Perilaku Politik Partisipasi Politik Akhdian Elfi Adumsari 1410832004 Heby Hara Octabrian 1410831019 Salmi Nurhidayah 14108320 Wendy Romadhona 1410832013
Partisipasi Politik Menurut Miriam Budiarjo, partisipasi politik secara umum dapat didefenisikan sebagai kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara dan langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan publik. Menurut Ramlan Surbakti, partisipasi politik sebagai bentuk keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.
Menurut Miriam Budiarjo, partisipasi politik bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Dengan ikut berpasrtisipasi dalam proses politik, masyarakat akan memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses politik dan ikut serta dalam menentukan kebijakan pemerintah sesuai dengan kebutuhan masyarakat tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Menurut Ramlan Surbakti, ada dua variabel penting yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi seseorang, yaitu yang pertama aspek kesadaran politik terhadap pemerintah, yang dimaksud kesadaran politik yaitu kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kedua, menyangkut bagaimana penilaian serta apresiasi terhadap kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan pemerintahnya.
Selain itu, ada faktor yang berdiri sendiri (independent variable) yang mempengaruhi partisipasi politik, seperti status sosial, afiliasi politik orang tua, dan pengalaman organisasi.
Tipologi Partisipasi Politik A. Rahman H.I menyatakan bahwa secara umum tipologi partisipasi dibedakan menjadi : Partisipasi aktif, yaitu yang berorientasi pada proses input dan output. Partisipasi pasif, yaitu yang hanya berorientasi pada output, hanya dengan menaati peraturan pemerintah, menerima, dan melaksanakan saja setiap keputusan pemerintah. Golongan putih (apatis), yaitu kelompok yang menganggap sistem politik menyimpang dari apa yang dicita-citakan.
Menurut Milbrath dan Goel partisipasi politik dibedakan menjadi beberapa kategori: Apatis, yang menarik diri dari proses politik. Spektor, orang yang setidak-tidaknya ikut dalam pemilu. Gladiator, secara aktif terlibat dalam kegiatan politik (aktivis partai, pekerja kampanye, dll) Pengkritik, orang yang berpartisipasi dalam bentuk yang tidak konvensional.
Bentuk Partisipasi Politik Menurut Almond, bentuk partisipasi dibedakan menjadi dua, yaitu partisipasi konvensiobal dan partisipasi non konvensional. Partisipasi politik konvensional: Pemberian suara atau voting Diskusi politik Kegiatan kampanye Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan Komunikasi individual dengan pejabat politik atau administratif
Partisipasi politik non konvensional: Pengajuan petisi Berdemonstrasi Konfrontasi Mogok Tindak kekerasan politik terhadap harta benda : pengrusakan, pemboman, pembakaran. Tindakan kekerasan politik terhadap manusia : penculikan, pembunuhan, perang gerilya, dan revolusi.
Piramida Partisipasi Politik Aktivis Pejabat parpol, pimpinan parpol, dan LSM Petugas kampanye, anggota aktif partai politik, LSM dengan proyek-proyek sosial Partisipan Menghadiri rapat umum parpol, membicarakan politik, mengikuti perkembangan politik lewat media, voting Pengamat Orang-orang apolitis
Sumber : Lisa, Retnasari. 2013. Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Pemilihan Gubernur Banyumas 2013 di Desa Kembaran, Kecamatan Kembaran. Skripsi, dipublikasikan dalam http://eprints.uny.ac.id diakses pada 10 Februari 2017 Pukul 17:00 WIB