Ulumul hadis takhrij al hadis

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BIOGRAFI ABU DAUD DAN BIOGRAFI AT-TIRMIZI
Advertisements

Biografi IMAM AT - TIRMIDZI
Oleh: Prof. Dr. M. Ghalib M., M.A
Shahih al-Bukhari Karya Imam al-Bukhari Penulis
‘ULÛMUL-HADÎTS عُلُوم الحديث
PENELITIAN HADIS Oleh: Syakir Jamaluddin, M.A.
Pembagian Hadis Oleh: Nur Kholis, M.Ag. H. Thonthowi, S.Ag.
Hadiyan, MA (Dosen FAI UMJ) Perkuliahan Ulumul Hadis, Selasa, 13 Januari 2009.
HADITS SUMBER KEDUA AJARAN ISLAM
AL-SUNNAH & AL-HADITS PENGERTIAN & FUNGSI
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
PEMBAGIAN ILMU HADITS DAN CABANG-CABANGNYA
SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS NABI SAW
PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM IMAM ASY – SYAIBANI
Materi Pertemuan V Al Hadis/ As Sunnah.
Sejarah Hukum Islam II (Masa Pembinaan, Pengembangan, dan Pembukuan)
Pembagian Khabar Dilihat dari Sisi Sampainya Hadits Kepada Kita
As-Sunah yang memuat Sunnah Rasulullah
ISTILAH-ISTILAH HADITS
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MINGGU KETUJUH : PROSEDUR KEHAKIMAN DAN KESELAMATAN
PARTISIPASI USTAZD/KHOTIB DALAM MENSUKSESKAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MANDAILING NATAL TAHUN 2015 OLEH : AGUS SALAM NASUTION, S.H.I (KETUA KPU.
Ruang Lingkup Dan Perkembangan Studi al-Qur’an
SUNNAH (AL-HADITS) SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM
Sumber Hukum Islam Al-Qur’an Al hadist Ijtihad. ALQURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM PERTAMA ISLAM DAN SEJARAH PEMBUKUAN ALQURAN.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEJARAH PEMBUKUAN HADITH & IDEOLOGI ORIENTALIS MENGENAI HADITH
SEJARAH PEMBUKUAN HADITH & IDEOLOGI ORIENTALIS MENGENAI HADITH
Perkuliahan Tatap Muka Ke-3 Ulumul Hadis Selasa, 28 Oktober 2008
SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS
Ulum hadis (Science of Hadith)
KOMPONEN HADITS DAN KLASIFIKASI HADITS
ASSALAMUALAIKUM.
Etika Islam Dalam Penerapan Ilmu
BAHASAN HARI INI PENGERTIAN & FUNGSI AL-SUNNAH & AL-HADITS
Tugas Mandiri Perbandingan Mazhab Dosen Pembimbing Drs. H
Makna ilmu hadits Prof. Dr. Hasbi al-Siddiqi, sebagaimana dikutib Syuhudi Ismail dan Nur Sulaiman, mengartikan ilmu Hadits sebagai segala pengetahuan.
Madzhab Fiqh Oleh: M. Anas Danussana Kamal
TEORI SANAD HADIS Pengertian sanad Urgernsi sanad
STUDI AGAMA SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
ANASIR HADIS SIAP UNTUK KULIAH??? SANAD / RAWI MATAN
CREATED BY: MARETTA DANIATY
MASA PEMBINAAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBUKUAN (ABAD VII-X M)
SUDAHKAH ANDA SIAP??? BERKONSENTRASILAH!!!!!.
KAEDAH KESHAHIHAN SANAD DAN MATAN HADIS
SUDAHKAH ANDA SIAP??? BERKONSENTRASILAH!!!!!.
Pengertian hadits, sunnah, khobar, atsar dan Struktur Hadist
SEJARAH BENDAHARAWAN HADIS MASA SHAHABAT
TARJIH al ADILLAH Oleh : Asep Suryanto.
STUDI AGAMA SEBAGAI SUATU DISIPLIN ILMU
AL-QURAN SEBAGAI DASAR AJARAN ISLAM.
KAIDAH MINOR SANAD BERSAMBUNG
Makna ilmu hadits Prof. Dr. Hasbi al-Siddiqi, sebagaimana dikutib Syuhudi Ismail dan Nur Sulaiman, mengartikan ilmu Hadits sebagai segala pengetahuan.
KAIDAH MINOR SANAD BERSAMBUNG
METODE EKSPERIMEN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
AL-SUNNAH & AL-HADITS PENGERTIAN & FUNGSI
HADITS SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
Materi Pertemuan IV Al Hadis/ As Sunnah.
Bismillaah
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
INSTITUT PENGAJIAN TINGGI AL-ZUHRI
ALIRAN SESAT CIRI-CIRI DAN CARA-CARA MENGHINDARINYA
 Kedudukan sunnah (hadis) dalam Islam sebagai sumber hukum. Para ulama juga telah berkonsensus bahwa dasar hukum Islam adalah Al- Quran dan sunnah (hadis).
HADITS DHOIF DAN KEHUJAHANNYA Disusun oleh: 1. Nisvy Sya’bana ( ) 2. Satrio Pandji ( ) 3. Zaenal Musthofa ( )
PEMIKIRAN AHLU HADIS (EKSTRIM)
ANASIR HADIS.
FIQH ZAKAT Materi : Ruang Lingkup Zakat. Indikator hasil belajar Mendeskripsikan pengertian zakat Menerangkan dasar hukum kewajiban zakat Menjelaskan.
QUR’AN DAN HADITS Disusun oleh: Wita Ratnawulan, S.Pd.I Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Materi.
presentasi hadits Tentang Iman
Transcript presentasi:

Ulumul hadis takhrij al hadis

SEJARAH TAKHRIJ AL-HADIS Penguasaan para ulama terdahulu terhadap sumber-sumber As-Sunnah begitu luas, sehingga mereka tidak merasa sulit jika disebutkan suatu hadits untuk mengetahuinya dalam kitab-kitab As-Sunnah. Ketika semangat belajar sudah melemah, mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadits yang dijadikan sebagai rujukan para ulama dalam ilmu-ilmu syar'i.Maka sebagian dari ulama bangkit dan memperlihatkan hadits-hadits yang ada pada sebagian kitab dan menjelaskan sumbernya dari kitab-kitab As-Sunnah yang asli, menjelaskan metodenya, dan menerangkan hukumnya dari yang shahih atas yang dla'if.

SEJARAH TAKHRIJ AL-HADIS Lalu muncullah apa yang dinamakan dengan "Kutub At-Takhrij" (buku-buku takhrij), yang diantaranya adalah : Takhrij Ahaadits Al-Muhadzdzab; karya Muhammad bin Musa Al-Hazimi Asy-Syafi'I. Takhrij Ahaadits Al-Mukhtashar Al-Kabir li Ibni Al-Hajib; karya Muhammad bin Ahmad Abdul-Hadi Al-Maqdisi. Nashbur-Rayah li Ahaadits Al-Hidyah li Al-Marghinani; karya Abdullah bin Yusuf Az-Zaila'I. DLL

PENGERTIAN TAKHRIJ AL-HADIS Kata takhrij  ( (تخريجadalah bentuk mashdar dari (خرّج-يخرّج-تخريجا) yang secara bahasa berarti mengeluarkan sesuatu dari tempatnya. Secara istilah Takhrij berarti “penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab-kitab koleksi hadis sebagai sumber asli dari hadis yang bersangkutan, yang di dalam sumber tersebut dikemukakan secara lengkap matan dan matarantai sanad yang bersangkutan.”

FAKTOR PENYEBAB TAKHRIJ AL-HADIS Mengetahui asal-usul riwayat hadits yang akan diteliti. Mengetahui dan mencatat seluruh periwayatan hadits bagi hadits yang akan diteliti. Mengetahui ada tidaknya syahid dan mutabi’ pada mata rantai sanad.

METODE TAKHRIJ AL-HADIS a) Kitab-kitab koleksi atau buku-buku pendukung tentang takhrij. 1.Hidayatul Bari ila Tartibi Ahadisil Bukhari (هدية البارى الى ترتيب احاديث البخارى ) 2.Mu’jam Al-Fazi wala siyyama al-gharibu minha atau fihris litartibi ahadisi sahihi muslim(معجم الالفاظ و لا سيّما الغريب منها –او- فهرس لترتيب صحيح مسلم)) 3.Miftahus Sahihain ( مفتاح الصّحيحين ) 4.Al-Bugyatu fi tartibi ahadisil hilyah ( البغية فى ترتيب احاديث الحلية ) 5.Al-Jamius Sagir (الجامع الصّغير) 6.      Al-Mujam al-mufahras li alfazil hadits nabawi (المعجم المفرس لالفاظ الحديت النّبوى)

b)Macam-Macam Metode Yang Dipakai dalam Takhrij Hadits Metode Pertama, takhrij dengan cara mengetahui perawi hadits dari shahabat. Metode ini dikhususkan jika kita mengetahui nama shahabat yang meriwayatkan hadits, lalu kita mencari bantuan dari tiga macam karya hadits : Al-Masaanid (musnad-musnad) Al-Ma'aajim (mu'jam-mu'jam) Kitab-kitab Al-Athraf

b)Macam-Macam Metode Yang Dipakai dalam Takhrij Hadits Metode Kedua, takhrij dengan mengetahui permulaan lafadh dari hadits. Cara ini dapat dibantu dengan : Kitab-kitab yang berisi tentang hadits-hadits yang dikenal oleh orang banyak Kitab-kitab hadits yang disusun berdasarkan urutan huruf kamus Petunjuk-petunjuk dan indeks yang disusun para ulama untuk kitab-kitab tertentu

b)Macam-Macam Metode Yang Dipakai dalam Takhrij Hadits Metode Ketiga, takhrij dengan cara mengetahui kata yang jarang penggunaannya oleh orang dari bagian mana saja dari matan hadits. Metode ini dapat dibantu dengan kitab Al-Mu'jam Al-Mufahras li Alfaadzil-Hadits An-Nabawi, berisi sembilan kitab yang paling terkenal diantara kitab-kitab hadits

b)Macam-Macam Metode Yang Dipakai dalam Takhrij Hadits Metode Keempat, takhrij dengan cara mengetahui tema pembahasan hadits. Jika telah diketahui tema dan objek pembahasan hadits, maka bisa dibantu dalam takhrij-nya dengan karya-karya hadits yang disusun berdasarkan bab-bab dan judul-judul. Cara ini banyak dibantu dengan kitab Miftah Kunuz As-Sunnah yang berisi daftar isi hadits yang disusun berdasarkan judul-judul pembahasan. Kitab ini disusun oleh seorang orientalis berkebangsaan Belanda yang bernama Dr. Arinjan Vensink juga. Kitab ini mencakup daftar isi untuk 14 kitab hadits yang terkenal.

MANFAAT TAKHRIJ AL-HADIS 1.Memberikan informasi bahwa suatu hadits termasuk hadits shahih, hasan, ataupun dhaif, setelah diadakan penelitian dari segi matan maupun sanadnya. 2.Memberikan kemudahan bagi orang yang mau mengamalkan setelah tahu bahwa suatu hadits adalah hadits makbul (dapat diterima). Dan sebaliknya tidak mengamalkannya apabila diketahui bahwa suatu hadits adalah mardud (tertolak). 3.Menguatkan keyakinan bahwa suatu hadits adalah benar-benar berasal dari Rasulullah SAW. Yang harus kita ikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran hadits tersebut, baik dan segi sanad maupun matan.

CONTOH PENELITIAN HADIS Meneliti sanad hadis tentang mengatasi kemunkaran. Bunyi riwayat hadis berdasarkan sanad Ahmad dari Yazid tersebut sebagai berikut : حَدَّ ثَنَا عَبْدُااللهِ حَدَّ ثَنِىْ أبِى ثَنَايَزيْدُ أَخْبَرَنِيْ شُعْبَةَ عَنْ قَيْ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ طَا رِ قِ بْنِ شِهَا بٍ قَالَ حَخَطَبَ مَرْ وَان قَبْلَ الصّلا ةِ فِيْ يَوْمِ العِيْدِ فَقَا مَ رَجُلُ فَقَا لَ :إنَّمَا كَاَ نَتِ الصَّلاَةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ  فَقَا لَ تَرَكَ ذَا لِكَ يَا أبَا فُلاَنٍ فَقَا مَ أبُوْ سَعِيْدِ اْلخُدْرِيْ فَقَا لَ : أمّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَاعَلَيْهِ  سَمِعْتُ رَ سُولُ الله ص .م  يَقُوْلُ : مَنْ رَأ مُنْكَرًا  فَلْيُغَيِّرْ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِىْع فَبِلِسَا نِهِ  فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَ ذَالِكَ أضْعَفُ اْلإيْمَانِ (اخرجه احمد)

Urutan nama pada periwayatan hadis riwayat Ahmad diatas ialah Periwayat I : Abu Said al-Khudri, Periwayat  II : Tariq bin Syihab  Periwayat  III : Qais bin Muslim, Periwayat  IV : Syu’bah, Periwayat  V : Yasid, Periwayat VI : Abi lebih dikenal dengan Ahmad bin Hambal yakni ayah Abdullah bin Ahmad periwayat VII : Abdullah yakni Abdullah bin Ahmad bin Hanbal. Contoh penelitian ini di mulai pada periwayat terakhir, yakni Ahmad bin Hambal lalu diikuti pada periwayat sebelum Ahmad dan seterusnya sampai periwayat  pertama.

Meneliti tiap periwayat dalam hadis tersebut. Ahmad  Bin Hanbal (a)Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal  bin Hilal bin Asad  asy-Syaibani  Abu Abdillah  al-Marwazi  al-Bagdadi (164-241 H ) (b)Gurunya dalam periwayatan hadis antara lain : Sufyan bin Uyaynah, Yahya bin Saad al-Qattan, asy-Syafi’i dan Yazid bin Harun bin Wadi

Pernyataan para kritikus Hadis tentang dirinya : (1)Ibn Ma’in : Saya tidak melihat orang yang lebih baik  pengetahuannnya  dibidang hadis melebihi Ahmad (2)Al-Qattan : Tidak ada orang yang datang kepadaku yang kebaikannya melebihi Ahmad, dia itu hiasan umat (karena pengetahuan hadis) (3)Asy-Syafi’i : Saya keluar dari Bagdad dan di belakang saya tidak ada orang yang lebih paham tentang islam, lebih zuhud, dan lebih berilmu yang melebihi Ahmad.

Pernyataan para kritikus Hadis tentang dirinya : (4)An-Nasa’i : Ahmad itu salah seorang  ulama siqat ma’mun (5)Ibn Hibban : Ahmad itu   hafiz mutqin faqih. (6)Ibn Sa’ad : Ahmad itu siqah sabt suduq

Hasil Penelitian Hadis Berdasarkan pernyataan para kritik hadis  tentang diri Ahmad Bin Hambal tidak seorang kritikus pun yang mencela Ahmad bin Hanbal. Pujian yang diberikan orang kepadanya  adalah pujan yang berperingkat tinggi. Dengan demikian pernyataan yang mengatakan bahwa dia telah menerima riwayat hadis diatas dari Yazid dengan metode as-Sama’ dapat dipercaya  itu berarti bahwa sanad antara dia dan Yazid dalam keadaan bersambung. Meneliti Kemungkinan  adanya syuzuz dan illah Mengambil Natijah (kesimpulan)

Selain penelitian sanad adalah penelitian matn Selain penelitian sanad adalah penelitian matn.Bagi ulama hadis matn dan sanad hadis sama-sama mempunyai kedudukan penting karena kriteria kesahihan hadis tidak hanya ditentukan oleh kualitas sanadnya saja, tetapi juga ditentukan oleh kualitas matnnya. Dalam sejarah periwayatan, hadis tidak di lakukan secara lafdz melainkan maknawi.Perbedaan periwayatan yang di lakukan oleh satu periwayat dengan periwayat lainnya memerlukan adanya penelitian matn.

Langkah-langkah penelitian matn adalah sebagai berikut :   1. Meneliti matn dengan melihat kualitas sanadnya Menurut ulama hadis suatu hadis barulah dinyatakan berkualitas apabila sanad dan matn hadis sama-sama berkualitas sahih.  2. Meneliti susunan lafal yang semakna Menurut ulama hadis perbedaan lafal yang tidak mengakibatkan perbedaan makna asalkan sanadnya sama-sama sahih maka hal itu tetap ditoleransi

Langkah-langkah penelitian matn adalah sebagai berikut : 3. Meneliti kandungan matn Masalah yang sama perlu dilakukan takhrijul hadis bil- Maudu’.Apabila  Untuk mengetahui ada atau tidaknya matn lain yang memiliki topik sanadnya memenuhi syarat, maka kegiatan muqaranah (perbandingan) matn-matn tersebut dilakukan. 4.   Menyimpulkan hasil penelitian   Sebagaimana halnya penelitian sanad maka dalam menyimpulkan penelitian matn juga harus didasarkan pada argumen-argumen yang jelas. Apabila  matnn yang diteliti ternyata sahih dan sanadnya juga sahih, maka dalam natijah disebutkan bahwa hadis  yang diteliti berkualitas sahih demikian juga sebaliknya.