PENGENDALIAN TERPADU LALAT BUAH (Bactrocera spp)
a. Lalat Buah (Diptera : Tephritidae) Lalat buah family Tephritidae merupakan serangga yang sangat merusak dan merugikan secara ekonomi pada produksi buah dan sayur segar. Hampir tidak ada serangga hama yang lebih merugikan komoditas buah dan sayur segar dibandingkan dengan lalat buah. Perdagangan internasional telah menyatakan bahwa lalat buah merupakan ancaman utama sebagai hama kontaminan dan bersifat invasive alien species. Telah diketahui lebih dari 100 jenis tanaman hortikultura dianntaranya buah-buahan dan sayuran komersial diserang lalat buah. Di Indonesia telah diidentifikasi sebanyak 66 spesies yang menyerang hortikultura.
Adanya globalisasi perdagangan buah dan sayur segar membuat kita harus sangat memperhatikan kesehatan tanaman dari serangan lalat buah. Telah banyak kasus penolakan ekspor komoditas buah dan sayur segar oleh suatu Negara pengimpor yang dikarenakan adannya gejala serangan lalat buah. Selain menyebabkan kerugian yang besar, lalat buah juga merupakan OPT dan OPT Karantina (OPTK) yang sangat diwaspadai dan dijadikan persyaratan impor terutama oleh Negara maju.
b. Bioekologi Lalat Buah Lalat buah mengalami metamorphosis sempurna dengan 4 stadium yaitu: telur, larva, pupa dan imago (dewasa). Telur diletakkan dengan ovipositor ke dalam buah secara berkelompok 2 – 15 butir/kelompok. Dalam satu hari satu ekor lalat betina dapat meletakkan telur 1 - 40 butir, dan selama hidupnya akan bertelur 1200 – 1500 butir. Dalam keadaan baik telur akan menetas setelah 2 – 3 hari, tetapi apabila telur diletakkan pada buah yang belum masak, maka penetasan telur ditunda sampai buah menjadi masak.
Larva akan membuat saluran di dalam buah dan menghisap cairan buah Larva akan membuat saluran di dalam buah dan menghisap cairan buah. Larva akan berkembang dalam buah selama 6 – 10 hari. Larva juga dapat menstimulir organisme pembusuk lainnya, seperti jamur atau bakteri. Larva instar ke-3 berkembang maksimum dengan ukuran ± 7 mm, dan dapat membuat lubang untuk meloncat keluar atau jatuhh bersama buah yang sudah busuk lalu masuk ke dalam tanah, untuk menjadi pupa. Stadium pupa di dalam tanah berlangsung kurang dari 2 minggu dan sangat tergantung kelembaban dan curah hujan. Suhu yang cocok perkembangan pupa dalam tanah antara 16 – 32 ºC.
Lalat akan mencari jalan keluar dari pupa yang berada di bawah permukaan tanah. Lalat dapat hidup selama 10 – 14 hari di lapangan dan di laboratorium dapat bertahan 2 – 3 bulan. Intensitas kerusakan oleh lalat buah baik pada buah-buahan maupun sayuran terutama ditentukan oleh besarnya curah hujan selama pertumbuhan dan pemasakan buah. Iklim yang panas, kering dan banyaknya angina akan menghambat aktivitas lalat buah dan apabila keadaan ini berlangsung lama maka populasi lalat buah dapat turun dengan cepat.
Pengendalian terpadu lalat buah Cara bercocok tanam: Varietas, pergiliran varietas dan pergiliran tanaman Pengolahan tanah Pemupukan Tanaman perangkap
Pengendalian terpadu lalat buah Sanitasi: Pemungutan buah-buah yang jatuh Tanaman inang yang lain Pengulahan tanah di bawah tajuk
Pengendalian terpadu lalat buah Pengendalian hayati dan musuh alami: Parasitoid (D. areolatus, Opius spp., Phaenocarpa sp., Aganaspis sp. Predator (burung, mamalia kecil dan semut) Patogen (jamur)
Pengendalian terpadu lalat buah TOT (Training of the Trainer) dan Monitoring: Pelatihan petugas PL-I, PL-II, PPL Monitoring: migrasi – jenis spesies – populasi betina Pemetaan GIS
Pengendalian terpadu lalat buah Cara Fisik dan Mekanik: Pembungkusan Pengasapan Perangkap dengan Atraktan: Metyl Eugenol (ME) Trimedlure (TML) Cue Lure (CUE)
Pengendalian terpadu lalat buah Peraturan/ Perundang-undangan: UU No. 12 Thn 1992 tentang budidaya tanaman UU Thn 1992 tentang karantina Peraturan karantina/Pest Risk Analysis (PRA) PP No. 7 Thn 1973 mengenai pestisida PP No. 6 Thn 1995 tentang perlindungan tanaman KepMen No. 887/Kpts/OT/9/1997 Tentang pedoman pengendalian OPT
Pengendalian terpadu lalat buah Insektisida secara bijak: tepat jenis, dosis, sasaran dan waktu Insektisida Insektisida Botani (selasih, cengkeh, minyak kayu putih)
Sejarah atraktan lalat buah Methyl eugenol (ME) Bactrocera zonata (Howlett, 1912) Kerosene Ceratitis capitata ( Severin dan Severin, 1913) Minyak biji tumbuhan Angelica C. capitata (Steiner dkk., 1957) Trimedlure (TML) C. capitata ( Baroza dkk., 1981) Cue Lure (CUE) B. cucurbitae ( Baroza dan Green, 1963) Atraktan untuk lalat buah betina juga telah lama ditemukan yaitu umpan yang berbahan dasar protein , gula hasilfermentasi, jus buah, dan cuka pada tahun 1918 telah dilakukan untukmenarik beberapa spesies lalat buah.
Perangkap lalat buah, terbuat dari botol plastik Perangkap lalat buah, terbuat dari botol plastik. Botol digantung horizontal, mulut botoldibalik masuk ke dalam. Di dalamnya telah ditetesi metyl eugenol untuk menarik kedatangan lalat jantan. Di dasr botol diberi minyak goring atau larutan insektisida sehingga lalat yang terperangkap akan mati.
Thank you