Adalah mata kuliah yang membahas berbagai macam cara pengawetan (konservasi) pakan hijauan, proses yang terjadi selama pengawetan, kualitas produk awetan dan pemanfaatannya bagi ternak
Mahasiswa dapat melaksanakan berbagai macam cara pengawetan (konservasi) pakan hijauan, proses yang terjadi selama pengawetan, kualitas produk awetan dan pemanfaatannya bagi ternak
Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai dua musim : kemarau dan hujan → fluktuasi ketersediaan hijauan pakan Musim hujan : hijauan melimpah → konservasi (pengawetan) → untuk musim kemarau saat hijauan terbatas
Konservasi (Pengawetan) Hijauan Adalah teknik yang digunakan pada suatu bahan sehingga tidak mudah rusak Tujuan : 1. Mencegah kerusakan 2. Mempertahankan mutu 3. Menghindarkan keracunan 4. Mempermudah penanganan & penyimpanan
Kerusakan : 1. Mikrobiologis 2. Mekanis (akibat benturan) 3. Fisik (akibat pendinginan, pembekuan, pengeringan) 4. Fisiologis (akibat aktivitas enzim) dan biologis (akibat serangan serangga) 5. Kimiawi (perubahan kimia akibat panas, O 2, sinar, pH)
Mencegah kerusakan (terutama mikrobiologis & fisiologis) dengan cara : 1. Menurunkan Aktivitas Air (A w ) → aktivitas mikroorganisme dan enzim ≈ 0, dengan : pengeringan dan penggaraman 2. Menurunkan O 2 → aktivitas mikroorganisme dan enzim ≈ 0, dengan hampa udara → silase 3. Menciptakan suasana asam → aktivitas mikroorganisme perusak ≈ 0 → silase
Pengawetan Hijauan Kering Setengah basah Basah ensilase pengeringan hay wafering haylase cubingbalinggrinding silase Loose hayhay Cube hayhayWaferBaledBaled hay Pelet Tepung peletting
Teknologi Pakan Hijauan dalam Produksi Ternak Digunakan dalam menjamin ketersediaan pakan hijauan berkualitas sepanjang tahun Ketersediaan pakan hijauan berkualitas sepanjang tahun akan menjamin pertumbuhan dan produksi ternak (ruminansia) yang baik
Silase adalah hijauan pakan yang disimpan dalam keadaan segar dengan kadar air 60-70%, dihasilkan melalui proses fermentasi dalam kondisi an aerob pads kelembaban yang tinggi. Silase merupakan produk olahan hasil fermentasi an aerob dari hi jauan segar yang disebut ensilase dengan tujuan untuk mengawetkan bahan pakan don memperkecil kehilangan zat-zat pakan. Namun silase tidak hanya terbatas pada hijauan saja.
Awetan ini merupakan bahan pakan yang berpotensi tinggi, komposisi kimiawi dan kecernaannya hampir sama dengan bahan aslinya. Prinsip pembuatan silase adalah kondisi an aerob (tanpa oksigen) cepat tercapai dan penurunan pH serendah mungkin (pH 3,8-4,2). Jika dibandingkan dengan pembuatan hay maka pembuatan silase ini terdapat keuntungan-keuntungan antara lain -. tidak tergantung cuaca dan tidak tergantung jenis hi jauan.. Di daerah tropis pembuatan silase lebih dianjurkan dibandingkan dengan pembuatan hay, karma hay tidak tahan disimpan lama (terlampau banyak cahaya don kelembaban yang tinggi dapat secara cepat merusak hay tersebut, terutama karotennya.
Maksud pembuatan silase adalah untuk mengamankan, mengawetkan serta menyimpan sebagai cadangan bahan pakan hijauan dengan tujuan -. 1.Sebagai persediaan makanan yang dapat digunakan pada saat-saat kekurangan hijauan pakan. 2.Untuk menampung kelebihan hasil hijauan makanan ternak. 3.Memanfaatkan hijauan pads saat hewan ternak sedang mengalami pertumbuhan. 4.Mendayagunakan sisa hasil pertanian dan hasil ikutan pertanian lainnya.
Sejarah Pembuatan Silase
Pembuatan silase di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Matzelaor tahun 1916 di Madura dengan jalan menyimpan hi jauan makanan ternak dalam lubang tanah. Penyelidikan tersebut telah mengawetkan rumput lapangan, rumput benggala don dawn kacang-kacangan di dalam tanah dengan ukuran lubang sebesar lx1,5x1 meter. binding lubang serta bagian atas dari hi jauan yang diawetkan itu dilapisi dengan jalinan bambu. Tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Kemudian dalam laporan Koch, menyatakan bahwa pernah mencoba menyimpan rumput di dalam tonah yang berbentuk silinder dengan garis tengah 3-4 meter