EFEKTIFITAS DAKWAH REDAKSI AYAT أتأمرون الناس بالبر وتنسون أنفسكم وأنتم تتلون الكتاب أفلا تعقلون (البقرة : 44) يا أيها الذين آمنوا لم تقولون ما لا تفعلون كبر مقتا عند الله أن تقولوا ما لا تفعلون (الصف : 2 – 3 )
TERJEMAHAN 1. Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? 2. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
PENJELASAN KATA KUNCI Tansauna anfusakum : melupakan diri sendiri PENJELASAN KATA KUNCI Tansauna anfusakum : melupakan diri sendiri. Ini adalah perbuatan mereka2 yang mengkhianati ajaran agama. Mereka menyuruh orang lain melakukan kebaikan, sementara mereka tidak melakukannya atau melakukan yang sebaliknya. Ini merupakan bencana bagi umat, karena bisa menimbulkan keragu-raguan dalam jiwa, ketika umat melihat adanya pertentangan antara ucapan dengan perbuatan pelaku dakwah. Hal ini membawa kepada padamnya cahaya kebenaran di tangan para pengkhianat tersebut dan umat tidak lagi mempercayai ajaran2 yang disampaikan.
Oleh karena itu, untuk efektifitas dakwah, seorang juru dakwah harus memulai dari sendiri. Dia harus bisa membuktikan dalam bentuk praktek nyata apa yang diucapkan. Ketika itulah umat akan percaya. Kekuatan dakwah akan muncul dari diri si juru dakwah sendiri dengan mengedepankan kejujuran dalam berprilaku.
Lima taquulu ma la taf’alun : ada orang yang menyampaikan suatu kebaikan tapi dia tidak melaksanakannya. Ini adalah suatu bentuk kemunafikan dan kelemahan tekad. Keberhasilan dakwah butuh suatu tekad yang kuat dan mantap dari juru dakwah. Caranya adalah dengan merealisasikan apa yang dia sampaikan. Mengingkari hal itu akan membawa kepada tertundanya keberhasilan dakwah, atau bahkan mungkin dakwah yang dilaksanakan akan gagal.
Jadi yang dibutuhkan disini adalah bagaiman seorang juru dakwah mampu menyatukan akhlak pribadi dengan kebutuhan masyarakat di bawah naungan akidah agama. Oleh karena itu, yang dituntut disini adalah sikap istiqamah atau konsisten dari para juru dakwah. Sikap ini merupakan salah satu faktor penentu efektifnya pelaksanaan dakwah di masyarakat.