FIQIH Mawaris Rian Hidayat, S.Pd.I urgensi definisi hibah-wasiat rukun syarat mencegah urutan kerja waris laki-laki waris perempuan yang bukan waris furudhul muqadharah ashabah hijab-mahjub cara menghitung waris mawaris di Indonesia study kasus hikmah contoh soal Rian Hidayat, S.Pd.I
mengapa kita WAJIB belajar ilmu faraidh? ancaman neraka perintah mempelajari وَمَن يَعْصِ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ Dan orang yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya (hukum waris), niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka kekal di dalamnya. Baginya siksa yang menghinakan.(QS. An-Nisa' : 14) mengapa kita WAJIB belajar ilmu faraidh? perintah mengajarkan تَعَلَّمُوا الفَرَائِضَ وَعَلِّمُوْه فَإِنَّهُ يُنْسَى وَهُوَ أَوَّلُ مَا يُنْزَعُ مِنْ أمَّتِي Pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkanlah. Karena dia setengah dari ilmu dan dilupakan orang. Dan dia adalah yang pertama kali akan dicabut dari umatku". (HR. Ibnu Majah, Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim) URGENSI banyak dilupakan dicabut pertama kali mencegah perpecahan sesungguhnya mudah
berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain bahasa PENGERTIAN berpindahnya hak kepemilikan harta legal dan syar'i istilah dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup
PERBEDAAN WARIS HIBAH WASIAT WAKTU PELAKSANA PENERIMA HUKUM HITUNGAN ditetapkan sebelum wafat diserahkan setelah wafat dibagi setelah wafat dibagi sebelum wafat PELAKSANA ahli waris pemilik harta pemilik harta PENERIMA ahli waris ahli waris + bukan bukan ahli waris HUKUM membagi waris = wajib menghibahkan = sunnah berwasiat = sunnah HITUNGAN sesuai ilmu faraidh terserah pemilik harta maksimal = 1/3
muwarrits pewaris pemilik harta yang wafat RUKUN waris ahli waris penerima harta warisan mauruts warisan harta yang dibagi waris
muwarrits sudah wafat ahli waris masih hidup tidak adanya mawani’ SYARAT PEWARISAN ahli waris masih hidup tidak adanya mawani’
pembunuhan MENCEGAH PEWARISAN perbedaan agama perbudakan
pemilahan harta muwarrits milik pihak lain harta bersama pemilahan harta muwarrits milik pihak lain rumah sakit memandikan biaya pengurusan jenazah mengkafani menyolatkan URUTAN KERJA menguburkan pembayaran hutang/zakat pelaksanaan wasiat maksimal 1/3 pembagian waris
AHLI WARIS LAKI-LAKI (15 orang) 1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki dan anak laki-laki dan terus ke bawah 3. Bapak 4. Kakek dari bapak dan terus ke atas 5. Saudara laki-laki sekandung 6. Saudara laki-laki sebapak AHLI WARIS LAKI-LAKI (15 orang) 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung 9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak 10. Paman yang sekandung dengan bapak Ket: No. 1-13 berdasarkan pertalian darah. Jika 15 orang itu ada maka yang dapat menerima hanya anak laki-laki, suami, dan bapak, yang lain terhijab. 11. Paman yang sebapak dengan bapak 12. Anak laki paman yang sekandung dengan bapak 13. Anak laki paman yang sebapak dengan bapak 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakan pewaris
AHLI WARIS PEREMPUAN (10 Orang) Keterangan no 1-8 berdasarkan pertalian darah. Jika 10 orang itu ada, maka yang mendapat warisan hanya 5 orang, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan saudara perempuan kandung. 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki 3. Ibu 4. Nenek dari ibu AHLI WARIS PEREMPUAN (10 Orang) 5. Nenek dari bapak 6. Saudara perempuan kandung 7. Saudara perempuan bapak Jika 25 ahli waris ada, maka yang bisa menerimanya hanya 5 orang, yaitu suami atau istri, ayah, ibu, anak laki – laki, dan anak perempuan. 8. Saudara perempuan seibu 9. Istri 10. Wanita yang memerdekakan si pewaris
BUKAN AHLI WARIS (10 Orang) anak angkat – anak asuh anak tiri mantan suami – mantan istri keponakan perempuan BUKAN AHLI WARIS (10 Orang) keponakan dari saudara perempuan mertua – menantu saudara ipar cucu dari anak perempuan paman bibi jalur ibu saudara lain ayah lain ibu
Ahli Waris = 22 pihak (dari total 23, yang satu org, menjadi pewaris [alm]) ibunya ibu أم أم 21 ibunya ayah أم أب 8 ayahnya ayah أب أب 7 Jalur C ibu أم 6 ayah أب 5 paman seayah-ibu عم شقيق 15 paman seayah عم لأب 16 sepupu laki ابن عم شقيق 17 sepupu laki ابن عم لأب 18 Jalur F sdr/i seibu أخ/أخت لأم 22 istri زوجة 3 suami زوج 4 sdri seayah-ibu أخت شقيقة 10 sdr seayah-ibu أخ شقيق 9 sdr seayah أخ لأب 11 sdri seayah أخت شقيقة 12 ALM keponakan laki-laki ابن 13 keponakan laki-laki ابن 14 Jalur B Jalur D Jalur G anak pr بنت 2 anak laki ابن 1 Jalur A Jalur E cucu pr بنت ابن 20 cucu laki ابن ابن 19
Ahli Waris Terdekat Jalur C Jalur F ALM Jalur B Jalur G Jalur D ibunya ibu أم أم 21 ibunya ayah أم أب 8 ayahnya ayah أب أب 7 Jalur C ibu أم 6 ayah أب 5 paman seayah-ibu عم شقيق 15 paman seayah عم لأب 16 sepupu laki ابن عم شقيق 17 sepupu laki ابن عم لأب 18 Jalur F sdr/i seibu أخ/أخت لأم 22 istri زوجة 3 suami زوج 4 sdri seayah-ibu أخت شقيقة 10 sdr seayah-ibu أخ شقيق 9 sdr seayah أخ لأب 11 sdri seayah أخت شقيقة 12 ALM Jalur B keponakan laki-laki ابن 13 keponakan laki-laki ابن 14 Jalur G Jalur D anak pr بنت 2 anak laki ابن 1 Jalur E Jalur A cucu pr بنت ابن 20 cucu laki ابن ابن 19
KESIMPULAN PENERIMA WARIS almarhum anak cucu termasuk ahli waris KESIMPULAN PENERIMA WARIS tertutupnya posisi ahli waris tidak terhijab (terhalangi) karena adanya ahli waris lain sehingga tidak menerima waris
(Bagian tertentu Ahli Waris) FURUDHUL MUQADDARAH (Bagian tertentu Ahli Waris)
Furudhul Muqaddarah ialah ketentuan kadar bagi masing-masing ahli waris. ½ 1/3 ¼ Furudhul Muqaddarah 1/6 1/8 2/3 Zawil Furud: Ahli waris yang perolehan harta warisannya sudah ditentukan oleh dalil Al-Quran dan hadis (lihat QS An-Nisa [4]: 8, 11,12, 33, dan 176).
1/2 1/4 Anak perempuan tunggal Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki Saudara perempuan tunggal yang sekandung 1/2 Saudara perempuan tunggal yang sebapak, apabila saudara perempuan yang sekandung tidak ada. Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak, atau cucu (laki-laki ataupun perempuan) dari anak laki-laki. Suami apabila istrinya mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki. 1/4 Istri (seorang atau lebih) apabila suaminya tidak mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki
Istri (seorang atau lebih) apabila suami mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki 1/8 Dua orang anak perempuan atau lebih apabila tidak ada anak laki-laki. Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki apabila anak perempuan tidak ada (dikiaskan kepada anak perempuan) 2/3 Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sekandung (seibu sebapak) Dua orang saudara perempuan atau lebih yang sebapak
Ibu, apabila anaknya yang meninggal (muwarrits) tidak mempunyai anak atau cucu, atau dia tidak mempunyai saudara-saudara (laki-laki atau perempuan) yang sekandung, yang sebapak atau yang seibu 1/3 Dua orang saudara atau lebih (laki-laki atau perempuan) yang seibu apabila tidak ada anak atau cucu atau anak.
Bapak atau kakek, apabila ada anak atau cucu Ibu, apabila ada anak atau cucu atau ada dua orang saudara (lebih) Nenek, seorang atau lebih, bila tidak ada ibu. Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan. 1/6 Cucu perempuan, seorang atau lebih, apabila ada anak perempuan, tetapi bila anak perempuannya lebih dari seorang, maka cucu perempuan tidak mendapat bagian apa-apa. Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih) apabila saudaranya yang meninggal itu mempunyai seorang saudara perempuan kandung. ITU SEMUA DISEBUT ZAWIL FURUDH. ANGKA BAGIANNYA DISEBUT FURUDHUL MUQADHARAH.
Zawil Furudh 1/3 bila tdk ada anak. 1/6 jika ada anak ibunya ibu أم أم 21 ibunya ayah أم أب 8 ayahnya ayah أب أب 7 Jalur C 1/3 bila tdk ada anak. 1/6 jika ada anak Ashobah jika tdk ada anak, 1/6 jika ada anak ibu أم 6 ayah أب 5 paman seayah-ibu عم شقيق 15 paman seayah عم لأب 16 sepupu laki ابن عم شقيق 17 sepupu laki ابن عم لأب 18 ¼ jika td ada anak. 1/8 jika ada anak ½ jika tdk ada anak. ¼ jika ada anak Jalur F sdr/i seibu أخ/أخت لأم 22 istri زوجة 3 suami زوج 4 sdri seayah-ibu أخت شقيقة 10 sdr seayah-ibu أخ شقيق 9 sdr seayah أخ لأب 11 sdri seayah أخت شقيقة 12 ALM Jalur B keponakan laki-laki ابن 13 keponakan laki-laki ابن 14 Jalur G Jalur D ½ jika tunggal. 2/3 bila berdua atau lebih. Bisa ashobah juga anak pr بنت 2 anak laki ابن 1 Ashobah stlh dibagi bagian yang lain. Jalur E Jalur A cucu pr بنت ابن 20 cucu laki ابن ابن 19
ASHOBAH (Sisa Harta)
Ashobah Bilghair (dengan orang lain) Ashobah: Ahli waris yang bagian penerimaannya tidak ditentukan, tetapi menerima dan menghabiskan sisanya. Apabila yang meninggal tidak mempunyai ahli waris yang mendapat bagian tertentu (zawil furud), maka harta peninggalan itu sepenuhnya diserahkan kepada ashobah. Ashobah Binafsih (sendiri) ASHOBAH Ashobah Bilghair (dengan orang lain) Ashoh Ma’alghair (bersama orang lain)
Ashobah Binafsih 4 10 3 9 5 6 1 7 8 11 12 2 Jalur C Jalur F ALM ibunya ibu أم أم 21 ibunya ayah أم أب 8 ayahnya ayah أب أب 7 4 10 Jalur C 3 ibu أم 6 ayah أب 5 paman seayah-ibu عم شقيق 15 paman seayah عم لأب 16 9 sepupu laki ابن عم شقيق 17 sepupu laki ابن عم لأب 18 5 6 Jalur F sdr/i seibu أخ/أخت لأم 22 istri زوجة 3 suami زوج 4 sdri seayah-ibu أخت شقيقة 10 sdr seayah-ibu أخ شقيق 9 sdr seayah أخ لأب 11 sdri seayah أخت شقيقة 12 ALM Jalur B keponakan laki-laki ابن 13 keponakan laki-laki ابن 14 1 7 8 11 Jalur G 12 Jalur D anak pr بنت 2 anak laki ابن 1 Jalur E Jalur A cucu pr بنت ابن 20 cucu laki ابن ابن 19 2
1. Anak laki-laki Ashobah yang berhak mendapat semua harta atau semua sisa secara otomatis, diatur menurut susunan sebagai berikut: 2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah asal saja pertaliannya masih terus laki-laki 3. Bapak 4. Kakek (datuk) dari pihak bapak dan terus ke atas, asal saja pertaliannya belum putus dari pihak bapak 5. Saudara laki-laki sekandung ASHOBAH BINAFSHI 6. Saudara laki-laki sebapak 7. Anak saudara laki-laki kandung 8. Anak saudara laki-laki sebapak 9. Paman yang sekandung dengan bapak 10. Paman yang sebapak dengan bapak 11. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak 12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak 13. Laki-laki atau perempuan yang memerdekakan (budak)
Ashobah Bilghair dan Ma’al Ghair ibunya ibu أم أم 21 ibunya ayah أم أب 8 ayahnya ayah أب أب 7 Jalur C ibu أم 6 ayah أب 5 paman seayah-ibu عم شقيق 15 paman seayah عم لأب 16 sepupu laki ابن عم شقيق 17 sepupu laki ابن عم لأب 18 Jalur F B B B B sdr/i seibu أخ/أخت لأم 22 istri زوجة 3 suami زوج 4 sdri seayah-ibu أخت شقيقة 10 sdr seayah-ibu أخ شقيق 9 sdr seayah أخ لأب 11 sdri seayah أخت شقيقة 12 ALM M Jalur B keponakan laki-laki ابن 13 keponakan laki-laki ابن 14 M Jalur G B B Jalur D anak pr بنت 2 anak laki ابن 1 M Jalur E Jalur A B B Bilghair cucu pr بنت ابن 20 cucu laki ابن ابن 19 Ma’al Ghair M
Ahli waris yang menjadi Ashobah dengan sebab ditarik oleh ahli waris tertentu dari ashobah binafsihi. Anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah dengan ketentuan bahwa untuk laki-laki mendapat bagian dua kali lipat perempuan. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah ASHOBAH BILGHAIR Saudara laki-laki sekandung juga dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah Saudara laki-laki sebapak juga dapat menarik saudaranya yang perempuan menjadi asabah
Ashobah bersama orang lain. Hanya terdapat 2 macam, yaitu: Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih) dan anak perempuan (seorang atau lebih) atau saudara perempuan sekandung dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi Asabah Ma’alghair. Sesudah ahli waris yang lain mengambil bagian masing-masing, sisanya menjadi bagian saudara perempuan tsb ASHABAH MA’ALGHAIR Saudara perempuan sebapak apabila ahli waris saudara perempuan sebapak (seorang atau lebih), atau saudara perempuan sebapak dan cucu perempuan (seorang atau lebih), maka saudara perempuan menjadi Asabah Ma’alghair. Jadi, saudara perempuan sekandung/sebapak dapat menjadi Asabah Ma’alghair apabila mereka tdk mempunyai saudara laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai saudara laki maka kedudukannya berubah menjadi Asabah Bilghair (saudara perempuan menjadi asabah karena ada saudara laki-laki)
HIJAB-MAHJUB
Hijab: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak dapat menerima, atau bisa menerima, tapi bagiannya menjadi kurang. Hijab Hirman: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh, sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak mendapat sama sekali. (contoh: kakek terhalang bapak; cucu terhalang anak) HIJAB Hijab Nuqsan (mengurangi): ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga yang lebih jauh bagiannya berkurang. (contoh: jika jenazah meninggalkan anak, suami mendapat ¼, dan jika tdk meninggalkan anak mendapat ½) almarhum anak cucu
Mahjub (terhalang): Ahli waris yang lebih jauh terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat sehingga sama sekali tidak dapat menerima, atau dapat menerima tapi bagiannya berkurang. Mahjub dapat menerima waris, namun sekalinya menerima hal itu dapat batal karena: Tidak beragama islam. Murtad dari agama islam Membunuh Menjadi hamba
Hijab Mahjub Jalur C Jalur F ALM Jalur B Jalur G Jalur D Jalur E ibunya ibu أم أم 21 ibunya ayah أم أب 8 ayahnya ayah أب أب 7 Jalur C ibu أم 6 ayah أب 5 paman seayah-ibu عم شقيق 15 paman seayah عم لأب 16 sepupu laki ابن عم شقيق 17 sepupu laki ابن عم لأب 18 Jalur F sdr/i seibu أخ/أخت لأم 22 istri زوجة 3 suami زوج 4 sdri seayah-ibu أخت شقيقة 10 sdr seayah-ibu أخ شقيق 9 sdr seayah أخ لأب 11 sdri seayah أخت شقيقة 12 ALM Jalur B keponakan laki-laki ابن 13 keponakan laki-laki ابن 14 Jalur G Jalur D anak pr بنت 2 anak laki ابن 1 Jalur E Jalur A cucu pr بنت ابن 20 cucu laki ابن ابن 19
CARA MENGHITUNG WARISAN
AM hanya terbatas pada 7 macam = 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24 Dalam Ilmu Fara’id untuk memudahkan hitungan angka-angka pecahan tahapan pertama menentukan “Asal Masalah (AM)”, dalam ilmu matematika “asal masalah” sama dengan “Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)” AM hanya terbatas pada 7 macam = 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24
CONTOH SOAL [1] AM = 12 IBU = 1/3 = 4/12 ISTRI = ¼ = 3/12 JUMLAH HARTA AYAH = ASHOBAH = 5/12 12/12 IBU = 4/12 x 960.000 = 320.000 ISTRI = 3/12 x 960.000 = 240.000 AYAH = 5/12 x 960.000 = 400.000 12/12 960.000 AYAH ? IBU ? ISTRI ? JUMLAH HARTA Rp. 960.000 AYAH = ashobah IBU = 1/3 ISTRI = 1/4
CONTOH SOAL [2] SUAMI ? IBU ? KAKEK ? JUMLAH HARTA: Rp. 2.400.000 KAKEK = ashobah AM = 6 SUAMI = ½ = 3/6 x 2.400.000 = 1.200.000 IBU = 1/3 = 2/6 x 2.400.000 = 800.000 KAKEK = Ashabah = 1/6 x 2.400.000 = 400.000 6/6 2.400.000
CONTOH SOAL [3] Istri (janda) ? Istri (janda) = 1/8 Anak laki-laki ? Cucu laki-laki ? Ibu ? Ayah ? JUMLAH HARTA: Rp. 50.000.000 Istri (janda) = 1/8 Anak laki-laki = ashobah binnafsi Cucu laki-laki = mahjub Ibu = 1/6 Ayah = 1/6 AM = 24 Istri = 1/8 = 3/24 x 50juta = 6.250.000 Ibu = 1/6 = 4/24 x 50juta = 8.333.333 Ayah = 1/6 = 4/24 x 50juta = 8.333.333 Anak laki-laki = ashobah = 13/24 x 50juta = 27.083.333 24/24 50.000.000
LATIHAN [1] Ada seorang perempuan (istri) meninggal dunia, ahli warisnya adalah bapak, ibu, dua anak laki-laki, dan satu anak perempuan. Harta peninggalannya sebanyak Rp18.000.000.-. Berapa bagian masing-masing? Jawaban: Bapak 1/6 Ibu 1/6 Anak laki-laki (ashobah binnafsi), anak pr (ashobah bilghair) AM = 6 Bapak 1/6 = 1/6 x 18jt = 3.000.000 Ibu 1/6 = 1/6 x 18jt = 3.000.000 2 Anak laki-laki: Ashobah [2 ; 2 bagian) = 9.600.000 Anak Peremuan: Ashobah Bilghair = 2.400.000 Jumlah = 18.000.000
Seorang meninggal dunia, ahli warisnya terdiri dari seorang anak laki-laki, seorang anak pr dan seorang istri. Meninggalkan harta warisan 100 juta siap dibagi, berapa bagian masing-masing ahli waris? Jawaban: Anak laki-laki (asobah binnafsi) Anak Perempuan (asobah bilghair) Istri = 1/8 AM = 8 Istri 1/8 x 100juta = Rp 12.500.000 Anak laki (2 bagian) = Rp 58.333.333 Anak pr (1 bagian) = Rp 29.166.666 Rp 100.000.000 Latihan 2
Seorang suami meninggal dunia, meninggalkan ahli waris seorang istri (janda), 2 anak laki-lak dan 3 anak perempuan. Harta peninggalan Rp. 50.000.000,- mempunyai utang Rp. 15.000.000,- biaya pemakaman Rp. 3.000.000,- berapa bagian masing2 ahli waris? Jawab: Total harta yang dibagi: Rp 32.000.000,- Istri 1/8 2 anak laki (ashobah binnafsi) 3 anak pr (asobah bilghair) AM = 8 Istri 1/8 x 32juta = 4.000.000 2 anak laki-laki (2;2) = 16.000.000 (untuk 2 orang) 3 anak prmpuan (1;1;1) = 12.000.000 (untuk 3 orang) 32.000.000 Latihan 3
LATIHAN [4] Seorang pewaris meninggalkan harta warisan berupa sebidang tanah seluas 4000 m2 (tinggal dibagikan kepada ahli waris). Ahli waris terdiri dari: 4 org anak laki-laki, 2 orang saudara laki-laki sekandung, dan 3 orang paman (saudara laki-laki ayah pewaris). Berapakah bagian masing-masing ahli waris? Jawaban: 4 anak lelaki = ashobah = 4000m2 ; 4 2 saudara laki-laki sekandung = mahjub = 0 3 orang paman = mahjub = 0
LATIHAN 5 Total harta almarhum Rp 1.550.000.000 Jika seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta berjumlah 3 buah rumah (masing-masing seharga Rp. 150.000.000,-), sebidang tanah seluas 500 meter. (permeter harganya Rp. 500.000,-), simpanan uang di Bank Rp. 300.000.000,- dan uang tunai Rp. 750.000.000,-. Ahli warisnya terdiri dari: isteri, 2 (dua) orang anak laki-laki, 3 (tiga) orang anak perempuan, 3 (tiga) orang cucu laki-laki dan 5 (lima) orang cucu perempuan (semua cucu dari anak perempuannya), seorang saudara laki-laki dan 2 (dua) orang sauara perempuan, serta ibunya. Namun sebelum meninggal, ia berwasiat (di hadapan para ahli warisnya) agar sebuah rumahnya diberikan kepada sebuah Yayasan, dan 2 (dua) orang pembantunya diberi masing-masing Rp. 25.000.000,-. Berapakah masing-masing ahli waris memperoleh harta waris? Jawab: Langkah Pertama; pastikan dulu jumlah harta yang bisa dibagi: 1. dua rumah senilai 300.000.000 (yang satunya sudah diwasiatkan) 2. tanah 500m senilai 250.000.000 3. simpanan di bank senilai 300.000.000 4. uang tunai senilai 700.000.000 (setelah dipotong wasiat untuk pembantunya) Total harta almarhum Rp 1.550.000.000
Langkah Kedua, pastikan siapa ahli warisnya yang berhak: Isteri 2 (dua) orang anak laki-laki 3 (tiga) orang anak perempuan 3 (tiga) orang cucu laki-laki 5 (lima) orang cucu perempuan Seorang saudara laki-laki 2 (dua) orang sauara perempuan Ibu Langkah Kedua, pastikan siapa ahli warisnya yang berhak: Isteri dapat 1/8 karena ada anak 2 (dua) orang anak laki-laki (ashobah binnafsi) 3 (tiga) orang anak perempuan (ashobah bilghair) Ibu dapat 1/6 karena ada anak AM = 24 Mahjub oleh anak laki-laki Bukan ahli waris Mahjub oleh anak laki-laki Mahjub oleh anak laki-laki
Penyelesaian akhir Isteri 1/8 Ibu 1/6 2 (dua) orang anak laki-laki (ashobah binnafsi) 3 (tiga) orang anak perempuan (ashobah bilghair) AM = 24 Total harta almarhum Rp 1.550.000.000 Istri 1/8 x 24 = 3/24 x 1.550juta = 193.750.000 Ibu 1/6 x 24 = 4/24 x 1.550juta = 258.333.500 1.550.000.000 – 452.083.500 = 1.097.916.500 : 7 = 156.845.500/bagian 2 anak lk [2:2] = 156.845.500 x 4 = 627.382.000 (untuk 2 org) 3 anak pr [1:1:1] = 156.845.500 x 3 = 470.536.500 (untuk 3 org) 452.083.500
AUL Jumlah bagian ahli waris lebih besar dari pada “ASAL MASALAH” (AM) Misal AM: 24, total bagian ahli waris: 27 Maka “Asal Masalah” kita naikkan menjadi 27, dengan akibat bahwa bagian ahli waris menjadi berkurang dari ketentuan semula.
Contoh Aul AM : 24 AYAH: 1/6 + A = 4/24 IBU: 1/6 = 4/24 ISTRI: 1/8 = 3/24 2 ANAK PR: 2/3 = 16/24 Jumlah = 27/24 Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa AM lebih kecil yaitu 24 dari pada bagian ahli waris yaitu 27, jika ada kasus seperti ini maka AM harus di AUL, yakni disamakan dengan bagian ahli waris.
Contoh Kasus Aul Seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta warisan Rp 36 juta dan ahli warisnya terdiri dari: ibu, suami (duda), dan dua saudara seibu. Bagaimana pembagiannya? Jawab: Ibu = 1/3 Suami ½ 2 saudara seibu 1/3 AM = 6 Ibu = 2/6 x 36 jt = Rp 12 juta Suami = 3/6 x 36 jt = Rp 18 juta 2 saudara = 2/6 x 36 jt = Rp 12 juta 7/6 Rp 42 juta. Minus 6 juta. 2/7 10.285.714. 3/7 15.428.571 2/7 10.285.714. Rp 36.000.000 7/7
Latihan Kasus Aul Seorang istri meninggal dunia dengan ahli waris: SUAMI, AYAH, IBU, 4 ANAK PR. Jumlah harta yang ditinggalkan Rp.60.000.000. Jawab: || Suami ¼ || Ayah 1/6 || Ibu 1/6 || 3 Anak pr 2/3 || AM = 12 Suami = ¼ = 3/12 x 60 Jt = 15.000.000 Ayah = 1/6 = 2/12 x 60 Jt = 10.000.000 Ibu = 1/6 = 2/12 x 60 Jt = 10.000.000 3 anak pr = 2/3 = 8/12 x 60 Jt = 40.000.000 Jumlah = 15/12 =75.000.000 3/15 12.000.000 2/15 8.000.000 2/15 8.000.000 8/15 32.000.000 15/15 60.000.000
Radd AM: 6 Ibu: 1/6 = 1/6 = 4 Cucu pr: 2/3 = 4/6 = 5/6 = di radd: 5 Kebalikan dari “AUL” adalah “RADD” Jumlah bagian ahli waris kurang dari Asal Masalah, sehingga ada sisa harta. Contoh : Ibu: ? 4 org cucu pr : ? AM: 6 Ibu: 1/6 = 1/6 = 4 Cucu pr: 2/3 = 4/6 = 5/6 = Ada sisa harta 1/6 am di radd, Jadi: IBU: 1/5 x harta CUCU: 2/5 x harta 1/5 4/5 5/5
Contoh Soal Radd Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris Ibu, Sdr pr kandung, dan Sdr lk seibu. Harta warisan 10 juta. Jawab: || Ibu 1/6 || Sdr pr kandung ½ || Sdr lk seibu 1/6 || AM = 6 Ibu 1/6 = 1/6 x 10juta = 1.666.666 Sdr pr kandung ½ = 3/6 x 10juta = 5.000.000 Sdr lk seibu 1/6 = 1/6 x 10juta = 1.666.666 5/6 = 8.333.332 (msh sisa) 1/5 2.000.000 6.000.000 3/5 1/5 2.000.000 5/5 Rp 10.000.000
Harta bersama / gono -gini Dalam KHI Pasal 96 ayat (1) : “Apabila terjadi cerai mati, maka separoh harta bersama menjadi hak pasangan yang lebih lama hidup “ Pembagian harta bersama Am = 12 Harta = Rp. 960.000.000 Harta = Rp.960.000.000 / 2 = Rp. 480.000.000 •Ayah: A= 5/12 x 480 jt = 200 juta •Ibu: 1/3 = 4/12 x 480 jt = 160 juta •Istri: ¼ = 3/12 x 480 jt = 120 juta Maka bagian istri = 120.000.000 + 480.000.000 = 600.000.000
MAWARIS DI INDONESIA Menurut hukum adat, harta peninggalan itu terdiri dari: Harta benda yang diberikan oleh orang tua pada waktu mereka masih hidup Harta yang diwariskan sewaktu orang tua masih hidup, tetapi penyerahannya dilakukan setelah ayah tau ibu wafat Hukum adat yang sesuai dengan hukum Islam: Islam mengikut sertakan kaum wanita sebagai ahli waris sebagaimana kaum pria. Islam membagi harta warisan kepada segenap ahli waris secara demokratis dan adil.. Hukum adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam Apabila pembagiannya hanya berdasarkan nafsu atau ketidakadilan, seperti halnya karena memilih – milih atau terpaksa memberikan warisan karena adanya paksaan dari ahli waris.
HIKMAH MAWARIS Memelihara kelanjutan harta benda , dari satu generasi ke generasi lain Menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan, jebersamaan, dan demokratis di antara manusia Menghindarkan perpecahan antar keluarga karena pembagian harta warisan yang tidak adil Memelihara harta peninggalan dengan baik Memperhatikan anak yatim
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.