SOCIAL COGNITIVE THEORY ALBERT BANDURA
Children See, Children Do
ALBERT BANDURA 1925 - sekarang BANDURA’s SOCIAL COGNITIVE THEORY Bandura berpendapat bahwa manusia belajar melalui pengamatan (observational learning). Seseorang mengamati orang lain (sebagai model) dan mendapat informasi dari perilaku orang tersebut. Menurut Bandura, reinforcement adalah sebuah informasi, yang pada situasi tertentu muncul sebagai perilaku. Key words: observational learning, modelling, perilaku
PENJELASAN OBSERVATIONAL LEARNING SEBELUMNYA Percobaan Thorndike → puzzle box Watson melakukan percobaan yang sama dengan menggunakan monyet. Thorndike maupun Watson menyimpulkan bahwa belajar merupakan hasil dari pengalaman langsung saja, dan bukan pengalaman mengamati. Miller dan Dollard berpendapat bahwa bila perilaku meniru diberi penguatan, perilaku tersebut akan diperkuat, seperti perilaku lainnya. Miller dan Dollard membagi perilaku menjadi tiga kategori: Perilaku sama Perilaku meniru Perilaku menyocokkan-dependen
PERCOBAAN BANDURA Percobaan Bandura: tiga kelompok anak dipertontonkan tayangan kekerasan. Kelompok pertama mengobservasi vicarious reinforcement Kelompok kedua mengobservasi vicarious punishment Kelompok ketiga mengobservasi konsekuensi netral
DELAYED MODELING Subyek (pengamat) tidak menunjukkan hasil belajar dari pengalaman modelling sampai suatu waktu dimana pengalaman modelling tersebut berhenti.
EMPAT PROSES YANG MEMPENGARUHI BELAJAR ATTENTIONAL PROCESSES RETENTIONAL PROCESSES BEHAVIORAL PRODUCTION PROCESSES MOTIVATIONAL PROCESSES
RECIPROCAL DETERMINISM Individu, lingkungan, dan perilaku individu saling berinteraksi menghasilkan suatu perilaku tertentu.
SELF REGULATED BEHAVIOR Individu menentukan perilakunya sendiri. Hal yang diobservasi individu adalah performance standards. Perceived self-efficacy: kepercayaan bahwa diri bisa melakukan sesuatu. Perceived self-efficacy mungkin berbeda dari real self-efficacy.
MORAL CONDUCT Self-contempt: menyalahkan diri sendiri karena melanggar moral code. Moral principles without experiencing self-contempt: Moral justification Euphemistic Labeling Advantageous Comparison Displacement of Responsibility Diffusion of Responsibility Disregard of Distortion of Consequences Dehumanization Attribution of Blame
DETERMINISM versus FREEDOM Freedom menurut Bandura: pilihan-pilihan yang ada bagi orang-orang dan kesempatan untuk mengerjakannya. Ketidakleluasaan dari pilihan bebas: Incompetence Unwarranted Fears Excessive Self-Ensure Social Inhibitors (prejudice, discrimination)
FAULTY COGNITIVE PROCESSES Proses kognitif yang dimaksud: imajinasi terhadap suatu situasi. Alasan-alasan berkembangnya faulty cognitive processes: Anak mengevaluasi penampilan Pemikiran keliru karena salah informasi dan bukti yang tidak mencukupi Pemrosesan informasi yang keliru
arigatö gozaimasu!