 Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan /program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Daerah)
Advertisements

Rencana Bisnis Strategis BLU
4 Sifat PRIBADI YANG BERHASIL
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
Oleh : Dr. Y. Harri Jalil, MM Neneng Barina, Sp.
Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Kewirausahaan Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Tujuan Dan Sasaran Usaha Pertemuan 4 2x45 Menit Kompetensi.
Merumuskan Visi dan Misi
MANAJEMEN STRATEGIS.
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
STRATEGI Oleh : Ismik Kurniaty H. ( )
KURLENI UKAR Disampaikan pada
BAB I PENDAHULUAN.
RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL (ACTION PLAN)
PENGUKURAN KINERJA UNIT
KONSEP DAN IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM MANAJEMEN STRATEGIK
DDTK PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN JEMBRANA
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Alamat blog: Kedeputian II Bidang Kajian Manajemen Kebijakan dan Pelayanan Lembaga Administrasi.
ROAD MAP Kelompok IV Hardiman Maupe Ramlah Moh Guntur Nirwan Syahrul.
TUJUAN PERUSAHAAN Dian kurniawan, SE., MSI.
FUNGSI MONITORING DAN EVALUASI
Plan of Action.
BAB IV PERENCANAAN.
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( SAKIP)
Hendro Witjaksono, Ak, Macc.
PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERMENPAN Nomor 29 Tahun 2010.
Penganggaran Sektor Publik
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
sistem pengukuran dan indikator kinerja kebijakan publik
PAPARAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga
Asistensi Penguatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
UKURAN KINERJA.
MANAJEMEN STRATEGIS.
BAB I PENDAHULUAN.
PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD
Modul ke-14 ( Keempat belas) Mata Kuliah Manajemen Strategik
PENYUSUNAN DAN PELAPORAN KINERJA
Indikator Kinerja Dalam Kerangka Perencanaan Strategik
PENYUSUNAN Rencana On The Job Learning (ACTION PLAN)
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
RENSTRA SKPD BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 54 TAHUN 2010
MSDM : Mencapai Keunggulan Bersaing
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
ORGANISASI DAN MANAJEMEN 1
PERENCANAAN.
SAKIP ( SISTEM AKUNTANBILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH )
Merumuskan Visi dan Misi
HAKEKAT SISTEM PENGENDALIAN
Balance Scorecard OLEH KELOMPOK 10 Adinda Putra K ( )
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
Merumuskan Visi dan Misi
UKURAN KINERJA.
PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD
UKURAN KEBERHASILAN SUATU PROGRAM NAURI ANGGITA TEMESVARI, SKM., MKM
PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD
UKURAN KINERJA.
Manajemen Strategik Bagian 1. Materi MS 1. Hakekat MS 2. Analisis Lingkungan Eksternal + Matrik EFAS 3. Analasis Lingkungan Internal + Matrik IFAS + CPM.
BALANCED SCORECARD (BSC)
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERANGKAT DAERAH
BALANCED SCORECARD DAN PERKEMBANGAN NYA
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERANGKAT DAERAH
BALANCED SCORECARD DAN PERKEMBANGAN NYA
Balance Scorecard.
PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2018
Transcript presentasi:

 Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan /program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi  Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun organisasi  Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau organisasi tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.  Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan atau target tertentu yang hendak dicapai.

1. Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002).

2.Pengukuran kinerja membantu pemimpin dalam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis. Simons (dalam BPKP, 2000) 3.Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi dan misi Instansi Pemerintah. (LAN)

4.Jadi pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi 5.Pengukuran kinerja bermanfaat untuk mengetahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

1.5 Indikator Pelayanan Publik (Zeithalm dan Pasuraman Berry 1990) : Reliability : penyediaan pelayanan yang tepat dan benar; Tangibles, penyediaan layanan yang memadai; Responsivenesse, kecepatan pelayanan; Assurance, perhatian terhadap etika dan moral; Emphaty mengetahui kebutuhan konsumen. 2.Konsep Key Performance Indicator dengan menetapkan tolok ukur keberhasilan organisasi berdasarkan indikator input, proses, outputs, outcomes, benefit dan impacts

3.Indikator Kinerja Utama (IKU) indikator keberhasilan berdasarkan aspek finansial dan non finansial 4.Balance Score Card (BSC) mengidentifikasi keberadaan perusahaan dalam sebuah kartu skor dengan memetakan keseimbangan antara kinerja keuangan dengan non keuangan, jangka pendek dengan jangka panjang, iinternal dan eksternal 5.Inpres No. 7 Thn 1999 membandingkan kinerja aktual dengan rencana atau target dan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya 6.Perkalan No. 239 Tahun 2003 dengan model PKK dan PPS 7.Permenpan 29 Thn 2010 dengan model PK saja

1.Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi. 2.Merumuskan indikator dan ukuran kinerja. 3.Menetapkan target kinerja. 4.Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. 5.Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas)

1. Perencanaan strategik 2. Penetapan Indikator Kinerja 3. Mengembangkan Sistem Pengukuran Kinerja 4. Penyempurnaan Ukuran 5. Pengintegrasian dengan Proses Manajemen

 Spesifik (Spesific)  Dapat diukur (Measurable)  Dapat dicapai ( Attainable)  Sesuai dengan kinerja atau hasil yang diukur (Relevan)  Berjangka waktu tertentu (Time bound);  Dapat dipantau dan dikumpulkan (Trackable)

13

 Menilai capaian secara kuantitatif setiap indikator kinerja bagi setiap sasaran  Memberikan pemahaman bahwa pengukuran kinerja tidak hanya difokuskan kepada indikator inputs saja,  Memberikan dasar pengukuran dan evaluasi kinerja yang lebih sistematis, terukur, dan dapat diterapkan.

Sasaran StrategisIndikator KinerjaTargetRealisasi % Tk Capai an (1)(2)(3)(4)(5) Tersedianya alumni diklat administrasi yang terdidik dan terlatih. Jumlah SDM eselon IV yang lulus atau selesai mengikuti diklat PIM Tk. IV 30 Orang 100% Jumlah CPNS yang lulus atau telah mengikuti diklat prajabatan 300 Orang 100 % PENGUKURAN KINERJA

PERFORMANCE GAP ANALYSIS semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus: Persentase CAPAIAN = Realisasi TARGET X 100 %

PENGUKURAN KINERJA semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan rumus:: Persentase tingkat capaian = 2 x Target - Realisasi Target X 100 % PERFORMANCE GAP ANALYSIS

18 1.Perumusan Indikator Kinerja tidak SMART (Spesific, Measurable=terukur, Achievable= dapat dicapai, Relistic dan Timely= tepat waktu). 2.Perumusan (uraian) sasaran tidak terukur, tidak fokus. 3.Tidak adanya keselarasan antara uraian sasaran dengan indikatornya 4.Sistem pengumpulan data kinerja belum dibangun. 5.Data tidak tersedia/tidak di up date. 6.Tidak ingin atau tidak berani menghadapi kenyataan bahwa kinerjanya (organisasi, individu) memang kurang. 1.Perumusan Indikator Kinerja tidak SMART (Spesific, Measurable=terukur, Achievable= dapat dicapai, Relistic dan Timely= tepat waktu). 2.Perumusan (uraian) sasaran tidak terukur, tidak fokus. 3.Tidak adanya keselarasan antara uraian sasaran dengan indikatornya 4.Sistem pengumpulan data kinerja belum dibangun. 5.Data tidak tersedia/tidak di up date. 6.Tidak ingin atau tidak berani menghadapi kenyataan bahwa kinerjanya (organisasi, individu) memang kurang. PENGUKURAN MENJADI SULIT BILA: PENGUKURAN MENJADI SULIT BILA:

 Membandingkan kinerja tahun ini dengan kinerja tahun lalu.  Membandingkan kinerja tahun ini dengan berbagai standar yang diturunkan dari pemerintah pusat atau dari daerah sendiri.  Membandingkan kinerja unit atau seksi yang ada pada sebuah departemen dengan unit atau seksi departemen lain yang menyediakan jasa layanan yang sama.  Membandingkan dengan berbagai ketentuan pada sektor swasta.  Membandingkan semua bidang dan fungsi yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dengan bidang dan fungsi yang sama pada pemerintah daerah lain

20