media)

TERAPI 1. Koreksi kelainan refraksi 2. Oklusi 3. Pleoptik 4 TERAPI 1. Koreksi kelainan refraksi 2. Oklusi 3. Pleoptik 4. Penalisasi (atropin tetes,kaca mata, kombinasi atropin dan kaca mata) 5. CAM vision stimulator 6. Terapi obat L-Dopa (Levodopa/Carbidopa)

TERIMA KASIH