III. DEFINISI Zainul Maarif, Lc., M.Hum..

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR-DASAR LOGIKA PEMIKIRAN KRITIS
Advertisements

Membangun Penalaran sebagai Basis Penulisan Ilmiah
Kelas XI IPS Team MGMP SMA Negeri 2 BANDUNG Jln. Cihampelas No. 173
KD 4.3 Menulis Petunjuk Melakukan Sesuatu dengan Urutan yang Tepat dan Menggunakan Bahasa yang Baku.
BAHASA DAN KAIDAH BERPIKIR
SEMANTIK BAHASA INDONESIA
By: Rindha Widyaningsih
Materi 2 Ontology.
Filsafat Ilmu: administrasi
PENALARAN DAN DEFINISI Disusun oleh : YUNI DESITA ( )
Teori Pengetahuan.
KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA
PANCASILA 8 FILSAFAT, PANCASILA, DAN FILSAFAT PANCASILA
[sap 4.1] Beberapa Prinsip Perumusan Definisi Leksikal
SECARA ETIMOLOGIS  BHS. LATIN  BHS YUNANI LOGOS: PERKATAAN, AKAL
PENGANTAR FILSAFAT Topik 4 ONTOLOGY.
FILSAFAT KOMUNIKASI Kuliah 1
PENALARAN Pengertian Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan dat atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Tugas Softskill Bahasa Indonesia ke-1 “Definisi”
Bahasa Hukum DEFINISI Ari Wibowo, SHI., SH., MH.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
BERFIKIR KREATIF Pertemuan II.
BAHASA TATA TULIS ILMIAH
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
Oleh: RUSDIANTO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2012
BAHASA,KOMUNIKASI & ARGUMENTASI
Bab 3 KONSEP.
Topik VIII: DEFINISI KONSEP
Pancasila sebagai sistem filsafat 1
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
V. Penalaran Langsung Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
KONSEP (PENGERTIAN DAN PERKATAAN)
Semua artis adalah seksi. Jupe adalah seksi.
Pertemuan 7 Perumusan Hipotesis.
Pengertian Klasifikasi
Pengertian Klasifikasi
Konsep-Konsep Dasar Pemikiran Tentang Filsafat
BAB XI FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Penulisan Laporan/ Tesis
III. DEFINISI Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
DEFINISI Bhs. Latin  definitio = pembatasan
Materi 2 Ontology.
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Penggunaan Aspek Kebahasaan dalam Penulisan Karya Ilmiah
KALIMAT EFEKTIF
SUDIN DIKMEN JAKARTA TIMUR
Pertemuan 7 Perumusan Hipotesis.
Hakekat dan Pengertian Penerjemahan
PEMBAGIAN (PENGGOLONGAN) DAN DEFINISI
6. Proposisi Kategoris Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
POKOK BAHASAN 2 Filsafat Pancasila
DASAR-DASAR LOGIKA PEMIKIRAN KRITIS
Proposisi Kategoris Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
Sarana Ilmiah Dian Rahmawati F
Materi Tutorial Tatap Muka
BAHAN 5 DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I
Metode Ilmiah Khoirul Mahya, S.Pd 6 Agustus 2015
PENGENALAN FILSAFAT A. Arti Filsafat a. Dari segi etimologi FALSAFAH
KONSEP DASAR PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
II. Logika dan Bahasa Zainul Maarif, Lc., M.Hum..
BATASAN-BATASAN TENTANG PENJELAJAHAN ILMU, AGAMA DAN RELASINYA
Pertemuan IV Perumusan Hipotesis.
Program Studi Pascasarja Pendidikan Matematika Universitas Riau Hakikat dan Karakteristik Filsafat dan Filsafat Ilmu Ovemy Delfita
Kuliah 11 PRASYARAT KETEPATAN DIKSI
Oleh : Moh. Syamsudin Baharsyah Muhammad Zainal Abidin Al Gafur Program Pascasarjana DIKDAS UNNES Hakikat Hubungan PerkembanganLandasanTahapanSikap Ilmiah.
Menjelaskan bahwa istilah sastra disebut literature (bahasa inggris), literatur (bahasa Jerman) dan literature (bahasa prancis) yang ketiganya sama- sama.
Transcript presentasi:

III. DEFINISI Zainul Maarif, Lc., M.Hum.

Pengertian Definisi Definisi: Batasan pengertian suatu istilah/konsep/term secara singkat, tepat, jelas, padat, lengkap, sehingga istilah tersebut dapat dipahami dengan jelas dan dapat dibedakan dari istilah-istilah lain. Unsur-unsur definisi: Definendum: istilah yang hendak dijelaskan artinya. Definiens: penjelasan yang diberikan.

Tujuan Membuat Definisi Menambah perbendaharaan kata. Menghilangkan ambiguitas. Menjernihkan arti. Menjelaskan secara teoritis. Mempengaruhi sikap.

Jenis-Jenis Definisi I: Nominal Definisi secara garis besar ada dua jenis: Definisi Nominal dan Definisi Riil. DEFINISI NOMINAL: uraian tentang arti kata/istilah berdasarkan kata/istilah. SINONIM: menjelaskan arti kata dengan padanannya. Contoh: ongkos adalah biaya. ETIMOLOGIS: menjelaskan arti kata dengan asal-usulnya. Contoh: filsafat berasal dari kata Yunani Philos = cinta dan Sophia = kebijaksanaan. STIPULATIF: memperkenalkan istilah baru sekaligus artinya yang bernilai tepat/tidak tepat, wajar/tidak wajar, dan memadai/tidak memadai. Contoh: “… saya namakan dengan X. LEKSIKAL: menjelaskan arti kata dengan merujuk pada penggunaannya yang baku (kamus), bernilai benar atau salah. Contoh: Skuadron menurut KBBI adalah sejumlah pesawat udara militer dan awak pesawatnya yang membentuk suatu kesatuan.

Jenis-Jenis Definisi II: Riil. DEFINISI RIIL: Definisi yang memperlihatkan hakekat dari term yang didefinikan. Ada 4 jenis definisi real dilihat dari caranya mengungkapkan hakekat. LOGIS: uraian logis dan esensial terhadap istilah/realitas dengan meninjau Jenis Terdekatnya (genus proximum) dan ciri spesifiknya (differentia specifica). Contoh: Manusia adaah hewan yang berakal. DESKRIPTIF: menjelaskan istilah/realitas dengan membeberkan sejumlah sifat yang melekat padanya. Contoh: Bunga bangkai adalah bunga yang mengeluarkan bau tak sedap berukuran sekian-sekian cm, tumbuh di hutan, dengan ketinggian sekian meter di permukaan laut. KAUSAL: menjelaskan istilah/realitas dengan menunjukkan sebab-sebab terjadinya. Kata kunci: …adalah…karena…. FINAL: menjelaskan suatu istilah/realitas dengan menunjukkan maksud, fungsi atau tujuannya. Kata kunci: …adalah…untuk…

Teknik membuat definisi TEKNIK DENOTATIF (ostensif/demonstratif/tunjuk): memperhatikan keluasan term dengan menunjukkan objeknya tanpa perumusan kata-kata. Contoh: mendefinikan gajah dengan memperlihatkan gajah. TEKNIK KONOTATIF (logis): memperhatikan kedalaman term dengan memperlihatkan dua aspek: jenis terdekat dan ciri spesifik.

Prinsip-Prinsip Definisi Definiens harus dapat dibolak-balik dengan Definiendum; dengan syarat luas kedua-duanya sama (universal). Difiniendum tidak boleh masuk ke dalam difiniens; karena akan menimbulkan ketidakjelasan sirkular. Definiens harus sungguh-sungguh menjelaskan; tidak ambigu, kabur dan sekedar disebutkan contoh. Definiens harus pararel dengan definiendum; term yang mengawali definiens harus berstruktur sama dengan definiendum. Contoh: jujur adalah sifat…. Definiens tidak boleh berbentuk negatif jika masih mungkin dirumuskan secara afirmatif, kecuali memang harus dirumuskan secara negatif.