konsep TUHAN dalam ISLAM Arif Mustapa, S.Pd.I,M.S.I Disampaikan dalam kuliah MPK UNIV BRAWIJAYA
SIAPA TUHAN WHO IS GOD ?
Kecenderungan Manusia Untuk Bertuhan Fitrah Masalah Tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah, sehingga tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan bagian dari fitrah (ciptaan) manusia. 1. Surat Rum 30 : 30 : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama sebagai fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atasnya. Tidak ada perubahan pada ciptaan (fitrah) Allah.” Surat Al-Araf 7 : 172 : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak-anak Adam keturunan mereka dan mengambil kesaksian dari mereka atas diri mereka sendiri, Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka menjawab, Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan, Sesungguhnya kami lengah atas ini (wujud Allah).” Lihat pula QS. Al-An’am 6: 74-79; tentang kisah Nabi Ibrahim tentang pengembaraan rasionalnya dalam mencari Tuhan.
SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN Difinisi : Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran manusia baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniyah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman bathin. A. Pemikiran Barat Teori Ketuhanan dalam pemikiran barat berangkat dari teori Evolusionisme yang pada awal mulanya dikemukakan oleh Max Muller, EB. Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Menurut teori ini konsep Ketuhanan berangkat dari kepercayaan :
Konsep tuhan perspektif barat Dinamisme: Animisme: Politeisme Henoteisme: Monoteisme Evolusionis Suatu paham yang berpendapat bahwa kejadian alam semesta itu terjadi dengan sendiri tanpa ada yang menciptakan Deisme ( Tuhan bersifat transenden: setelah pencipataan alam, Tuhan tidak terlibat lagi dengan hasil ciptaannya). Panteisme Tuhan bersifat imanen: Tuhan Menampakkan diri dalam berbagai fenomena alam). Teisme ( Tuhan pada prinsip bersifat transenden, mengatasi semesta kenyataan, tetapi Tuhan juga selalu terlibat dengan alam semesta). Apakah keteraturan sistem dunia, struktur tubuh binatang dan pancaindranya dan lainya apakah tidak ada yang menciptakan
TUHAN UMAT ISLAM Dalam Keyakinan Umat Islam bahwa yang wajib disembah dan dipertuhankan adalah Allah SWT, tiada lain selain Dia. Permasalahan muncul diseputar cara manusia mengetahui adanya Tuhan dan keberadaan sifat –sifat Tuhan. Permasalahan ini dalam perkembangan selanjutnya melahirkan kajian keagamaan tersendiri, seperti yang kita kenal adanya Ilmu Tauhid atau Ilmu Kalam
TUHAN dalam ISLAM Malik RABB Ilah Maha Mencipta, Maha Memiliki, Maha Mengatur semua urusan dan Maha Murabbi (pembina, pemelihara dan pendidik) (al-alaq:1-5, al-a’la: 1-5, at-taubah: 31) lebih aktif Malik Kata malik disebut sebanyak 5x dlm al-quran (1: 4, 114-1-6) Raja, penguasa, pemilik, dia pencipta dan pengusa alam semesta Ilah Sesuatu yang disembah manusia dengan sebenarnya atau tidak Tuhan yang sebenarnya (QS. 45:23, 28:38, 25: 44) pantas disembah adalah yang memilki jabatan rabb dan malikun Menurut Ibn Taimiyah difinisi dari kalimat Ilah (اله) dalam al-Qur’an tersebut adalah : yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri dihadapanNya, dan mengharapkanNya, kepadaNya tempat berserah ketika dalam kesusahan, berdo’alah dan bertawakal kepadaNya untuk kemashlahatan diri, meminta perlindungan dariNya dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat dan terpaut kepada Nya.
Pemikiran umat islam tentang tuhan Pemikiran tentang tuhan melahirkan ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin Hal ini timbul sejak wafatnya nabi muhammad SAW.
Konsep Tauhid Tauhid adalah suatu upaya dalam mengesakan dan mempercayai Allah SWT (faith in the unity of God) Tauhid Rububiyah : suatu kepercayaan yang menegaskan bahwa Allah SWT zat yang menciptakan, memberi hukum-hukum, mengatur dan mengarahkan alam semesta ini. Tauhid Uluhiyah : Allah SWT adalah satu-satunya yang wajib disembah, dimohon pertolongannya, serta yang harus ditakuti. Tauhid asma’ wa sifat: mengesakan Allah Ta’ala pada seluruh nama dan sifat yang dimiliki-Nya
Tauhid adalah ajaran yang disampaikan oleh para nabi dan rasul Surat Al Anbiya’ 25 : “dan kami tidak mengutus seorang rasul sebelum engkau (muhammad) melainkan kami wahyukan kepadanya bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain aku, karena itu sembahlah aku”
Lawan Tauhid adalah Syirik Surat An Nisa’ 48 : “sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik, dan akan mengampuni selain dari itu bagi siapa saja yang dia kehedaki. Dan barang siapa yang menyekutukan Allah SWT (syirik) maka sesungguhnya dia telah membuat dosa besar”. Surat Luqman : 13 “sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman yang besar” Surat An Nisa’ 101 : “Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kamu yang paling nyata
alihatun populer HARTA/DUIT TAHTA/KEKUASAAN SYAHWAT/NAFSU PENYAKIT TAKUT MATI
peran tauhid dalam kehidupan Membebaskan manusia dari seribu satu macam belenggu kejahatan duniawi. Membebaskan manusia dari belenggu-belenggu ketakutan dan duka cita dalam kemiskinan harta benda, karena yakin bahwa semua harta berasal dari Allah SWT Membebaskan manusia dari ikatan-ikatan kursi kedudukan dan jabatan, surat Fathir : 10 “barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allahlah segala kemuliaan itu”. Membebaskan manusia dari perasaan takut mati Membebaskan manusia dari keluh kesah, bingung menghadapi persoalan hidup dan keputusasaan.
ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM 1. MU’TAZILAH Merupakan kaum rasionalis dikalangan umat islam, serta menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran keimanan dalam islam Pendapatnya orang islam yang berbuat dosa besar maka ia tidak kafir dan tidak mukmin, ia berada diantara dua sisi (al manzilu bayna manzilatayn) analisis ketuhanan mu’tazilah : mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani, satu sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan.
2. QODARIYAH Pendapat Qodariyah : manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang mengkehendaki apakah ia kafir atau mukmin dan hal tersebut menjadikan manusia bertanggung jawab atas perbuatannya.
JABARIYAH Pendapat jabariyah : manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh Allah.
Asyariyah dan maturidiyah, manusia yang melakukan perbuatan tetapi ketika perbuatan itu terjadi itu merupakan kehendak Allah.
ALIRAN ILMU KALAM BERDASARKAN CORAK PEMIKIRANNYA TRADISIONAL LIBERAL DIANTARA KEDUANYA DALAM BERARGUMEN LEBIH MENGEDEPAN KAN NASH DARIPADA AKAL AKAL DARIPADA NASH MEMBEDAKAN MANA YANG LEBIH ME- NGEDEPANKAN NASH ATAU AKAL DILIHAT DARI OBJEKNYA MEMAHMI NASH SECARA TEKSTUAL MEMAHAMI NASH SECARA KONTEKSTUAL DIBEDAKAN ANTARA AYAT YANG MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT KELOMPOK INI: JABARIYAH KELOMPOK INI : MU’TAJILAH QADIRIYAH ASY’ARIYAH MATURIDIYAH
TAKDIR JABARIYAH MU’TAJILAH ASY’ARIYAH SEPENUHNYA KUASA TUHAN KUASA MANUSIA TAKDIR DIBAGI 2 TAKDIR MUBRAM TAKDIR MUALLAQ
TUHAN DALAM AGAMA-AGAMA Dalam ajaran Islam Tuhan dikonsepsikan ESA/SATU (QS.41: 6, 112:1-4) Dalam agama Nasrani tuhan dikonsepsikan dengan TRINITAS Dalam agama Budha Tuhan dikonsepsikan dengan Sidharta Gautama Dalam agama hindu tuhan dikonsepsikan dengan dewa Siwa, Wisnu, Brahma
Bagaimana pembuktian tuhan Ayat KAULIYAH: AL-QURAN: MENAJUBKAN, ORISINIL. AYAT KAUNIYAH/ ALAM SEMESTA A. ALAM SEMESTA
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. QS. Ali Imron : 190-191
2. ASTRONOMI Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam (Al-a’raf: 54) lihat pula QS. Al-Jatziyah 27-33.