IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH
IMAN SEBAGAI DASAR AKIDAH Pengertian Ruang Lingkup Faktor Pembinaan Iman Kompetensi Iman yang Sempurna Iman dalam Kehidupan
Pengertian Iman Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota (Ali bin Abi Thalib) Iman merupakan hakikat yang aktif dan dinamis, yang apabila sudah mantap di dalam hati maka ia akan berusaha merealisasikan diri di luar dalam bentuk amal saleh…. Inilah iman Islami, yang tidak mungkin stagnan (mandeg) tanpa bergerak Iman adalah hubungan wujud insani yang fana, kecil, dan terbatas ini dengan asal yang mutlak dan azali serta abadi yang menjadi sumber semesta
Pengertian Akidah Akaid : beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan (Hasan al-Bana – Majam’ al-Rasail) Akidah : sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fithrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu (Abu Bakar al-Jazairi –Akidah al-Mukmin)
Zero Mind Process Prasangka negatif mengakibatkan orang menjadi bersikap “defensif” dan “tertutup” (QS.49: 12) Prinsip hidup yang dianut dan diyakini telah menciptakan berbagai tipe pemikiran dgn tujuannya masing2 (QS 29: 41) Pengalaman kehidupan dan lingkungan akan sangat mempengaruhi cara berpikir seseorang, yang berakibat pada terciptanya sosok manusia hasil pembentukan lingkungan sosialnya (QS 2: 10) Kepentingan cenderung bersifat mikro (diri sendiri) dan prioritas bersifat makro (unversal). Prioritas bermuara dari prinsip, suara hati, kepentingan, dan kebijaksanaan (QS 28: 54) Sudut pandang (QS 4: 59) Pembanding (QS53: 28; QS 18: 54)
Zero Mind Process Emosi sebagai motus anima, yaitu jiwa yang menggerakkan. Kecerdasan emosi : kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebgai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi (Cooper). Hati: alat yang mengaktifkan nilai-nilai seseorang yang paling dalam dan mengubahnya dari sesuatu yang difikirkan menjadi yang dirasakan dan dijalani. Hati sbg sumber energi, tenaga dan perasaan
Ruang Lingkup Akidah Ilahiah Nubuwah Ruhaniah Sam’iyah Hasan al-Bana
“Memiliki prinsip hidup yang kokoh dan mulia” Iman kepada Allah swt “Memiliki prinsip hidup yang kokoh dan mulia” Rasa aman Kepercayaan diri Integritas Kebijaksanaan Motivasi
“Memiliki prinsip kepercayaan yang teguh” Iman kepada Malaikat “Memiliki prinsip kepercayaan yang teguh” Loyalitas Komitmen Kebiasaan memberi dan mengawali Kebiasaan menolong Saling percaya
“Memiliki jiwa kepemimpinan yang agung” Iman kepada Rasul “Memiliki jiwa kepemimpinan yang agung” Pemimpin yang dicintai Pemimpin yang dipercaya Pembimbing Pemimpin yang berkepribadian Pemimpin yang abadi
“Memiliki jiwa pembelajar yang tidak kenal lelah” Iman kepada Kitab “Memiliki jiwa pembelajar yang tidak kenal lelah” Kebiasaan membaca buku dan situasi Kebiasaan berfikir kritis Kebiasaan mengevaluasi Kebiasaan menyempurnakan Memiliki pedoman
Iman kepada Hari Kiamat “Selalu berorientasi pada masa depan” Ketenangan batiniah Jaminan masa depan Kendali diri dan social Optimalisasi upaya Berorientasi tujuan
Iman kepada Qodo dan Qodar “Selalu berorientasi manajemen yang teratur, disiplin, sistematis, dan integratif” Orientasi pemeliharaan sistem menjaga sinergi Orientasi pembentukan sistem prinsip sinergi Pemahaman arti proses Kepastian hukum social Kepastian hukum alam
“Faktor-faktor Pembinaan Iman” 1. Ilmu (QS 17: 36) 2. Amal saleh (QS 24: 55) 3. Jihad (QS 29: 69) 4. Penyerahan diri (QS 2: 112) 5. Keridoan Allah (QS 5: 16) 6. Memakmurkan masjid (QS 9: 18) 7. Kesediaan mendengarkan bacaan al-Quran (QS 8: 2-4) 8. Zikir dan fakir (QS 3: 191)
“Kompetensi Iman yang Sempurna” Segala perilaku disaksikan oleh Allah, QS 23: 2-9 Memelihara shalat dan amanat Menghindari perbuatan maksiat Mentaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, QS 49: 13. Selalu bersyukur bila bahagia, QS 4: 147 Selalu bersabar bila menderita, QS 2: 155-156 Rido atas segala ketentuan Allah, QS 6: 162 Selalu bertawakal pada setiap rencana, QS 3: 159
Iman dalam kehidupan Sabda Nabi, "Demi Allah, ia tidak beriman! Demi Allah, ia tidak beriman!" Lalu orang bertanya, "Siapa, wahai Rasul Allah?" Beliau menjawab, "Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kelakuan buruknya." Lalu orang bertanya lagi, "Tingkah laku buruknya apa?" Beliau Jawab, "Kejahatan dan sikapnya yang menyakitkan.” Sabda Nabi bahwa orang yang berzina, tidaklah beriman ketika ia berzina, dan orang yang meminum arak tidaklah beriman ketika ia meminum arak, dan orang yang mencuri tidaklah beriman ketika ia mencuri, dan seseorang tidak akan membuat teriakan menakutkan yang mengejutkan perhatian orang banyak jika memang ia beriman." Menurut Ibu Taimiyah, al-Iman h. 12, tiadanya iman dari orang yang sedang melakukan kejahatan itu ialah karena iman itu terangkat dari jiwanya dan "melayang-layang di atas kepalanya seperti bayangan." Demikian itu keterangan tentang iman yang dikaitkan dengan perbuatan baik atau budi pekerti luhur.