Penilitian Retrospektif study By : Achmad Fahnur Juli 122110101141 Epidemiologi dan Survailens Gizi
Retrospektif study Merupakan jenis penelitian epidemiologic analitik observasional yang mengkaji hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu. Jenis penelitian survey analitik yang menyangkut faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Dengan kata lain efek (penyakit atau kondisi kesehatan) diidentifikasi pada saat ini kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu.
Tahapan penelitian Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko atau efek) Menetapkan objek penelitian Identifikasi kasus Pemilhan subyek untuk kontrol Melakukan pengukuran ke belakang Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel objek penelitian dengan variabel-variabel objek kontrol.
Kelebihan dan Kekurangan Lebih cepat dan lebih murah dibanding penelitian yang lain Menjadi metode yang efisien jika dilihat dari pengambilan sampelnya Membolehkan penyelidikan yang mendalam mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan resiko penyakit, dengan informasi yang diperoleh dari basis individu Berguna untuk meneliti masalah kesehatan yang jrang terjadi di masyarakat Hanya perlu waktu singkat dan biaya yang murah Kekurangan : Tidak dapat dipakai untuk menentukan angka insidensi penyakit Data tidak lengkap karena data faktor resiko disimpulkan setelah penyakit terjadi dan sering ada penyimpangan Terdapat bias seleksi karena populasi berasal dari dua populasi berbeda Sulit memilih kelompok kontrol yang tepat
Desain penelitian pencocokan Populasi (sampel) Faktor Resiko (+) Efek (+) (kasus) Faktor Resiko (-) Faktor Resiko (+) Efek (-) (kontrol) Faktor Resiko (-)
Analisis jurnal “Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan dan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang”
Con’t Latar belakang Prevalensi obesitas pada anak yang terus meningkat. Obesitas pada anak dan remaja dapat berlangsung hingga dewasa dan mampu menjadi faktor resiko dari penyakit degeneratif. Sarapan dan jajanan sehari-hari dapat menjadi salah satu faktor penyebab obesitas oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan dan jajan dengan status gizi dan besar resiko kejadian obesitas. Metode Penelitian case control di 2 SD di kecamatan Pedurungan Semarang (SDN Pedurungan Kidul 1 dan SDN Palebon 3) pada bulan Oktober 2012. Subjek 64 anak (32 kasus dan 32 kontrol). Pemilihan menggunakan simple random sampling pada anak kelas 3 sampai kelas 6 dan data di dapatkan dari wawancara langsung menggunakan food recall dalam seminggu.
Pembahasan isi jurnal Peneliti berupaya mengetahui salah satu peningkatan kesehatan dengan meneliti perbaikan gizi terutama pada usia sekolah khususnya berumur 6-12 tahun. Pokok penelitian adalah tingkat konsumsi jajan dan sarapan pagi di kalangan anak sekolah Pada jurnal dijelaskan bahwa prevalensi overweight dan obes meningkat dua kali lipat pada anak sekolah sebesar 9,2 % (Riskesdas 2010). Dan prevalensi obes di propinsi Jateng pada tahun 2010 lebih tinggi dari prevalensi nasional Pedurungan merupakan salah satu kecamatan di kota Semarang bawah yang sebagian besar terdapat industri, perdagangan, dan pendidikan sehingga sebaran sosial ekonomi bervariasi.
Metode penelitian Screening pada siswa kelas 3-6,meliputi BB dan TB Pengukuran BB menggunakan timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0,1 kg Pengukuran TB menggunakan microtoise dengan tingkat ketelitian 0,1 cm Sampel diambil dari kelompok kasus dan kelompok kontrol menggunakan simple random sampling Data meliputi kebiasaan sarapan dan jajan (recall) selama seminggu Analisis dara menggunakan univariat dan bivariat yang menggunakan uji Mc Nemar dengan tingkat kemaknaan 5%
Hasil penelitian Dari 426 subjek ditemukan 84 subjek masuk dalam gizi lebih (50 overweight dan 34 obes), 320 status gizi normal dan 22 status gizi kurang Jenis kelamin subjek penelitian adlah 32 anak laki-laki dan 32 anak perempuan dengan umur termuda adalah 8 tahun dan tertua adalah 11 tahun. Subjek yang tidak biasa sarapan pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kelompok kasus dan subjek yang biasa sarapan pada kelompok kasus lebih tinggi dibanding dengan kontrol Subjek kelompok kasus yang biasa jajan lebih tinggi jika dibanding dengan kontrol, dan subjek yang tidak biasa jajan pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kelompok kasus Menurut analisis bivariat, kebiasaan sarapan dgn kebiasaan jajan terdapat hubungan bermakna secara statistik yaitu subjek yang tidak biasa sarapan akan beresiko menjadi biasa jajan (1,5x) (gambar 1) Tidak biasa sarapan bukan faktor yang berhubungan dengan terjadinya status gizi lebih secara statistik (gambar 2) Terdapat hubungan antara kebiasaan jajan dengan status gizi lebih dengan resiko 7x terhadap terjadinya status gizi lebih (gambar 3)
Keterbatasan, kesimpulan serta saran Beberapa faktor keterbatasan peneliti : komposisi lemak tubuh, aktivitas fisik, ling tempat tinggal, karakteristik orang tua, dan asupan zat gizi (Kh,P,L) yang tidak diteliti Prevalensi overweight dan obes pada 2 sekolah dasar di kecamatan Pedurungan Semarang cukup tinggi yaitu 50 anak dan 34 anak dimana usia terbanyak pada usia 11 tahun. Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi lebih tetapi kebiasaan sarapan berhubungan dengan kebiasaan jajan di sekolah dengan resiko sebesar 1,5 kali. Dan terdapat hubungan antara kebiasaan jajan dengan status gizi lebih secara statistik dan biasa jajan memiliki resiko 7 kalo terhadap terjadinya status gizi lebih Hendaknya dilakukan penyuluhan KIE dalam kurikulum sekolah untuk memberikan pengetahuan gizi pada anak sekolah dasar mengenail kebiasaan sarapan dan jajan Perlu ada intervensi mengenai jajanan sehat terhadap orang tua, guru dan penjual makanan jajanan
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Sekian Terima Kasih