PERANAN TERNAK PERAH DALAM PRODUKSI MAKANAN MANUSIA SUSU MENINGKATKAN GIZI MASYARAKAT MENSEJAHTERAKAN KEHIDUPAN MANUSIA SIFAT DAN KARAKTERISTIK PALING MUDAH MENCUKUPI KEBUTUHAN PANGAN MUTU YG SPESIFIK DAN SIFAT NUTRISIONAL TINGGI BERKEMAMPUAN KHUSUS DAN EFISIEN DALAM MERUBAH BAHAN MAKANAN MENJADI BERNILAI GIZI TINGGI SUMBER KEKUATAN EKONOMI BANGSA MUDAH DAN CEPAT DALAM MENANGGULANGI KASUS KELAPARAN
NILAI SUSU DALAM GIZI MAKANAN MANUSIA BAHAN MAKANAN PALING SEMPURNA : MUDAH DICERNA BERNILAI GIZI TINGGI SUSU 90-95 % = CASEIN (80%), LACTO-GLOBULIN, LACTALBUMIN MENGANDUNG SELURUH ASAM AMINO ESENSIAL DAN NON ESENSIAL PROTEIN KANDUNGAN LEMAK SUSU 3-6 % TRIGLISERIDA = AS. LEMAK + GLISEROL BERANTAI PENDEK LEMAK KARBO HIDRAT a dan b LAKTOSA = 4.8 % GLUCOSA dan GALACTOSA KOMPLIT : A, B, C, D, E, dan K BAHAN PAKAN + HASIL SINTESA BAKTERI DALAM RUMEN VITAMIN MINERAL UTAMA : Ca, P, KCl, Mg, Na 25% Ca dan 44% P DALAM BENTUK LARUT Ca dan Mg DALAM BENTUK TIDAK LARUT BERSENYAWA DG KASEINAT, FOSFAT, dan SITRAT DEFISIEN Fe dan Cu MINERAL
PERANAN DAN KONTRIBUSI SUSU DAN PRODUK SUSU DALAM MAKANAN KULTUR KEBIASAAN KEMAMPUAN EKONOMI NEGARA MAJU NEGARA BERKEMBANG SUSU SEGAR SEJAK BAYI MENU MAKANAN HARIAN KULTUR TINGKAT PENDIDIKAN TANPA KEKEBALAN ENZYM LAKTASE TIDAK BIASA BUKAN MENU HARIAN MILK CONSUMPTION SYNDROME KONSUMSI SUSU OLAHAN JUMLAH TERBATAS INSIDENTAL
KEUNTUNGAN dan KERUGIAN PETERNAKAN SAPI PERAH FAVOURABLE SUATU USAHA YANG TETAP MENGHASILKAN BANYAK MACAM PRODUK BIAYA PRODUKSI PER UNIT USAHA LEBIH MURAH MASA HIDUP PRODUKSI LEBIH LAMA LEBIH EFISIEN MERUBAH NUTRISI PAKAN MENJADI PROTEIN HEWANI DAN ENERGI MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN LEBIH BAIK JAMINAN PENDAPATAN TETAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA YANG TETAP KESUBURAN TAHAN DAPAT DIPERTAHANKAN PELUANG KOMBINASI USAHA SKALA USAHA FLEKSIBEL KOMODITAS UNGGULAN DI NEGARA MAJU SUMBER BAKALAN UNTUK PENGGEMUKAN UNFAVOURABLE MEMBUTUHKAN MODAL BESAR MANAJEMEN YANG BERHASIL MEMBUTUHKAN LATIHAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH JUMLAH DAN MACAM PROGRAM PENGATURAN YANG MEMBINGUNGKAN KERJA YANG MENGIKAT PENGEMBALIAN MODAL LAMBAT KEMUNGKINAN PEMALSUAN/BUATAN
PETERNAKAN SAPI PERAH DI INDONESIA TAHUN 1880 IMPORT SAPI DARI AUSTRALIA AYRSHIRE JERSEY MILKING SHORTHORN AWAL ABAD XX IMPORT SAPI FH DARI BELANDA CIKAL BAKAL PETERNAKAN SAPI PERAH DI INDONESIA TIGA TAHAP PERKEMBANGAN SAPI PERAH DI INDONESIA PENJAJAHAN BELANDA - AKHIR PD II TIDAK ADA PERKEMBANGAN HAMPIR PUNAH SAAT PENJAJAHAN JEPANG KEMERDEKAAN - IKLIM ORDE LAMA PERIODE PENATAAN KEMBALI DAN KONSOLIDASI 1957 : IMPOR RED DENISH DENMARK, GAGAL 1962 : IMPOR FRIES HOLLAND DENMARK, GAGAL 1965 : IMPOR FRIES HOLLAND BERSILSILAH DARI BELANDA, PRODUKSI SUSU MENINGKAT, KETURUNANNYA BERKEMBANG BAIK
PEMBANGUNAN ORDE BARU (1968-1997) PELITA I : PENINGKATAN POPULASI, MEMBANGUN SARANA IB, IMPOR BIBIT DARI BELANDA PELITA II : MEMASYARAKATKAN MINUM SUSU, PEMBANGUNAN PABRIK SUSU RECOMBINE KONSUMSI SUSU MENINGKAT CEPAT. PELITA III : IMPOR SAPI PERAH SECARA BESAR-BESARAN, MELAKSANAKAN DAN MENGGALAKAN IB DENGAN TUJUAN UNTUK : (a) PERBAIKAN MUTU, (b) PENINGKATAN PRODUKSI SUSU DAN (c) PENINGKATAN POPULASI, DISERTAI DENGAN PERBAIKAN MANAJEMEN. PELAKSANAANNYA DILAKUKAN DENGAN PEMBERIAN PAKET KREDIT SAPI PERAH (PUSP, KSP MENKOP, BANPRES, DLL) PENGENDALIAN IMPOR SUSU (SKB TIGA MENTERI, 1982) 1979-1992 IMPOR SAPI PERAH 125.000 EKOR IB SEBANYAK 500.000 DOSIS/TAHUN PRODUKSI 25.000 - 382.000 TON POPULASI 94.000 - 325.000 EKOR RASIO 1:20 - 1:2 KOPERASI 11 - 201 IPS : REPACKING - FINISHED PRODUCT
T U G A S PERKEMBANGAN POPULASI DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH SERTA KONSUMSI SUSU ( 2005 – 2009) TAHUN POPULASI SAPI PERAH PROD. SUSU KONSUMSI SUSU RASIO Produk DN Import Suplai (000 ekor) (000 ton) 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-2
Catatan :