Fiqhu as-Shiyam Ghoffar Ismail (Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PWM DIY dan Ketua Divisi Organisasi dan Kaderisasi MTT PP Muhammadiyah)
Pengertian Shiyam Secara Bahasa: ash-Shiyam berarti al-imsak, yaitu menahan diri dari sesuatu Secara Istilah: ash-Shiyam adalah menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual sejak dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat karena Allah
Dalil Keharusan Niat وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ [البينة/5] لأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى) صحيح البخارى - (ج 1 / ص 105) إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى) صحيح مسلم - (ج 12 / ص 457) مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَلَا صِيَامَ لَهُ) سنن النسائي - (ج 4 / ص 510)
Persiapan Ramadlan Mempersiapkan diri dan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ) صحيح البخارى - (ج 7 / ص 298) Mengkondisikan keluarga, lingkungan masyarakat pada bulan Sya’ban Menyiapkan semua sarana yang diperlukan untuk ibadah
Masuk Ramadlan
Dalil Penggunaan Hisab هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (5) [يونس/5] عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ لاَ نَحْسِبُ وَلاَ نَكْتُبُ وَالشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا وَهَكَذَا ». وَعَقَدَ الإِبْهَامَ فِى الثَّالِثَةِ « وَالشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا وَهَكَذَا ». تَمَامَ الثَّلاَثِينَ. قال الشيخ الألباني : صحيح. سنن النَسائى - (ج 7 / ص 344)
Mengapa Hisab? Hisab lebih memberikan kepastian dan bisa menghitung tanggal jauh hari ke depan, Hisab mempunyai peluang dapat menyatukan penanggalan, yang tidak mungkin dilakukan dengan rukyat. Dalam Konferensi Pakar II yang diselenggarakan oleh ISESCO tahun 2008 telah ditegaskan bahwa mustahil menyatukan sistem penanggalan umat Islam kecuali dengan menggunakan hisab
Mengapa Bukan Ru’yat? Rukyat tidak dapat memastikan tanggal ke depan karena tanggal baru bisa diketahui melalui rukyat pada h-1 (sehari sebelum bulan baru), Rukyat tidak dapat menyatukan tanggal termasuk menyatukan hari puasa Arafah, dan justeru sebaliknya rukyat mengharuskan tanggal di muka bumi ini berbeda karena garis kurve rukyat di atas muka bumi akan selalu membelah muka bumi antara yang dapat merukyat dan yang tidak dapat merukyat, Faktor yang mempengaruhi rukyat terlalu banyak, yaitu (1) faktor geometris (posisi Bulan, Matahari dan Bumi), (2) faktor atmosferik, yaitu keadaan cuaca dan atmosfir, (3) faktor fisiologis, yaitu kemampuan mata manusia untuk menangkap pantulan sinar dari permukaan bulan, (4) faktor psikologis, yaitu keinginan kuat untuk dapat melihat hilal sering mendorong terjadinya halusinasi sehingga sering terjadi klaim bahwa hilal telah terlihat padahal menurut kriteria ilmiah, bahkan dengan teropong canggih, hilal masih mustahil terlihat
Haram Berpuasa dan Wajib Mengganti Wanita yang haidl dan nifas أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ » . قُلْنَ بَلَى . قَالَ « فَذَلِكَ مِنْ نُقْصَانِ دِينِهَا » صحيح البخارى - (ج 2 / ص 30) كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ) صحيح مسلم - (ج 2 / ص 449)
Boleh Tidak Berpuasa dan Wajib Mengganti Orang yang sakit dan musafir Orang Hamil dan menyusui فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ [البقرة/184] إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ الصَّوْمَ وَشَطْرَ الصَّلاَةِ وَعَنِ الْحَامِلِ أَوِ الْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ) سنن الترمذى - (ج 3 / ص 216)
Tidak Mampu Berpuasa dan Membayar Fidyah Orang yang tidak mampu puasa, seperti tua Orang yang sakit menahun Wanita hamil Wanita menyusui وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ [البقرة/184] وَعَنِ الْحَامِلِ أَوِ الْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ) سنن الترمذى - (ج 3 / ص 216)
Pelaksanaan Qiyamu Ramadlan Shalat sunnah yang boleh dikerjakan berjamaah di masjid, mushalla, di rumah atau sendiri-sendiri صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِى الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ ، ثُمَّ صَلَّى مِنَ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ، ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ ، فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - ، فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ « قَدْ رَأَيْتُ الَّذِى صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِى مِنَ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلاَّ أَنِّى خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ » ، وَذَلِكَ فِى رَمَضَانَ) صحيح البخارى - (ج 4 / ص 396)
Cara Qiyamu Ramadlan Didahului dengan 2 rakaat shalat iftitah (2 akaat ringan), berjamaah maupun sendiri dengan hanya membaca al-fatihah pada 2 rakaat teersebut عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَلْيَفْتَتِحْ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ » صحيح مسلم - (ج 2 / ص 184)
Lanjutan dalil سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِاللَّيْلِ قَالَ : بِتُّ عِنْدَهُ لَيْلَةً وَهُوَ عِنْدَ مَيْمُونَةَ فَنَامَ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفُهُ اسْتَيْقَظَ فَقَامَ إِلَى شَنٍّ فِيهِ مَاءٌ فَتَوَضَّأَ وَتَوَضَّأْتُ مَعَهُ ثُمَّ قَامَ فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ عَلَى يَسَارِهِ فَجَعَلَنِى عَلَى يَمِينِهِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِى كَأَنَّهُ يَمَسُّ أُذُنِى كَأَنَّهُ يُوقِظُنِى فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قُلْتُ : فَقَرَأَ فِيهِمَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى حَتَّى صَلَّى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ ثُمَّ نَامَ فَأَتَاهُ بِلاَلٌ فَقَالَ : الصَّلاَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى لِلنَّاسِ. سنن أبى داود - (ج 4 / ص 333)
Do’a Iftitaf pada Shalat Iftitah عن حذيفة بن اليمان قال أتيت النبي صلى الله عليه و سلم ذات ليلة فتوضأ وقام يصلي فأتيته فقمت عن يساره فأقامني عن يمينه فكبر فقال سبحان الله ذي الملكوت والجبروت والكبرياء والعظمة ) المعجم الأوسط - (ج 6 / ص 26)
Cara Shalat Qiyamu Ramadlan Dikerjakan 4 + 4 + 3 tanpa tahiyat awal مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا ، قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ . فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ ، إِنَّ عَيْنَىَّ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِى » )صحيح البخارى - (ج 4 / ص 425)
Membaca Doa Setelah Witir عَنْ أُبَيْ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلأَعْلَى، وَ قُلْ يَا أَيُّهَا اْلكَافِرُونَ، وَ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ: "سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلقُدُّوسِ" ثَلاَثَ مَرَّاتٍ وَمَدَّ بِاْلأَخِيرَةِ صَوْتَهُ وَيَقُولُ: "رَبِّ اْلمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ". [رواه الطبراني]
Ketentuan Zakat Fitri 2,5 kg Hadits yang artinya: “Nabi memerintahkan zakat fithri satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum.” (HR. Al-Bukhari no. 1507) hadist dari Abi Sa’idil Khudry beliau berkata: Kami mengeluarkan zakat fitrah 1 sha’ makanan pokok, atau 1 sha’ gandum, atau 1 sha’ kurma kering, atau 1 sha’ keju atau 1 sha’ kismis. (HR. Bukhari) 1 sha’ adalah 4 kati atau 2.5 Kg, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, cet. III th 2011, hal. 159-160
Beberapa Pendapat Muncul Ukuran Zakat Fithri yang wajib dikeluarkan adalah 1 (satu) sho’ kurma atau gandum (atau sesuai makanan pokok penduduk suatu negeri, pent). Para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan bahwa 1 (satu) sho’ sama beratnya dengan 2,157 Kg (lihat Shahih Fiqhis Sunnah II/83). Ada pula yang menetapkan bahwa 1 (satu) sho’ sama beratnya dengan 2 kg lebih 40 gram, sebagaimana hasil penelitian syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (lihat Syarhul Mumti’, VI/176-177). Dan ada pula yang menetapkan bahwa 1 (satu) sho’ sama beratnya dengan 2,5 kg, sebagaimana yang berlaku di negara kita Indonesia. Sedangkan menurut hasil penelitian Syeikh Abdul Aziz bin Baz dan dipakai dalam fatwa Lajnah Daimah kerajaan Saudi Arabia bahwa 1 (satu) sho’ sama beratnya dengan 3 (tiga) kg. (lihat Fatawa Romadhon II/915 dan II/926) (Lihat juga Fatawa Lajnah Daimah no. 12572)
Fatwa Bazda Banyumas BANYUMAS, suaramerdeka.com - Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Kabupaten Banyumas mengeluarkan maklumat tentang ketentuan zakat fitrah 1433 H. Dalam maklumat tersebut, kadar zakat fitrah berupa beras ditetapkan sebanyak 3 kilogram. Ketua I Bazda Banyumas, H Umar AR, mengatakan penetapan kadar zakat fitrah ini merujuk dari hasil rapat bersama antara Bazda, MUI dan perwakilan ormas Islam, serta petunjuk dari dewan pertimbangan Bazda tentang zakat fitrah. "Ukuran zakat fitrah adalah 1 sha' (takaran). Adapun berat jenis beras dalam takaran 1 sha' di Banyumas sangat bervariasi, baik beras yang jenisnya sama maupun yang berbeda dan berkisar antara 2,67 kg-3 kg," ungkapnya Senin (30/7). Dalam rangka menghilangkan keraguan menuju yang lebih meyakinkan, maka kadar zakat fitrah dalam satuan berat ditetapkan 3 kg dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Bagi yang mengeluarkan kurang dari 3 kg sesuai dengan hasil ijtihadnya untuk memahami berat jenis beras dalam takaran 1 sha', maka zakat fitrah itu tetap dinilai memenuhi ukuran kewajiban.
Penyaluran Zakat Fitri Amil tidak boleh mengambil bagian dari zakat fitri (kami menggunakan istilah zakat fitri untuk penyebutan zakat fitrah), karena yang berhak menerima zakat fitri hanyalah orang-orang miskin sebagaimana dinyatakan dalam hadits Ibn Abbas berikut: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: "فَرَضَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ اْلفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ". [رواه أبو داود] Artinya: “Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata: "Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan porno dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa membayarkannya sebelum shalat (Hari Raya) maka itu adalah zakat (fitri) yang diterima, dan barang siapa membayarkannya setelah shalat maka itu hanyalah berupa sedekah dari sedekah (biasa)". [HR. Abu Dawud]
Lanjutan Hadits di atas dengan jelas menyatakan bahwa zakat fitri itu diperuntukkan kepada orang-orang miskin saja, bukan delapan golongan sebagaimana dalam zakat maal. Sehingga dengan demikian Amil tidak berhak menerima zakat fitri, kecuali jika Amil tersebut termasuk dalam golongan orang miskin. Akan tetapi Amil boleh memperuntukkan sebagian harta zakat fitri untuk biaya urusan administrasi, transportasi dan lainnya yang berhubungan dengan pengurusan zakat fitri tersebut, jika memang tidak ada sumber dana yang lain.
Hari Raya
Sekian Trims