Ocip Abd. Rosyid Zainuri Dewi Sinta Wulandari

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA
Advertisements

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 Oleh : LUGTYASTYONO BN Tugas.
Karakteristik anak SD Unik Ambar Wati
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD
Teori Kognitif Jean Peaget dan Z
TEORI BELAJAR.
LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
TEORI PENDIDIKAN Adriy.weebly.com.
Pembelajaran TIK – Bahasan 1
Sebagai Metode Dasar Psikoterapi
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEWASA MUDA
Perkembangan Kogniti Piaget Materi 2. Perkembangan (Piaget) Perkembangan manusia dapat di gambarkan dalam konsep fungsi dan struktur. Fungsi merupakan.
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
Indra | Sulastri.  Teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Acr TEORI-teori BELAJAR.
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
TEORI BELAJAR KOGNITIF
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika.
Perkembangan Kognitif & Bahasa
Psikologi Kognitif By Adam Nur Fauzan.
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Teori Kognitif Jean Piaget ( ).
Teori belajar Behavioristik.
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
TEORI BELAJAR KOGNITIF
LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Landasan Pengembangan Kurikulum
JEAN PIAGET (1896 – 1980).
WINNY PUSPASARI THAMRIN
TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA
FILSAFAT PENDIDIKAN PERTEMUAN 1.
Dasar Teori Pendidikan
TEORI BELAJAR & APLIKASINYA
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme Oleh : Iswadi, M. Pd.
TEORI BELAJAR KOGNITIF
PERTEMUAN 2 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
PSIKOLOGI BELAJAR.
LEARNING.
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
Oleh : Jesica Putri Sagala ( )
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
Filsafat pendidikan Oleh: Muhamad Ichsanudin ( )
PENDIDIKAN MERUPAKAN KEBUTUHAN VITAL MANUSIA
TEORI KOGNITIVISME.
MANAJEMEN KOMUNIKASI PEMASARAN
Teori Kognitif Jean Piaget ( ).
FILSAFAT PENDIDIKAN BEHAVIORISME
PENYUSUN MAHFUD FAUZI DENTI AGUSTINA ISMI NURUL AINI PRAHESTI YULIANA DWI A DWIANI NUR F.P.
LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Perbedaan Individu Berbagai Kemampuan dan Cara Mengukur
LANDASAN PSIKOLOGIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DOSEN : Dr. HASMI M.Pd
Pendidikan dan Pembelajaran
TEORI BELAJAR Dan PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR PERKEMBANGAN KOGNITIF JEAN PIAGET DAN VYGOTSKY
Pengertian belajar menurut teori kognitif :  Lebih mementingkan proses daripada hasil belajar  Belajar merupakan proses internal yang mencakup  Ingatan.
Teori Belajar Sosial & Kognitif
KELOMPOK 9 : Bella Alfatiara Hariyono (K )
Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah
Karakteristik anak SD Kemampuan berpikir berkembang dari konkret menuju abstrak Anak harus siap tidak boleh dipaksakan menuju tahap perkembangan berikutnya.
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEORI DALAM PEMBELAJARAN
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN IPA
Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki.
TEORI Belajar BEHAVIORISME. Teori Pembelajaran  merupakan penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran.
Wiyono (NIM : ) Moh. Yunus Wahyu Firmansyah (NIM : )
Transcript presentasi:

Ocip Abd. Rosyid Zainuri Dewi Sinta Wulandari PENGEMBANGAN KURIKULUM dengan pendekatan - Kognitif - Behavioristik - humanistik Ocip Abd. Rosyid Zainuri Dewi Sinta Wulandari

Pendekatan yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum adalah teori belajar yaitu teori tentang bagaimana siswa belajar. Selama ini, orang berbicara tentang teori belajar yang dikembangkan terutama dari psikologi. Teori belajar seperti yang dikenal dalam literatur dikembangkan dari berbagai aliran dan teori dalam psikologi seperti behaviorisme (stimulus-response, conditioning, operant conditioing, modelling, dan sebagainya), kognitif (skemata, akomodasi, dan asimilasi dari Piaget, meaningful learning dari Ausubel, dan sebagainya).

Pendekatan kognitif

PENDEKATAN KOGNITIF Di kembangkan oleh Jean Peaget (1896-1980) Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia

PENDEKATAN KOGNITIF Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek). Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

PENDEKATAN KOGNITIF Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa) Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya

PENDEKATAN KOGNITIF Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Klasifikasi — kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, Decentering — anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Reversibility — anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal Konservasi — memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut Penghilangan sifat Egosentrisme — kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

Pendekatan behavioristik

PENDEKATAN BEHAVIORISTIK Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997). Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: Reinforcement and Punishment; Primary and Secondary Reinforcement; Schedules of Reinforcement; Contingency Management; Stimulus Control in Operant Learning; The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984). Behaviorisme ”Ivan Pavlov” : meyakini bahwa semua prilaku dikendalikan oleh faktor eksternal dari lingkungan .

PENDEKATAN BEHAVIORISTIK TEORI BEHAVIORISME Anak tidak membawa potensi apapun dari lahirnya Perkembangan ditentukan oleh faktor yang berasal dari lingkungan Bersifat pasif TEORI S-R BOND (Thorndike) Kehidupan tunduk pada hukum stimulus – respon Belajar  upaya membentuk S-R sebanyaknya CONDITIONING (Guthrie) Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu (pada stimulus) REINFORCEMENT (Skinner) Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu (melalui respon)

Pendekatan Humanistik

PENDEKATAN HUMANISTIK Pendekatan humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu … psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaeah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi

Humanistik ”Abraham Maslow ” : memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi yang dimiliki manusia, hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang . Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia ada dua hal, yaitu; suatu usaha yang positif untuk berkembang kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu

Kesimpulan Ada empat hal yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan kurikulum sebagai proses, yaitu: posisi siswa sebagai subjek dalam belajar, cara belajar siswa yang ditentukan oleh latar belakang budayanya, lingkungan budaya mayoritas masyarakat dan pribadi siswa adalah entry behavior kultural siswa, lingkungan budaya siswa adalah sumber belajar.

Pengembangan kurikulum masa depan dapat dilakukan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut: Mengubah filosofi kurikulum dari yang berlaku seragam seperti saat ini kepada filosofi yang lebih sesuai dengan tujuan, misi, dan fungsi setiap jenjang pendidikan dan unit pendidikan. Untuk tingkat pendidikan dasar, filosofi konservatif seperti esensialisme dan perenialisme haruslah dapat diubah ke filosofi yang lebih menekankan pendidikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan kemanusiaan peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, bangsa, dan dunia. Filosofi kurikulum  yang progresif seperti humanisme, progresivisme, dan rekonstruksi sosial dapat dijadikan landasan pengembangan kurikulum. Teori kurikulum tentang konten (curriculum content) haruslah berubah dari teori yang mengartikan konten sebagai aspek substantif yang berisikan fakta, teori, generalisasi kepada pengertian yang mencakup pula nilai, moral, prosedur, proses, dan keterampilan yang harus mimiliki generasi muda.

Teori belajar yang digunakan dalam kurikulum masa depan yang memperhatikan keragaman sosial, budaya, ekonomi, dan politik tidak boleh lagi hanya mendasarkan diri pada teori psikologi belajar yang bersifat individualistik dan menempatkan siswa dalam suatu kondisi value free, tetapi harus pula didasarkan pada teori belajar yang menempatkan siswa sebagai makhluk sosial, budaya, politik, dan hidup sebagai anggota aktif masyarakat, bangsa, dan dunia. Proses belajar yang dikembangkan untuk siswa haruslah pula berdasarkan proses yang memiliki tingkat isomorphism yang tinggi dengan kenyataan sosial. Artinya, proses belajar yang mengandalkan siswa belajar secara individualistis dan bersaing secara kompetitif individualistis harus ditinggalkan dan diganti dengan cara belajar berkelompok dan bersaing secara kelompok dalam suatu situasi positif. Dengan cara demikian maka perbedaan antar-individu dapat dikembangkan sebagai suatu kekuatan kelompok dan siswa terbiasa hidup dengan berbagai keragaman budaya, sosial, intelektualitas, ekonomi, dan aspirasi politik. Evaluasi yang digunakan haruslah meliputi keseluruhan aspek kemampuan dan kepribadian peserta didik, sesuai dengan tujuan dan konten yang dikembangkan. Alat evaluasi yang digunakan haruslah beragam sesuai dengan sifat tujuan dan informasi yang ingin dikumpulkan. Penggunaan alternative assessment (portfolio, catatan observasi, wawancara) dapat digunakan