PENGENALAN DAN STRATEGI PENGENDALIAN OPT TANAMAN PANGAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Hama & Penyakit Cabai.
Advertisements

Teknik Budidaya Tanaman Agronomi
PENGENDALIAN HAMA SECARA KIMIAWI
TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN HAMA
KACANG PANJANG.
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
PENGELOLAAN PENYAKIT TANAMAN
Jenis Hama pada Tanaman Hias
VII. CUACA/ IKLIM TERHADAP HAMA - PENYAKIT
Dasar-dasar Perlindungan Hutan Copyright © 2006 DCC (Development of Course Content ) Team LabLINKeshut 4 Bagian 2 C H A P T E R Perlindungan hutan terhadap.
Kelompok 5B IKMA 2010 Risyad Indra Syahrial
PRODUKSI BENIH (BIJI).
STAF LABORATORIUM ILMU TANAMAN
JAGUNG Jagung merupakan komoditi tanaman pangan utama
MENGENAL LEBIH DEKAT WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens)
PENGENDALIAN HAMA Amalia Nadifta Ulfa (H )
KELOMPOK TANI SUMBER TANI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
Devi Nuraini A Dian Rahayu Dwi Agustiyanto Edi Kurniawan FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012.
HASIL PERTANIAN BUAH-BUAHAN
GAHARU Teknik Pembibitan CUT RIZLANI KHOLIBRINA ASWANDI Oleh :
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH :
TEKHNIK-TEKHIK PENGENDALIAN HAMA
PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT
Hama Pada Tanaman Jagung
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT.
Pokok Bahasan: RANCANGAN REKOMENDASI PENANGANAN
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
KELOMPOK FAKTOR GANGGUAN
PANEN DAN PASCAPANEN.
TANAMAN LEGUMINOSA Kedelai
STADIA PERTUMBUHAN JAGUNG:
TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN
Hama dan Penyakit Tumbuhan
Oleh : YOANITA FADLILAH IRIANI
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
Ordo : Acarina Famili : Tetranichidae
MEKAR WARNA SARI TANAMAN PADI.
PERAKITAN TEKNIK PENGENDALIAN Xanthomonas oryzae TERBAWA BENIH PADI
SEREALIA.
PENYAKIT PADA TANAMAN KEBUN
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi penyakit tumbuhan yaitu :
Mengenal biologi KEPIK HITAM
KENDALA PADA PELAKSANAAN STS :
Bunga Krisan.
MEKAR WARNA SARI TANAMAN CABAI.
MEKAR WARNA SARI TANAMAN JAGUNG.
Pengendalian OPT Terpadu Pada Tanaman Pisang
PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN ADALAH
BUDIDAYA JAMUR KUPING Disampaikan pada Penyuluhan Petani Jamur Kuping
HAMA PENYAKIT PADI (Oryza sativa)
PEMBIBITAN KOPI PUTRI LUKMANA SARI
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PADI
BUDIDAYA KEDELAI (Glycine max L.)
PENGENDALIAN TERPADU LALAT BUAH (Bactrocera spp)
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
BERDASARKAN HASIL WAWANCARA DENGAN PETANI YANG SUKSES
PANEN DAN PASCAPANEN. PANEN Budidaya tanaman (bercocok tanam Pasca Panen Persiapan utk penyimpanan dan pemasaran Diakhiri awal.
MODUL 1. AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
OPT CACAO Tim Fakultas Pertanian Unand
PEST AND DISEASES OF CHOCOLATES
TIM PENYUSUN MODUL AGRIBISNIS TANAMAN
Usahatani padi di lahan sawah pasang surut memerlukan teknik budi daya tersendiri, karena keadaan tanah dan lingkungannya tidak serupa dengan lahan sawah.
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
BUDIDAYA GANYONG Ganyong merupakan tanaman tropis yang tidak manja tahan terhadap naungan, Dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim. tidak membutuhkan.
BUDIDAYA KEDELAI. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi.
Transcript presentasi:

PENGENALAN DAN STRATEGI PENGENDALIAN OPT TANAMAN PANGAN Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura

P E N D A H U L U A N PERLINDUNGAN TANAMAN MEMBERIKAN JAMINAN BAHWA PRODUKTIVITAS YANG DIHARAPKAN DARI PROSES BUDIDAYA YANG DILAKUKAN AKAN TERCAPAI OPT MERUPAKAN FAKTOR RISIKO YANG HARUS DIHADAPI DAN DIPERHITUNGKAN DALAM SETIAP SISTEM PRODUKSI TANAMAN PENGENDALIAN OPT MENGACU PADA SISTEM PHT

OPT Sbg Faktor Risiko OPT dipandang tidak lagi sebagai faktor penghambat tetapi lebih sebagai faktor risiko, sehingga sejak sebelum tanam sudah dapat dipersiapkan langkah-langkah pencegahannya. Upaya pengkondisian ekosistem yang tahan terhadap pemunculan dan peningkatan populasi dan intensitas serangan OPT dapat dilakukan sejak sebelum tanam.

PHT Cara pendekatan tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

TINDAKAN ANALISA AGROEKOSISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGAMATAN

STRATEGI PHT A. PEMANFAATAN PENGENDALIAN ALAMI B. PENGELOLAAN EKOSISTEM TANAMAN SEHAT FISIOLOGIS DAN EKOLOGIS C. PENGENDALIAN FISIK DAN MEKANIK D. PENGGUNAAN PESTISIDA SECARA BIJAKSANA

OPT UTAMA PADI 1. Tikus Sawah (Rattus argentiventer)

Mengenal perilaku tikus Binatang nocturnal Daya jelajah : 200m – 1 km Makan : - 15 % dari berat badan (bag endosperm dan pangkal batang) - fase vegetatif : 80 tunas/hari - fase primordia : 103 tunas/hari - malai : 12 tunas/hari

Sarang - Bera → habitat pelarian (refuge area) - Fase vegetatif → lubang dangkal (resting site) - Generatif→ lubang yang kompleks (nesting site)

Penglihatan Pendengaran Kemampuan belajar tinggi - Buta warna - Keadaan gelap mengenali bentuk - Dibantu indera penciuman, peraba dan perasa Pendengaran - Pada frekwensi yang didengar manusia - Pada frekwensi tinggi (ultra sonik) Kemampuan belajar tinggi

- Mengerat (mengurangi pertumbuhan gigi Kemampuan fisik - Mengerat (mengurangi pertumbuhan gigi seri) → kerusakan tanaman 5x yang dimakan - Menggali dengan tungkai depan - Memiliki kemampuan meloncat, lari memanjat, berenang dan menyelam ± 1 menit

- Terutama terjadi pada umur padi Reproduksi : - Terutama terjadi pada umur padi fase generatif - Dikuasai jantan dominan - Jumlah anak rata-rata 10 tiap lahir - Ratio jantan betina 1 : 1 - Masa bunting 21 hari - Siap kawin 35 hari - Mampu kawin lagi setelah 48 jam dari melahirkan

Simulasi kemampuan reproduksi tikus Generasi ke F1 F2 F3 F4 Jumlah 1 2 10 12 3 20 22 4 30 50 82 5 40 100 142 6 150 250 452 7 60 200 500 762

Gejala Serangan Hama Tikus

Permasalahan : Pengendalian - Pengendalian baru dilakukan setelah terjadi serangan - Tikus dianggap sebagai masalah “biasa” - Pengendalian sporadis dan sendiri-sendiri - Adanya mitos yang menghambat tindakan pengendalian

TEKNIK PENGENDALIAN TIKUS Sanitasi lingkungan dan manipulasi habitat - - Pembersihan gulma - minimalisasi ukuran pematang (< 30 cm) Kultur teknis : - Pengaturan pola tanam - Pengaturan waktu tanam dan panen - Pengaturan jarak tanam Fisik- mekanis : - Gropyokan massal, rutin dan berkelanjutan - Penggunaan perangkap (TBS atau LTBS)

Biologi atau hayati : Kimiawi : - Konservasi predator - Pengembang biakan predator - Pemanfaatan patogen spesifik Kimiawi : - Fumigasi atau pengemposan - Umpan beracun - Penggunaan zat penolak dan penarik - Penggunaan senyawa pemandul

PEMANFAATAN BAHAN NABATI ● Memandulkan induknya Bahan: - Umbi gadung 1 kg - Dedak padi 10 kg - Tepung ikan 100 gr - Kemiri beberapa biji - Air secukupnya Cara Pembuatan: Umbi gadung dikupas dan dihaluskan bersama kemiri. Kemudian Dicampurkan secara merata dengan dedak padi, tepung ikan, dan air hingga menjadi adonankemudian dibuat pelet kering. Cara Aplikasi: Pelet tersebut disebarkan di pematang sawah,di sarang atau di lubang-lubang tikus.

● Mengurangi nafsu makan 1. Buah jengkol Buah jengkol dikupas kulit luarnya maupun kulit arinya, kemudian direndam dengan air dengan perbandingan 1 kg : 10 liter air selama 24 sampai 36 jam sehingga air rendaman mengeluarkan aroma yang sangat menyengat.dengan meletakkan atau menyemprotkan larutan jengkol pada tanaman padi dapat mengusir hama tikus dan burung yang menyerang tanaman padi. 2. Buah cabai Cabai ditumbuk halus kemudian direndam selama semalam, kemudian disaring dan dapat langsung disemprotkan pada tanaman padi.

GROPYOKAN DENGAN MENGGUNAKAN PREDATOR

PEMANFAATAN PREDATOR

TBS PADA BATAS KAMPUNG

LTBS PADA HABITAT SAWAH IRIGASI

PEMASANGAN PERANGKAP TIKUS PADA PERTANAMAN

Kombinasi pengendalian tikus dengan teknik PHT Keterangan : + = dilakukan, ++ = difokuskan, * = jika diperlukan, LTBS = Linier Trap Barrier System, TBS = Trap Barrier System Cara Pengendalian Stadia Padi/Kondisi Lingkungan Sawah Bera Olah Tanah Semai Tanam Ber tunas Bunting Matang Tanam serempak + Sanitasi habitat ++ Gropyokan massal Fumigasi LTBS TBS Rodentisida*

2. Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) Bioekologi ► Telur - Berwana putih dalam kelompok dalam jaringan pelepah daun▪ - 100 – 600/ekor serangga betina ► Nimpha - Mengalami 5 instar, berwarna putih kemudian coklat ► Imago - Berwarna coklat muda atau tua - Mempunyai dua bentuk sayap :makroptera dan brakhiptera ►Berperan sebagai vektor virus kerdil hampa dan kerdil rumput Nimpha (12 – 15 Hr) Telur (7-10Hr) Dewasa (18-22Hr)

PENGENDALIAN Pengaturan pola tanam : tanam serentak, pergiliran tanaman dan pergiliran varietas Penggunaan varietas tahan Pengendalian hayati : konservasi MA, pemanfaatan cendawan patogen : Metarhizium sp, Beauveria bassiana Penggunaan insektisida bila populasi: - Tanaman umur < 40 hst 10 e/r - Tanaman umur > 40 hst 20 e/r

3. Penggerek Batang Padi Kuning ( Scirpophaga incertulas) Terdapat 4 spesies yang menyerang padi: - PBP kuning (Scirpophaga incertulas), BPP putih (Scirpophaga innotata) PBP bergaris (Chilo suppressalis) , PBP merah jambu (Sesamia inferens) Bioekologi PBP kuning ● Stadia telur - dlm kel (50-150), 100-600/betina selama 3-5 malam, stadia telur 6-7 hari ●Stadia larva - Putih kekuningan hingga kehijauan, panjang 25 mm, Terdiri 5-7 instar stadia larva 28-35 hari ●Stadia pupa - Kekuningan, dlm kokon berwarna putih, panjang 12 – 15 mm, lama 6- 23 hari ●Stadia imago - Berwarna kuning, pada betina terdapat bintik kuning di sayap depan, panjang 14-17 mm, aktif malam hari dan tertarik cahaya, jangkauan terbang 6 – 10 km, selama 5-10 hari -

Siklus Hidup Penggerek Batang Kuning

Imago dan telur Penggerek Batang Kuning

LARVA PENGGEREK BATANG PADI

GEJALA SERANGAN Gejala Beluk Gejala Sundep

Pengendalian ● Pengaturan pola tanam : - Tanam serentak - Pergiliran tanaman ● Pengendalian fisik danmekanis - Pemotongan jerami serendah mungkin pada saat panen, diikuti perendaman setinggi 10 cm - Pengumpulan kelompok telur kemudian melepaskan parasitoid nya ● Pengendalian Hayati - Pemanfaatan parasitoid Trichogramma sp secara massal - Konservasi MA dengan cara menghindari aplikasi pestisida ● Pengendalian kimiawi - Aplikasi insektisida Di pesemaian pada daerah kronis endemis Di pertanaman bila ditemukan populasi >1kel tel/ m2 atau intensitas serangan sundep > 5 % atau beluk > 10 %

4. Hama Putih (Nymphula depunctalis) Telur : Berwarna kuning muda, pada permukaan daun dekat permukaan air - Menghasilkan 50 butir telur - Kelompok telur terdiri atas 10-20 butir Stadium telur 2-6 hari Larva : - Instar 1 berwarna krem Panjang 1,2 mm, lebar 0,2 mm Membuat gulungan dari daun yang dipotong - Stadia larva 20 hari Mengalami 5 instar Pupa: - Berwarna krem - Pupa terbentuk dalam gulungan daun (tabung) - Stadium pupa 7 hari

Gejala Serangan Stadia tanaman paling rentan : fase pembibitan - anakan. Daun terpotong seperti digunting., menyerupai tabung yang digunakan membungkus larva. Larva bernafas dari dalam tabung dan memerlukan air di sawah. Gulungan daun yang berisi larva akan mengapung di atas permukaan air pada siang hari dan makan pada malam hari. Larva akan memanjat batang padi membawa gulungan daunnya yang berisi air untuk pernafasannya. Cara Pengendalian Pengeringan lahan selama 3-5 hari Aplikasi insektisida apabila serangan melebihi ambang pengendalian

5. Hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis) Telur: Kuning muda, lonjong , berkelompok , di permukaan atas/bawah daun bendera. Menghasilkan 3.000 butir telur selama hidupnya Stadium telur 4-6 hari Larva : Panjang 1,4 mm, lebar 2,0 mm - Instar 2, mampu melipat daun - Instar 6 (terakhir) dalam lipatan hingga menjadi pupa Daur hidup 33-34 hari Pupa : - Berwarna kuning Stadium pupa 6-8 hari Imago : - Panjang 10-12 mm - Aktif malam hari

Gejala Serangan Warna putih pada daun di pertanaman. Larva makan jaringan hijau daun dari dalam Iipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih. Cara Pengendalian Penyemprotan dengan insektisida yang efektif dan diijinkan apabila rata-rata intensitas serangan pada seluruh areal sudah mencapai ≥ 25%. Insektisida yang digunakan berbahan aktif antara lain: imidakloprid, dimehipo, BPMC, MIPC, fipronil, karbosulfan, insoksakarb, abamektin, bensultap, etofenproks, spinosad, klorantraniliprol, spinetoram, atau flubendiamida.

7. Kepinding tanah (Scotinopthora coarctata) Telur : - Lonjong, warna merah jambu kehijau-hijauan - Diletakkan berkelompok pada pangkal rumpun padi Stadium 4-7 hari Nimfa : Berwarna coklat dan kuning dengan tanda-tanda hitam pada tubuhnya Stadium nimfa 20-30 hari Imago : - Coklat kehitaman umur 4-7 bulan - Hidup dan berkembangbiak 1 - 2 musim - Musim kemarau mengalami dormansi - Menyukai keadaan basah/lembab Tertarik intensitas cahaya tinggi dan mudah ditangkap pada saat bulan purnama

Gejala Serangan Menyerang padi dari fase pembibitan sampai tanaman dewasa Menghisap cairan pelepah dan batang shg warna coklat di sekitar bagian yang dihisap. Serangan berat mengakibatkan tanaman tumbuh terhambat, berubah warna kekuning-kuningan, kering dan akhirnya mati membusuk. Cara Pengendalian Pengolahan tanah segera setelah panen untuk mematikan telur, nimfa, dan imago yang tinggal pada pangkal tanaman padi. Pengeringan lahan Pemupukan pada saat terserang ringan agar tanaman mampu mengkompensasi serangan. Penggunaan insektisida yang efektif dan diijinkan.

8. Walang Sangit

Telur - Diletakkan pada bagian atas daun terutama pada daun bendera , - Berbentuk oval, pipih, berwarna coklat kehitaman, - Diletakan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. - Lama periode bertelur 57 hari dengan total + 200 butir. - Lama stadia telur 7 hari. Nimpa - Mengalami lima instar, aktif mencari bulir yang cocok, pada siang hari berlindung dibawah tajuk - lamanya + 19 hari. Dewasa - Masa praevoposisi + 21 hari, aktif mencari bulir yang cocok, - Lama satu siklus hidup + 46 hari

Pada masa bera atau padi stadia vegetatif, dewasa walang sangit bertahan hidup/berlindung pada barbagai tanaman yang terdapat pada sekitar sawah, Pada saat padi berbunga pindah ke pertanaman padi Banyaknya generasi dalam satu hamparan pertanaman padi tergantung dari lamanya dan banyaknya interval tanam padi pada hamparan tersebut. Makin serempak tanam makin sedikit jumlah generasi perkembangan hama walang sangit. kehilangan hasil mencapai 50%. - populasi 100.000 ekor per hektar menurunkan hasil 25%. - populasi 5 ekor per 9 rumpun menurunkan hasil 15%, - Populasi 1 ekor/malai dalam seminggu menurunkan hasil 27%

Pengendalian Tanam serempak , beda tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 2,5 bulan Menanam plot tanaman perangkap yang ditanam lebih awal Memasang perangkap berupa bahan bebauan kemudian dimusnahkan Penggunaan pestisida kimia bila populasi sudah pada ambang pengendalian.

9. Ulat Grayak (Spodoptera mauritia Boisd.)

Telur : Berkelompok, pada permukaan bawah daun padi atau rerumputan Setiap kel : 350 telur, jumlah rata-rata : 100-1650 butir Ditutupi rambut halus berwarna coklat, antara 3- 4 hari Larva : - Larva 5 instar, larva baru menetas berkelompok sktr peletakan telur dan makan daun sktrnya - Kemudian berpencar mencari pakan secara individu berupa daun, memotong batang dan tangkai malai - Kerusakan berat terjadi setelah periode kering lama yang diikuti hujan besar - larva instar terakhir 4-5 cm, stadium larva antara 18-27 hari

Pupa : - Pupa dalam tanah, pada lahan sawah lembab atau diantara rerumputan sekitarnya - Berwarna coklat muda kemudian coklat tua menjelang imago Stadium pupa antara 8-10 hari Imago : - Berwama abu-abu dan variasinya berwarna coklat - Sayap depan coklat kelabu dg bercak coklat gelap, kuning gelap dan satu garis kelabu dekat pinggir bercak - Pada waktu istirahat, sayap menutupi tubuhnya - Betina meletakkan telur setelah berumur 2 – 6 hari - Stadium imago antara 6 hari

Pengendalian Kultur teknis: a. pengolahan tanah dengan membalikkan tanah b. membersihkan gulma tempat hidup ulat grayak Pengendalian biologi : a. Jenis parasitoid (Telenomus sp., Cotesia sp.) b. Predator lalat buah Tachinidae, semut Formicidae serta laba-laba. Pengendalian kimiawi: penyemprotan insektisida dg bahan aktif karbofuran atau etofenproks.

Bacterial Leaf Blight (BLB),Kresek Penyebab : Xanthomonas oryzae Pada masa bera : mampu hidup 1 – 3 bulan pada tanah, jerami, singgang, an tanaman inang lain. Infeksi : melalui stomata, hidatodadaun dan bagian tanaman yang terluka. Pagi hari atau saat cuaca lembab, dari bagian daun yang terinfeksi keluar eksudat bakteri yang berwarna kuning yang pada siang hari atau cuaca kering, membentuk bulatan kecil yang mudah jatuh ke tanah atau air. Penyebaran ke tanaman lain melalui hujan yang menimbulkan percikan air yang mengandung eksudat atau oleh gesekan daun yang mengandung eksudat yang disebabkan oleh angin.

Gejala Serangan BLB Serangan pada tanaman muda Serangan pada tanaman tua

Pengendalian Perbaikan cara bercocok tanam : - Pengolahan tanah yang optimal untuk menghilangkan sumber infeksi pada sisa jerami. - Pengaturan pola tanam, waktu tanam, dan pergiliran tanaman. - Penanaman varietas tahan miss Angke dan Conde - Pengaturan jarak tanam sehingga iklim mikro tidak mendukung perkembangan BLB. ● Pemupukan lengkap dan sesuai kebutuhan tanaman. Penerapan cara pengairan yang efisien. Sanitasi lingkungan dan eradikasi tanaman sakit. Penggunaan bakteri antagonis Corynebacterium sp sebagai biopestisida. Penggunaan bakterisida yang efektif dan dizinkan secara bijaksana.

Penyakit Blas Penyakit penting pada padi gogo Belakangan ini mulai meluas pada padi sawah Disebabkan oleh jamur Pricularia oryzae. Jamur bersifat kosmopolit, yaitu dapat menyerang tanaman padi di seluruh daerah.

Gejala Blas daun : bercak berbentuk belah ketupat dengan ujung runcing Pusat bercak berwarna kelabu atau putih dengan tepi berwarna cokelat kemerahan. Blas pada malai : tangkai malai membusuk disebut sebagai busuk leher (neck rot). Jika busuk leher terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka gabah akan hampa. Blas pada batang : berupa busuk dan mudah rebah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi lingkungan - Suhu optimum antara 24ºC - 28ºC - Kelembaban udara mencapai 90%. - Penyebaran spora dibantu angin Faktor inang alternatif - Rerumputan (Digitaria cilaris; Echinochloa colona) dan jagung - Jerami sisa panen (bisa bertahan selama satu tahun) Pemupukan - Pemupukan nitrogen tinggi menyebakan jaringan daun menjadi lemah sehingga spora jamur menginfeksi secara optimal

Pengendalian Penyakit Penanaman varietas tahan - Mencegah infeksi awal sehingga penyakit blas tidak dapat berkembang maksimal pada tanaman Pembenaman jerami Tempat bertahan hidup patogen blas - Pembenaman : membunuh miselia jamur juga sebagai pupuk organik Pemupukan berimbang - kalium dan phosfat dapat meningkatkan ketebalan lapisan epidermis daun sehingga menghambat penetrasi jamur Pyricularia grisea.

Lanjutan Waktu tanam yang tepat Pengendalian secara kimiawi Didasarkan pada data iklim spesifik lokasi. Untuk menghindari kondisi iklim yang ideal untuk blas Pengendalian secara kimiawi Perlakuan benih untuk melindungi bibit Penggunaan fungisida sesuai anjuran

Penyakit Tungro Disebabkan oleh virus yang dibawa oleh Wereng Hijau Sifat menularkannya nonpersisten, paling lama 7 hari, makan untuk dapat menularkan penyakit selama 30 menit Imago dan nimpha mampu menjadi vektor, namun bila ganti kulit efektifitasnya hilang Sifat memencar yang tinggi mengakibatkan penyebaran penyakit ini semakin cepat meluas Tanaman muda lebih rentan terserang, serangan pada tanaman tidak menimbulkan gejala.

Wereng Hijau (Vektor Tungro)

Siklus transmisi virus (non persisten)

GEJALA PENYAKIT TUNGRO

Tanam serempak dan pesemaian dilakukan paling tidak 5 hari setelah pengolahan tanah Pergiliran tanaman dengan yang bukan inang tungro Penggunaan varietas tahan sesuai keadaan setempat Sanitasi dan eradikasi - Sanitasi dilakukan terhadap singgang terserang dan gulma yang menjadi inang - Eradikasi dilakukan pada tanaman sakit untuk menghilangkan sumber infeksi ● Pengendalian vektor - Pada persemaian : aplikasi insektisida butiran 5kg/500 m2 - Pada pertanaman : aplikasi insektisida bila ditemukan 2 rumpun terserang tungro per 100 rumpun tanaman Pengendalian

TERIMA KASIH