FORMULASI KEBIJAKAN Kelompok 1: Talitha a.a Romario Siti hidayatul j.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK ORGANISASI NON-PROFIT
Advertisements

AGENDA SETTING
RENCANA KERJA PEMERINTAH
PENGAWASAN PEMILU & PERAN MAHASISWA
Rasionalisme dalam Kebijakan Publik
PERENCANAAN USAHA Perencanaan dalam bahasa yang sederhana adalah berfikir ke depan. Dalam bisnis/usaha perencanaan adalah berfikir mengenai tujuan, strategi,
STUDI KEBIJAKAN PUBLIK Oleh: Dr. Yopik Gani, S.IP., M.Si
Materi kuliah Pemilu dan Perilaku Politik
Apa yang dimaksud dengan AMDAL?
STRATEGI DAN TAKTIK DALAM INTERVENSI MAKRO
KELEMBAGAAN DAN KEBIJAKAN AGROFORESTRI
Kelompok : 1. Dicky Setya Abdi 2. M Edy Dwi Laksono
ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL (PERSPEKTIF PSIKOLOGI SOSIAL)
Oleh: Ratri Istania, SIP, MA Semester Gasal STIA LAN Jakarta 2012
Strategi dan taktik dalam Intervensi Makro
PENANGANAN PELANGGARAN PADA TAHAPAN KAMPANYE PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI GRESIK TAHUN 2015 HARIYANTO. S.E.
MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN PUBLIK
PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN A. Latar belakang Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk.
Aktor-aktor Yang Terlibat dalam
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKTO PUBLIK
ANALISIS KEBIJAKAN DALAM PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN
Mata Kuliah: Kebijakan Publik dan Analisis Kebijakan Publik
Pendekatan Perencanaan Pembangunan
Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Komunikasi Massa.
ISU KEBIJAKAN DAN AGENDA SETTING
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
Partai Politik & Pemilu
BAB I PENDAHULUAN.
Public Policy Model Jakarta, 23rd March 2015.
Perubahan dan Terminasi Kebijakan
PERATURAN, PERENCANAAN PEMBANGUNAN, DAN KERJASAMA
PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK (POLICY FORMULATION)
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
SAKINAH NADIR ILMU POLITIK UNHAS 2014
Perubahan dan Terminasi Kebijakan
PENDAHULUAN: PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI KEKUATAN POLITIK DI INDONESIA
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
KEBIJAKAN PUBLIK SAKINAH NADIR 2014.
Hukum Kelembagaan Ekonomi Publik
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK PEMAHAMAN KONSEPSI DASAR
Apa dan Mengapa Demokrasi?
Model Analisis Kebijakan
Pengertian dan Proses Kebijakan Publik
KEBIJAKAN PUBLIK DAN AKUNTABILITAS
KULIAH 8-15 NOVEMBER 2010 Universitas Pembangunan Nasional Surabaya
PERAN PENGAWASAN KEMENTERIAN PANRB TERKAIT AMANAT
Pengertian Kebijakan Publik
Komunikasi Penyuluhan Penyuluh sebagai agen perubahan
TEORI Kebijakan Publik
MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Mata Kuliah Kebijakan Publik
TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH CLEAN AND GOOD GOVERNANCE Di Indonesia terminologi ini dipadankan dengan tata kelola pememrintahan yang baik,
Hukum Kelembagaan Ekonomi Publik
PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM SISTEM POLITIK (K9 & K10)
AKK DAN ISsUe PERUMAHSAKITAN
TEORI-TEORI POLITIK PEMERINTAHAN
TAHAPAN PEMBUATAN KEBIJAKAN
HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
FORMULASI Kebijakan PUBLIK
Hukum Kelembagaan Ekonomi Publik
Kebijakan dan Keputusan Publik Dalam Perencanaan
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KONFLIK
Analisis pemangku kepentingan untuk kebijakan kesehatan
SISTEM PENGANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
PENDAHULUAN Studi kebijakan publik berusaha untuk meninjau berbagi teori dan proses yang terjadi dalam kebijakan publik. Dapat dikatakan bahwa kebijakan.
ISSUE DAN MASALAH PUBLIK ( AGENDA SETTING ) ADIE DWIYANTO. N, M.PA.
FORUM KONSULTASI PUBLIK
Kebijakan Publik: (Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan) Achmad Fadillah Akademi Bela Negara Nasdem 2018 Achmad Fadillah Akademi Bela Negara Nasdem 2018.
Program Studi Administrasi Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran.
PENGANTAR KEBIJAKAN PUBLIK OLEH RUDIYANSYAH, S. Sos. M. AP.
Transcript presentasi:

FORMULASI KEBIJAKAN Kelompok 1: Talitha a.a Romario Siti hidayatul j. PasKalis j. M, S.IP Andi sYamsul

MODEL-MODEL FORMULASI KEBIJAKAN OUTLINE KEBIJAKAN PUBLIK FORMULASI KEBIJAKAN MODEL-MODEL FORMULASI KEBIJAKAN TAHAP FORMULASI KEBIJAKAN AKTOR FORMULASI KEBIJAKAN STUDI KASUS

Pengertian Kebijakan Menurut Wilson, kebijakan adalah seperangkat aksi atau rencana yang mengandung tujuan politik yang berbeda Menurut PERMENPAN Nomor 4 Tahun 2007, kebijakan adalah keputusan yang dibuat oleh suatu lembaga pemerintahan atau organisasi dan bersifat mengikat para pihak yang terkait dengan lembaga tersebut.

Pengertian Publik Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Publik Nomor 4 Tahun 2007, menjelaskan bahwa Publik adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak atau masyarakat luas. Menurut Inu Kencana, Publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai dan norma yang mereka miliki.

Pengertian Kebijakan Publik Menurut Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 4 Tahun 2007, Kebijakan Publik adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau lembaga pemerintahan untuk mengatasi permasalahan, melakukan kegiatan, atau untuk mencapai tujuan tertentu. Thomas Dye, mengemukakan bahwa Kebijakan Publik adalah studi tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah, mengapa pemerintah mengambil tindakan tersebut, dan apa akibat dari tindakan tersebut.

Prinsip Penyusunan Kebijakan Publik Benar Dalam Proses Benar Secara Isi Benar Secara Politik Etik Benar Secara Hukum Benar Secara Manajemen Benar Secara Bahasa Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Publik Nomor 4 Tahun 2007

Bentuk Kebijakan Publik Peraturan yang terkodifikasi secara formal dan legal Pernyataan Pejabat Publik di depan publik Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Publik Nomor 4 Tahun 2007

Stratifikasi Kebijakan Publik Kebijakan di tingkat pusat Kebijakan di tingkat daerah Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Publik Nomor 4 Tahun 2007

Sifat Kebijakan Publik Kebijakan Publik Strategis Kebijakan Publik Manajemen Kebijakan Publik Teknis Permen Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Publik Nomor 4 Tahun 2007

Formulasi Kebijakan Menurut Dunn (2000:132), perumusan kebijakan (policy formulation) adalah pengembangan dan sintesis terhadap alternatif-alternatif pemecahan masalah. Winarno (2002:29) menyatakan bahwa masing-masing alternatif bersaing untuk di pilih sebagai kebijakan dalam rangka untuk memecahkan masalah. Tjokroamidjojo dalam Islamy (2000:24) menyebutkan perumusan kebijakan sebagai alternatif yang terus menerus dilakukan dan tidak pernah selesai, dalam memahami proses perumusan kebijakan kita perlu memahami aktor-aktor yang terlibat dalam proses perumusan kebijakan.

MODEL – MODEL FORMULASI KEBIJAKAN Thomas R. Dye dalam bukunya Understanding Public Policy (1955) Model Sistem Model Rasional Model Pengamatan Terpadu Model Institusional Model Inkremental Model Strategi Model Kelompok Model Pilihan-Publik Model Demokrasi Model Proses Model Teori Permainan

Model Sistem Model ini lebih menggunakan teori David Easton, dimana kebijakan publik ada karena adanya interaksi dengan lingkungan sekitar. Kelemahan dari sistem ini adalah terpusatnya perhatian pada tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah, dan pada akhirnya kita kehilangan perhatian pada apa yang tidak pernah dilakukan pemerintah (Winarno, 2007:70).

Model Elite model ini dipastikan akan berwarna kepentingan elite-elite yang berkuasa dibandingkan dengan kebutuhan dan tuntutan publik. kaum elite massa sisi negatif sisi positif pemegang kekuasaaan akan menggunakan kuasanya untuk menjalankan keinginannya Munculnya kepemimpinan, dimana pemimpin ini akan membawa visi untuk diubah menjadi kenyataan.

Model Institusional Model ini disebut juga model kelembagaan. Model ini menyatakan bahwa tugas formulasi merupakan tugas sentral lembaga-lembaga pemerintah secara otonom tanpa perlu melakukan interaksi dengan lingkungannya.Artinya adalah tugas membuat kebijakan adalah tugas pemerintah dan publik selaku pelaksanaan kebijakan yang dibuat oleh institusi pemerintahan kelemahan dari model ini adalah terabaikannya masalahmasalah lingkungan tempat kebijakan itu diterapkan

Model Kelompok Dalam model ini dapat ditemukan adanya interaksi dalam kelompok untuk menghasilkan keseimbangan model kelompok sesungguhnya merupakan abstraksi dari proses formulasi kebijakan yang didalamnya beberapa kelompok kepentingan berusaha mempengaruhi isi dan bentuk kebijakan secara interaktif.

Model Proses Dalam pendekatan ini, kebijakan publik dinilai sebagai aktivitas yang menyertakan rangkaian-rangkaian (proses) yang berujung pada evaluasi kebijakan. Secara singkat model ini menyatakan bahwa dalam memformulasikan kebijakan ada standar-standar yang harus dilakukan oleh para formulator kebijakan agar kebijakan yang dihasilkan minimal sesuai dengan apa yang hendak dicapai

Model Rasional Prinsipnya model ini menuntut bagaimana keputusan yang diambil oleh pemerintah harus ada perhitungan rasionalitas costs and benefits bagi masyarakat Menbuat kebijakan yang diinginkan oleh masyarakat kebijakan yang memungkinkan untuk diimplementasikan menilai konsekuensi masing-masing pilihan kebijakan memilih alternatif kebijakan yang paling efisien dan ekonomis

Model Inkremental Model ini merupakan kritik terhadap model rasional (Nugroho, 2009:407). Model ini melihat bahwa kebijakan publik merupakan variasi ataupun kelanjutan kebijakan di masa lalu.

Model Pilihan Publik Model ini menekankan bahwa kebijakan yang dibuat oleh pemerintah haruslah kebijakan yang berbasis pada pilihan publik mayoritas Artinya ketika pemerintah ingin membuat suatu kebijakan, akan ada tawar menawar dengan publik

Model Teori Permainan Prinsip dasar dari kebijakan ini adalah bahwa kebijakan publik berada dalam kondisi kompetisi yang sempurna, agar kebijakan yang ditawarkan pada pengambilan keputusan lain dapat diterima

Model Pengamatan Terpadu Model ini merupakan upaya menggabungkan antara model rasional dan model inkremental Pemerintah Masyarakat

Model Strategis Perencanaan strategis lebih memfokuskan kepada pengidentifikasian dan pemecahan isu-isu, lebih menekankan kepada penilain terhadap lingkungan diluar dan di dalam organisasi, dan berorientasi kepada tindakan Memperjelas arah masa depan Menciptakan prioritas Kontrol organisasi

Model Demokratis Model ini berkembang khususnya di Negara-negara yang baru saja mengalami transisi demokrasi, seperti Indonesia model ini sangat efektif dalam implementasinya karena setiap pihak mempunyai kewajiban untuk ikut serta mencapai keberhasilan kebijakan

TAHAP-TAHAP FORMULASI KEBIJAKAN

Identifikasi Isu-isu Publik Agenda Setting Alternatif Kebijakan Adopsi Kebijakan Penetapan Kebijakan

Identifikasi Isu-isu Publik Menurut Mitroff dan Kliman (2003), perumusan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses yang terdiri dari tiga tahap: Konseptualisasi masalah Spesifikasi masalah Pengenalan masalah.

Teori Agenda Setting John Kingdon Problem Stream Politics Stream Policy Stream

Teknik Menyusun Prioritas Masalah Publik 1. Menyusun kuesioner masalah-masalah publik

Alternatif Kebijakan Alternatif Kebijakan Pemilihan alternatif  menyelesaikan masalah-masalah Kompromi dan negosiasi

Penetapan Kebijakan Penetapan Kebijakan Dokumen Kebijakan

STUDI KASUS Formulasi Kebijakan Program One Village One Product (OVOP) Kabupaten Bantul

Identifikasi Isu Publik Isu pelayanan publik Isu kemiskinan Isu pemerintahan yang empatik

Tahap Agenda Setting Problem Stream single-issue, yakni isu kemiskinan. Policy Stream BAPPEDA Bantul dan SKPD-SKPD terkait membahas tentang single-issue, yaitu isu kemiskinan. Politics Stream Melibatkan DPRD di dalam proses pembahasan selanjutnya

Penguatan Kelembagaan dengan OVOP Alternatif Kebijakan Penguatan Mental Penguatan Kelembagaan dengan OVOP

Adopsi Kebijakan Alternatif kebijakan berupa penguatan kelembagaan dengan program One Village One Product (OVOP) adalah yang paling tepat untuk diimplementasikan di Kabupaten Bantul. BAPPEDA kemudian membuat draft program OVOP untuk kemudian masuk ke tahap-tahap selanjutnya hingga dapat diimplementasikan di Kabupaten Bantul sebagai program pengentasan kemiskinan.

Penetapan Kebijakan Juli-Agustus 2013 dilakukan pembahasan Program OVOP kembali di DPRD sekaligus pembahasan KUA-PPAS, DPA, dan RAPBD Pertengahan Agustus 2013 Kebijakan OVOP sudah ditetapkan sebagai salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk mengatasi kemiskinan.

Aktor Formulasi Kebijakan Winarno (2003 :123) : mengatakan ada dua kelompok actor yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan yaitu : Para aktor resmi yang terdiri dari : agen – agen pemerintah, presiden, legislatif dan yudikatif. Para aktor tidak resmi meliputi : kelompok kepentingan, partai politik, organisasi masyarakat dan warga negara/individu

Studi Kasus : Kebijakan Pemberlakuan Helm SNI Secara Wajib Bagi Pengendara Sepeda MOTOR Mengapa di buat kebijakan tersebut ??? Banyaknya Kecelakaan Pengendara bermotor dua mengalami dampak cedera fatal di kepala. Aktor dalam pembuatan Perumusan kebijakan : 1. Kementrian Perindustrian 2. Badan Standarisasi Nasional 3. Kementrian Perhubungan 4. Kepolisian RI

Lanjutan .. Aktor tidak resmi : Industri Helm. Lembaga dan asosiasi yang peduli terhadap keselamatan para pengendara.

Perumusan Kebijakan Tahap I identifikasi isu – isu : Pada tahap inilah pemerintah yang diwakili Kementrian Perindustrian, Perhubungan, Kepolisian RI dan stokeholders lainnya mengidentifikasi persoalan yang terjadi di publik untuk kemudian dibahas dan dicari solusinya.

Tahap 2 Agenda setting 1. Membahas penting untuk menetapkan dan mencari solusi 2. Kementrian perindustrian membentuk tim yang diagendakan untuk dapat membuat kebijakan tersebut. Tim ini teridiri dari lembaga pemerintah yang terkait, asosiasi dan lembaga. 3. Kementrian Perindustrian mengkodinir membuat kebijakan dengan membuat jadwal dan menentukan agenda agenda terkait hal – hal yang diperlukan dalam proses pembuatan kebijakan tersebut.

Tahap 3 Penetapan kebijakan 1. adanya kajian tahapan pembahasan awal - aktor aktor menganalisis manfaat dan alasan pertimbangan perlunya diberlakukan kebijakan. - pemberian arahan kepada tim anggota perumusan kebijakan mengenai arahan terkait dengan ketentuan dan aturan – aturan yang akan diatur dalam kebijakan tersebut. - kemudian pada pembahasan awal ini juga dibahas terkait kesiapan pihak luar dan masyarakat dalam pemberlakuan kebijakan ini.

2. Peran Aktor Pembahasan Kebijakan Pertemuan berikutnya tim penyusunan kebijakan menyampaikan hal – hal yang menjadi pokok dasar diberlakukannya wajib SNI helm tersebut, kepada aktor – aktor yang terkait. Setiap perwakilan yang diundang diberikan kesempatan menyampaikan ide – ide serta usulan sesuai konteks masing – masing.

Tahap 3 penyusunan draft 1. tim perumusan membuat konsep dan kerangka peraturan dengan melakukan pertemuan dan pembahasan berikutnya dengan berbagai pihak yang terkait. 2. Mensepakati untuk finalisasi draft yang akan diserahkan sebagai hasil akhir pembahasan. Draft tersebut hasil keputusan bersama yang kemudian disesuaikan dengan format yang telah ditentukan dalam membuat sebuah peraturan di instansi kementrian perindustrian.

3. isi drfat dan kerangka peraturan diserahkan ke bagian hukum kementrian perindustrian untuk diedit dan diperbaiki sesuai prosedur kementrian tersebut. Dalam proses kebijakan ini juga tim perumusan kebijakan membuat konsep petunjuk teknis pelaksanaan penerapan dan pengawasan peraturan tersebut.

Teknik Menyusun Prioritas Masalah Publik 2. Menentukan populasi dan sampel stakeholders 3. Pengolahan data dan penyimpulan prioritas masalah

KESIMPULAN Kebijakan Publik adalah keputusan atau tindakan pemerintah atau lembaga pemerintahan untuk mengatasi permasalahan, melakukan kegiatan, atau untuk mencapai tujuan tertentu yang berkenaan dengan kepentingan dan manfaat orang banyak dengan pertimbangan tentang bagaimana, mengapa, dan apa akibat dari keputusan atau tindakan tersebut.

Dalam proses penyusunan kebijakan publik ada prinsip-prinsipnya yaitu benar dalam proses, benar secara isi, benar secara politik etik, benar secara hukum, benar secara manajemen, benar secara bahasa. Kebijakan Publik dapat berbentuk Peraturan yang terkodifikasi secara formal dan legal atau Pernyataan Pejabat Publik di depan publik. kebijakan publik ada yang bersifat strategis, manajemen, dan teknis.

Formulasi kebijakan publik atau pembuatan kebijakan publik meliputi beberapa tahap yakni tahap identifikasi isu-isu publik (perumusan masalah), Agenda Setting, pembuatan alternatif kebijakan, adopsi kebijakan, penetapan kebijakan. Dua kelompok aktor yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan yaitu: pertama, para aktor resmi yang terdiri dari agen – agen pemerintah, presiden, legislatif dan yudikatif. Kedua, para aktor tidak resmi meliputi : kelompok kepentingan, partai politik, organisasi masyarakat dan warga negara/individu. Terdapat sejumlah model perumusan kebijakan publik yang dikemukakan oleh para ahli antara lain : Model Institusional, Model Elit–Massa, Model Kelompok, Model Sistem–Politik, Model Rational-Comprehensive, Model Incremental, Model Mixed- Scanning. Ada dua contoh kasus yang menjadi pembahasan yakni formulasi kebijakan One Village One Product (OVOP) Kabupaten Bantul dan Penetapan Penggunaan Helm SNI. Dalam kedua kebijakan di atas telah memenuhi setiap tahapan di dalam formulasi kebijakan publik dan telah sesuai dengan input yang masuk atau kondisi di masyarakat.