Menyebutkan sifat-sifat operasi pecahan Menjelaskan berbagai sifat operasi hitung yang melibatkan pecahan Menentukan hasil operasi hitung bilangan pecahan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Advertisements

Matriks Definisi Matriks adalah kelompok bilangan yang disusun dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom.
GRUP Zn*.
Penulisan Dalam Bentuk Matriks Eliminasi Gauss
PENERAPAN BILANGAN BULAT DAN PECAHAN
Bab 4 vektor.
Perhatikan aturan Kartu Positif (+) Kartu Negatif (-) Jika kartu (+) bertemu kartu (-) hasilnya NOL (0) + = NOL (0)
Bab 3 MATRIKS.
KELOMPOK 6 Nama Kelompok : 1.Ratih Dwi P ( )
SISTEM BILANGAN RIIL Pertemuan ke -2.
OLEH Fattaku Rohman,S.PD
ALJABAR LINIER & MATRIKS
SMK NEGERI 4 SURAKARTA (RSBI) TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Oleh: Yuli Prihantini.
BAB II PECAHAN II.1. Pecahan Desimal. Pecahan desimal tersusun atas
BILANGAN BULAT.
PERTEMUAN 2 BILANGAN BULAT Departemen Agama Republik Indonesia.
Standar Kompetensi : Memecahkan Masalah Berkaitan Dengan Konsep Operasi Bilangan Real Kompetensi Dasar : Menerapkan Operasi Pada Bilangan Real Indikator.
PERTEMUAN 1.
MATRIKS. Definisi: Sebuah Matriks adalah sebuah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan di dalam susunan tersebut dinamakan.
Pertemuan 2 (Bilangan Asli) .::Dra. Endang M. Kurnianti::.
BILANGAN BULAT Bilangan Bulat Operasi Hitung pada Bilangan Bulat
MATEMATIKA 4 TPP: 1202 Disusun oleh
BILANGAN BULAT.
Bilangan Bulat By: Novika Anggrieni, S.Pd.
BILANGAN BULAT.
BILANGAN BULAT DAN OPERASI +, -, x, : BESERTA PEMBELAJARANNYA
Menerapkan Operasi pada Bilangan Real l
Dosen Pembimbing Gisoesilo Abudi
Domino Matematika Pecahan
Penjumlahan dan Perkalian pada bilangan cacah
Bilangan Bulat dan Pecahan
BILANGAN BULAT Oleh Ira Selfiana ( )
PERTIDAKSAMAAN.
Aljabar linear pertemuan II
BAB 6 PERTIDAKSAMAAN.
Bilangan Real.
Determinan suatu matriks A didefinisikan sebagai :
Maya Nurlastyaningtyas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pertemuan 2 (Himpunan Bilangan) .::Erna Sri Hartatik::.
Sistem Bilangan Bulat.
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT
MATRIKS.
BILANGAN.
GRUP BAGIAN.
BAB II MATRIKS.
BILANGAN BULAT OLEH: AINNA ULFA NST PENDIDIKAN MATEMATIKA
Perpangkatan dan Bentuk Akar
MATRIKS.
Pertemuan 2 (Bilangan Asli) .::Dra. Endang M. Kurnianti::.
Invers Matriks FadjarShadiq,.
ALJABAR LINIER & MATRIKS
NOER ZILLA AYU WIDIYASARI PMTK / / 6e
FKIP MATEMATIKA UMS 2013 MATH IS FUN... TRI SUNARNI (A )
PERTEMUAN II Nur Edy, PhD.
Jika dirubah menjadi bentuk pecahan desimal,
BERI ISMARNI, S. Pd SMK Negeri 1 Bandar Baru Pidie Jaya Kelompok 7
Bilangan Pecahan Kelas VII Surasta Sari Dewi SMP Negeri 6 Banda Aceh Kompetensi Inti: KI.1, KI.2, KI.3, KI.4 Kompetensi.
NAMA : fitria choirunnisa
BILANGAN BULAT By_hidayati (a ).
Prinsip-prinsip Belajar
DETERMINAN & INVERS MATRIKS ORDO 2 X 2.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Perkalian & Pembagian Pecahan
Urutan Bilangan Bulat.
FAKTORIAL.
Operasi Baris Elementer
Jika dirubah menjadi bentuk pecahan desimal,
Puisi. Harus membuat puisi.
1. 2 Bilangan Bulat Pengertian Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif dan bilangan cacah, ditulis:
LOGO SISTEM BILANGAN Pertemuan ke-2 by: Choirul Umam Mujaddi.
Transcript presentasi:

Menyebutkan sifat-sifat operasi pecahan Menjelaskan berbagai sifat operasi hitung yang melibatkan pecahan Menentukan hasil operasi hitung bilangan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan pecahan

Pesdik dapat menggenal sifat-sifat pada operasi pecahan Pesdik dapat menjumlahkan pecahan Pesdik dapat mengurangkan pecahan Pesdik dapat mengalikan pecahan Pesdik dapat membagi pecahan Pesdik dapat menggunakan konsep operasi pecahan dalam menyelesaikan masalah nyata

Artinya, jika a, b adalah pecahan maka a+b=c atau a-b=c, c adalah pecahan Contoh:  ¼ + ½ = ¾ di mana kita ketahui bahwa ¼ dan ½ merupakan bilangan pecahan dan ¾ juga merupakan bilangan pecahan.  ¾ + (– ½) = ¼ Kita ketahui bahwa bilangan ¾ dan – ½ merupakan bilangan pecahan dan bilangan ¼ juga merupakan bilangan pecahan.

untuk setiap bilangan pecahan a dan b, selalu berlaku a + b = b + a”. Contoh a. ½ + ¾ = ¾ + ½ = 5/4 b. (–5/6) + ½ = ½ + (–5/6) = – 2/6 = – 1/3

untuk setiap bilangan pecahan a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b + c). Contoh (3/5 + (–6/5)) + 7/5 = –3/5 + 7/5 = 4/5 => 3/5 + ((–6/5) + 7/5) = 3/5 + 1/5 = 4/5 Jadi, (3/5 + (–6/5)) + 7/5 = 3/5 + ((–6/5) + 7/5)

Untuk sebarang bilangan pecahan a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a. Contoh 7/5 + 0 = 0+7/5 = 7/5

Invers suatu bilangan pecahan artinya lawan dari bilangan pecahan tersebut. Suatu bilangan dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya) merupakan unsur identitas yaitu 0 (nol). Invers dari bilangan pecahan a adalah bilangan pecahan –a, sedangkan invers dari bilangan pecahan –a adalah bilangan pecahan a. Dengan kata lain, untuk setiap bilangan pecahan selain nol pasti mempunyai invers, sedemikian sehingga berlaku a + (–a) = (–a) + a = 0. Contoh 3/5 +(-3/5)= (-3/5) + 3/5 = 0

Dalam ruangan perpustakaan terdapat 40 siswa, 20 siswa membaca puisi, 15 siswa membaca novel, sedangkam sisanya membaca surat kabar. Pesentase siswa yang senang membaca koran adalah… a. 5% b. 37,5% c. 12,5% d. 50%