GANGGUAN PERILAKU PADA ANAK Pelatihan Guru Caberawit PPG Surabaya Utara Masjid Krukah, 20 Desember 2009 By: Sovia Sahid, S.Psi
2 Kelompok Gangguan Perilaku Gangguan Eksternalisasi (GE) 2. Gangguan Internalisasi (GI)
Tipe Pola Asuh Anak Permisif “Ya sudah, terserah kamu” 2. Otoriter “Pokoknya kamu harus tidur sekarang!” Demokratis “Kalo kamu nggak tidur sekarang, besok bangun terlambat ke sekolah. Kan pelajaran favoritmu olahraga ada di jam pertama. Adek mau terlambat?”
Mencuri (Steal) PENYEBAB Ada sesuatu yang kurang dalam hidup si anak Anak telah melihat contoh yang salah spt orang tua, teman, saudara laki-laki atau perempuan mencuri. Beberapa anak mencuri untuk mendapatkan penghargaan diri, seperti membuktikan ketangguhan, keberanian, atau untuk bersenang-senang. Anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang miskin mencuri karena mereka tidak punya uang untuk membeli benda yang mereka inginkan. Mencuri bisa jadi adalah keadaan bawah sadar anak-anak. Tanda stres internal anak-anak akan keadaaan depresi, cemburu adanya kehadiran bayi dirumah, atau kemarahan. Anak ini berusaha membangun kenyamanan dengan cara mencuri.
Apa yang Harus Dilakukan? Nilai pengajaran. Membangun hubungan akrab. Kepastian pemasukan. Jadilah contoh. Tumbuhkan simpati dalam diri anak. Berusaha mencari tahu penyebab. Kurangi percobaan. Hukuman.
Berbohong (Dishonesty) PENYEBAB: Pertahanan diri Penolakan Kesombongan Test kebenaran Permusuhan Kesan diri Ketidak percayaan
Apa yang Harus Dilakukan? Bangunlah standar yang sama dari kejujuran. Berdiskusi tentang moral. Hindari penanaman bahwa berbohong diijinkan untuk melindungi diri. Tunjukkan sebuah kejujuran secara sederhana. Hukuman. Ajarkan nilai moral.
Menentang (Opositional) Ada tiga bentuk utama dari menentang: Tipe penentang pasif Tipe penentang terbuka Tipe penaruh dendam Penyebab: Disiplin yang lemah dari ortu permisif yang sulit berkata “tidak“ pada anak. Kasar dan disiplin berlebihan oleh ortu otoriter, karena menuntut secara instant agar anak menurut. Disiplin yang tidak konsisten antara kedua ortu. Orang tua dalam stres atau konflik, sehingga lalai mengajarkan peraturan karena tuntutan pekerjaan, masalah pribadi, perceraian, masalah hubungan suami istri. Kreatif yang luar biasa pada anak. Intelegensi tinggi, lebih suka untuk tidak mematuhi permintaan orang tua.
Apa yang Harus Dilakukan? Penguatan positif Hukuman Buat Kontrak Bangun kedekatan Memberitahukan alasan Memberikan arahan positif Perhatikan kebiasaan anda Berikan pilihan Beri arahan yang jelas
Tidak Percaya Diri/Pemalu (Shy) Penyebab: 1. Rasa ketidaknyamanan / gelisah 2. Acuh. 3. Perlindungan yang berlebihan. 4. Kritikan. 5. Ortu tidak konsisten. 6. Godaan. 7. Model Ortu dan Temperamen.
Apa yang Harus Dilakukan? Mengajari dan menghargai kemampuan sosial. Mengajari bahwa situasi sosial tidak perlu ditakuti. Mendorong ketegasan. Pelatihan kemampuan kelompok. Memasukkan dalam lingkungan baru sesuai hobinya.
Mengompol (Bedwetting) Mengompol dapat didefinisikan sebagai : mengeluarkan air seni tanpa sengaja pada tempat tidur, oleh anak usia 4 tahun atau lebih. 2 tipe pengompol : “Continuous“ “Discontinuous“ Penyebab Tipe discontinuous: eksternal stres atau krisis emosi yang membuat sang anak tegang atau cemas, seperti: munculnya adik baru, penyakit fisik, atau pindah rumah. Tipe continuous, yakni keterlambatan perkembangan fisiologis dalam mengontrol atau mengendalikan kandung kencing. Pendapat lain menyatakan bahwa mengompol adalah hasil dari praktek toilet training yang tidak berhasil.
Apa yang Harus Dilakukan? Saat melakukan toilet training pada anak, hindari cara yang ekstrim seperti membentak, atau mempermalukannya. Diagram bintang. Periksa apakah anak mengalami stress. Luangkanlah waktu sebelum tidur (10–15 menit) duduk ditempat tidur bersama anak, untuk saling berbincang–bincang, sharring, dan sisipkan beberapa candaan agar anak merasa relax dan nyaman. Ajarkan Menahan kencing.
Alhamdulillahi Jazaa Kumullohukhoiro!